💠 Tenang

85 12 2
                                    


Sejenak Seonghwa memikirkan masa lalu dimana Mingi menimbang apa yang harus dia lakukan saat mereka menghabiskan waktu, lama melihat orangtuanya sebagai contoh pernikahan yang tidak sehat hingga dia memuntahkan banyak kata dengan tak mudah. Tapi Mingi menunjukkan mudah untuk membagikan pikir dan menempati sisinya pada saat ini.

Seonghwa pun menyadari rendah diri yang dirasakan Mingi mengenai anak, mengetahui Mingi masih membiasakan diri dengan pernikahan dan akan memerlukan waktu hingga dia menyamankan diri terhadap ide mereka memiliki anak. Pikir Seonghwa, Mingi merupakan sosok baik dalam memperhatikan anak, tapi dia tak akan mendorong andai lain tak nyaman.

Mingi menempatkan diri di sisi sebelum dia menaruh kepalanya pada pangkuan Seonghwa, melihat Seonghwa yang telah menatapnya.

"Kau ingin mengunjungi tempat penampungan hewan?" Seonghwa bertanya

"Seonghwa-Hyung telah memiliki waktu?" Mata Mingi menunjukkan antusias

"Iya" Bibir Seonghwa tidak menyembunyikan gemas pada ekspresi wajah sang pasangan hidup

"Bagus" Mingi pun menempatkan senyuman besar di wajahnya, jujur dengan perasaan senang

"Kau tahu, aku tidak akan memasalahkan pilihanmu" Kata Seonghwa mengerutkan wajah Mingi

"Ini bukan mengenai pilihanku" Balas Mingi seraya mendudukkan diri, menunjukkan serius

"Lalu?" Seonghwa mengunci perhatiannya pada laki-laki lebih muda dari dirinya

"Aku membicarakan hewan yang memilih kita" Mingi menjawab, serius masih ada di wajah

"Oh, aku pikir aku mendengar ini" Kepala Seonghwa melakukan angguk, dapat memahami

"Kau dan aku harus menemui mereka untuk mengetahui siapa yang menginginkan kita" Mingi menjelaskan

"Begitukah?" Tanya Seonghwa mendapatkan angguk antusias dari Mingi, menggelitik sudut bibirnya

"Um. Aku ingin mereka, tapi mereka pun harus menginginkan kita" Percaya diri dari Mingi

"Kau sungguh merupakan sosok manis" Tangan Seonghwa menyentuh surai halus milik Mingi

"Aku merupakan sosok manis?" Mingi melemparkan tanya seakan dia belum mengetahui situasi ini

"Mingi-ku sungguh manis lagi baik hati" Seonghwa menyentuh sisi wajah dari pasangan hidupnya

"Hyung, kau terlalu melebihkan" Terkesan menolak, tapi Seonghwa melihat kulum senyum di bibir

"Dan kau tidak menyenanginya?" Pertanyaan ini meluaskan senyum di bibir laki-laki yang lebih muda

"Aku senang" Mingi membiar tawa lolos dari bibir, turut memenuhi Seonghwa dengan rasa senang

"Maka, tak ada masalah selama Mingi-ku merasa senang" Seonghwa turut meloloskan tawa kecil

"Hyung, aku mencintaimu" Tangan Mingi turut membingkai sisi wajah milik Seonghwa

"Kau tahu aku pun mencintaimu" Seonghwa hanya meluruskan tatap matanya pada Mingi.

Mingi memiliki kesan gugup dan Seonghwa tidak mengetahui apa yang membuat lainnya merasa gugup, tak memiliki kesempatan tapi menerima jawab saat lainnya menghapuskan jarak.

Tidak biasa menemukan Mingi sebagai pihak yang memulai ciuman, Seonghwa membiar sudut bibir meninggi selagi dia memberi balas dan merasakan tawa dilepaskan oleh lainnya.

"Senang?" Seonghwa menyenangi ekspresi wajah, pun suara tawa milik Mingi yang mengisi ruangan

"Um" Mingi melakukan angguk daripada memberi jawab dengan jelas, kepayahan dalam mengatur napas.

CaimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang