💠 Saat Sakit

122 20 0
                                    


Mingi hanya memiliki beberapa momen dimana dia harus mendiamkan dirinya di tempat tidur karena sakit, mendapat satu kehadiran Ayah dan Ibu diantara memori yang dimilikinya. Hanya menerima kata bahwa dia baik dan tidak seharusnya melebihkan kondisi saat dia mengadukan sakit.

Memori ini yang membuat Mingi mengabaikan pening di kepala dan tidak nyaman di tubuhnya saat dia menghabiskan sarapan dengan Seonghwa, hanya membaringkan diri dalam selimut saat Seonghwa telah meninggalkan apartemen. Menggelungkan tubuh dan berusaha lelap.

Tidak mudah untuk melelapkan diri dengan rasa tidak nyaman pada tubuhnya, saat ini dia terbangun karena mendengar suara pintu.

"Mingi," Suara Seonghwa membuat Mingi berusaha mendudukkan diri dengan pening yang masih menambah berat pada kepalanya

"Seonghwa-Hyung," Uh, Mingi merasakan gatal pada tenggorokannya dan menyadari suaranya memiliki perbedaan dari biasanya

"Kau baik?" Seonghwa memperlihatkan khawatir pada laki-laki yang lebih muda, menyimpan tas pada rak sepatu sebelum melangkah

"Iya" Mingi mengerutkan dahi dengan dalam saat dia menyadari suara yang mengkhianati jawabannya, melihat Seonghwa menghampirinya

"Mingi, kelihatan seperti kau tidak merasa baik" Tangan Seonghwa menyentuh sisi wajah Mingi, memberi kesan sejuk pada Mingi

"Kau memiliki tangan yang dingin" Mingi menekan sisi wajahnya pada tangan Seonghwa yang tidak memburu untuk melepaskan dirinya

"Dan kau memiliki tubuh yang panas, dalam arti sebenarnya" Seonghwa menaruh tangan lainnya pada sisi wajah Mingi, menimbulkan senyum

"Aku baik" Mingi tahu dia memiliki suhu tidak biasa dan merasakan tubuh mengalami gemetar dari dia meninggalkan selimut, tapi dia baik

"Kau tidak baik, Mingi" Mata Seonghwa tidak meninggalkan Mingi, hanya memiliki sorotan khawatir saat Mingi mempertemukan tatap

"Ini bukan waktu pulangmu, aku pikir" Mata Mingi mengerjap selagi dia memalingkan pandangan, berusaha menemukan jam dan waktu

"Ada dokumen yang diperlukan" Jawab Seonghwa membuat Mingi membulat mulut, sepenuhnya memahami kata dari si lebih dewasa

"Oh. Kau ingin aku membantumu untuk mencari?" Tangan Seonghwa meraih tangan Mingi sebelum dia dapat mengambil langkah menjauh

"Tidak, aku akan menghubungi Hongjoong untuk menangani ini" Kata Seonghwa mendapat perhatian Mingi, diam sejenak untuk memahami

"Menangani apa?" Menemukan buntu dari usaha memahami kata Seonghwa, Mingi melemparkan tanya karena dia berusaha paham

"Pekerjaan. Aku tidak akan meninggalkanmu pada saat ini" Seonghwa mengatakan ini dengan mata yang tidak meninggalkan Mingi.

Pening mengganggu kepalanya, tapi Mingi memikirkan dia menangis karena kesan hangat yang diperlihatkan Seonghwa saat mengetahui dia sakit. Menangis seperti anak kecil dan menerima peluk Seonghwa.

Mingi hanya mengingat dirinya merasa nyaman dalam peluk Seonghwa pada tahapan dirinya kembali melelapkan diri, hanya terbangun untuk menerima suap dari sup ayam dan obat yang diberikan Seonghwa.

.

Biasa menemukan situasi hening dan sendiri saat dirinya mengalami sakit, namun Mingi mengerutkan dahi selama beberapa detik karena kamar yang ditempatinya bukan kamarnya selama bertahun. Tidak lagi mengerutkan dahi saat dia menyadari ini merupakan kamarnya dan Seonghwa.

Kakinya meninggalkan tempat tidur dan mengambil langkah dengan perlahan, hanya menemukan suasana tenang dan penerangan yang temaram pada unit apartemen hingga dia mendiamkan langkahnya di pintu kamar. Matanya menemukan Seonghwa yang serius menatap laptop.

CaimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang