I'm not mad. I'm hurt

4.2K 413 40
                                    

Haechan termenung diatas kasur lantainya, matanya menatap lurus kearah pigura kecil yang terdapat diatas meja berukuran mini dibawah cermin gantung.

ia masih tidak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan tadi.

tidak peduli jika ia telah membuat orang tersayang nya menangis akibat ulahnya.

semua rasa sakit yang mereka berikan tidak ada apa apanya dibanding perlakuan nekat yang ia lakukan.

muak, jenuh, lelah. itulah yang sekarang Haechan rasakan.

"aku lelah, aku ini bukan hewan yang bisa di perlakukan semena mena."

CEKLEK

suara pintu terbuka, menampilkan wajah sembab Jaehyun.

"boleh hyung masuk?"

"jika untuk memarahiku, mending tidak usah." ucap Haechan datar membuat Jaehyun salah tingkah.

Jaehyun tertegun mendengar nada Haechan yang sangat asing di pendengaran nya.

"hey kau salah paham." Jaehyun mencoba menenangkan Haechan.

"keluar dari sini, kau pernah mengatakan jika tidak level berada ditempat usang seperti ini."

Jaehyun merutuki mulutnya yang berbicara asal pada adik nya dahulu.

tidak ada pilihan lain selain keluar dari kamar Haechan, ia tidak ingin Haechan semakin marah padannya.

Jaehyun sadar posisi, Haechan tidak sebaik yang ia kira, meskipun pria kecil itu hanya diam ketika digunjing namun jiwa dan raga anak itu terguncang hebat.

meninggalkan luka dan lara tersendiri untuk nya. bahkan trauma yang dialami, Jaehyun yakin membekas dalam ingatan.

aaaahhh malang sekali nasib Haechan.

.

.

.

"tidak usah mengasihani ku." ucap Haechan pada Soobin yang melihatnya dengan tatapan kasihan.

hari ini Soobin, Jay dan Haechan memiliki rencana bermain bersama menikmati weekend.

"tidak usah merasa bersalah karena tidak bisa melindungi ku, aku sudah terbiasa hidup seperti ini, sebelumnya aku juga baik baik saja bukan?"

Jay menghela nafasnya pelan. mengelus punggung Haechan dengan halus.

namun dielusan yang ke tiga, Haechan berjingat sembari menahan perih.

Jay terperanjat melihat nya, "ada apa? mana yang sakit?"

Soobin yang menotice sesuatu langsung menyingkap kaos punggung Haechan dan betapa terkejut nya ia ketika mereka melihat ada banyak luka cambuk disana.

luka yang belum kering bahkan masih terdapat darah yang mengucur keluar.

mereka pastikan bahwa haechan belum mengobati luka itu pagi ini.

 "kau bodoh atau bagaimana? kenapa tatap datang kesini disaat tubuhmu tidak baik baik saja? kau bisa beristirahat Haechan." Jay menangis sambil menggenggam tangan Haechan.

hati Jay itu selembut sutra, sedikit saja Haechan terluka maka anak itu akan menangis tersedu. membuat Soobin harus mengurus dua bayi sekaligus.

"jangan menangis, kita bawa Haechan ke rumah sakit." ujar Soobin namun mendapat penolakan dari Haechan.

"tidak perlu, aku benar benar baik baik saja."

"jangan keras kepala Haechan."

"bawa aku ke kantor Bright hyung saja, aku lebih nyaman berada disana."

intact but fragile ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang