💠 Pembicaraan Sulit

98 16 0
                                    

Seonghwa memperhatikan interaksi yang dilakukan Mingi dengan anak kecil saat mereka melakukan belanja, ingat usahanya dan Mingi dalam menenangkan anak kecil yang terpisah dari Ibu. Mingi memperlihatkan senyuman lebar saat anak kecil itu memberi pamit dengan sang Ibu di sisinya.

Momen dimana Mingi menemani ponakan dan melakukan permainan pun merupakan momen manis lagi menggemaskan, tapi tidak ada yang pernah membawa pembicaraan mengenai anak diantara Seonghwa dam Mingi. Masih menikmati waktu sebagai pasangan, menurut teman Mingi.

Tapi ini merupakan pembicaraan yang tidak dapat dihindarkan sebagai pasangan menikah, menemukan Ibu Seonghwa memulai bicara.

"Mingi, kau memperhatikan anak kecil dengan baik" Ibu Seonghwa memulai bicara saat mereka selesai melakukan makan malam

"Benarkah?" Mingi membalas dengan senyum, bukan seseorang yang baik dalam menyembunyikan perasaan senang akan pujian

"Iya. Kau sungguh baik dalam menemani dan memberi perhatian" Kata Ibu Seonghwa, hanya memiliki kesan menenangkan dalam bicara

"Aku tidak memikirkan aku melakukannya dengan baik" Seonghwa tidak meyakini emosi yang ingin diperlihatkan Mingi, kelihatan rumit

"Kelihatan siap untuk memiliki anak. Kalian telah merencanakan adopsi?" Ibu menyelisihkan tatapnya diantara Seonghwa dan Mingi

"Kami belum membicarakannya" Seonghwa memberi jawaban saat Mingi pun mengarahkan tatap, tidak tahu harus membalas apa

"Mereka mungkin menginginkan waktu sebagai pasangan" Suara Ayah dapat didengar, melibatkan diri dalam percakapan seusai makan

"Benar. Kita pun memerlukan waktu untuk mulai membicarakan anak" Kelihatan Ibu dapat memahami apa yang dimaksud oleh Ayah

"Tidak perlu memberi desakan pada mereka" Ayah memberi tegur pada Ibu yang lekas menggerakkan tangan untuk membantah pikirnya

"Aku hanya ingin tahu" Kata Ibu, tidak setuju dirinya dikatakan memberi desakan pada sang putera dan menantu yang paling disayangnya

"Ibu tidak memiliki maksud untuk mendesak, aku memahaminya" Kata Mingi dengan senyum, Seonghwa dapat merasakan berat dari senyum

"Lihat, Mingi yang manis dan baik hati ini dapat memahami aku" Bibir Ibu membentuk senyum karena Mingi yang menempatkan diri di sisi

"Kau dapat mengatakan saat kau merasa tidak nyaman" Seonghwa memperhatikan tangan Mingi yang berdiam dengan canggung di meja

"Hanya, kami sungguh belum membicarakannya" Mata Mingi mengarah pada Ibu Mertua maupun Ayah Mertua, menahan garis senyumannya

"Kalian akan membicarakannya?" Ibu memiliki nada penuh semangat, membuat siapapun akan merasa sulit untuk mengatakan 'tidak'

"Sayang," Ayah memanggil sang pasangan hidup seperti dia berusaha mengingatkan Ibu dari memberi desakan dengan cara tidak langsung

"Aku tidak mendesaknya" Kata Ibu yang menunjukkan sikap bahwa dia tidak memahami mengapa dirinya disalahkan oleh pasangan hidupnya

"Tidak. Aku tidak memikirkan kami akan melakukan bicara mengenai anak" Tidak menemukan Mingi akan berkata, Seonghwa kembali bicara

"Oh," Ibu memperlihatkan sedih pada wajahnya, dan sejenak Seonghwa menyadari Mingi memiliki kesan tidak mudah dan merasa bersalah

"Dan kau mengatakan kau tidak mendesak mereka" Ayah menaruh tawa seperti dia menemukan Ibu mengatakan lelucon yang menghibur

"Aku tidak mengatakan apapun untuk mendesak mereka" Kata Ibu, masih memperlihatkan kesan sedih pada wajahnya

CaimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang