𝘿𝘼𝘿𝘿𝙔𝙎𝙐𝙆𝙀 [ ($) ] ᴍʏ ꜱᴜʟᴛᴀɴ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ

Trouble

“Aah… sorry (y/n), aku engga tau kalau cafénya tutup.” Daisuke memajukan bibir bawahnya, cemberut. Kedua tangannya yang sibuk memasukkan oleh-oleh ke dalam tas jatuh lunglai disisi badannya.

(Y/N) tertawa kecil dan menggeleng. “Ga papa Dai, lagian waktunya juga habis buat beli ini.” Ia menunjuk setumpuk buah tangan.

Cemberut di wajah Daisuke belum menghilang. Ia menjatuhkan diri dipangkuan (y/n) dan menatap wajah istrinya dari bawah. Tangannya terulur dan memainkan pipi (y/n) dan mencari rasa kecewa di mata istrinya.

Tepat saat itu, hp Daisuke berdering. Setelah mengehela nafas panjang, ia menekan tombol panggilan dan mendekatkan hp ke telinga.

“Eh?” Perhatian (y/n) teralih ke postur Daisuke yang tiba-tiba berdiri dan menaruh telapak tangan ke rambut. Matanya terbelalak dan menatap ke luar jendela panik. “Kenapa bisa gitu? Bukannya udah dicek dari kemarin?”

Daisuke hampir enggak pernah berbicara dengan nada tinggi, terakhir kali (y/n) mendengarnya, ketika Daisuke kehilangan jejak buronan yang menghilang selama lebih dari satu bulan. Gerakan tangan (y/n) terhenti, ia menatap Daisuke khawatir dan menunggu panggilan telfon itu berakhir.

“Kita engga bisa pakai pesawat pribadi.” Daisuke melempar hp ke atas sofa. “baling-balingnya rusak.”

“Penyebabnya?” (y/n) bertanya pelan.

“Petugas yang ada di bandara engga sengaja nabrak burung di udara pas lagi uji kelayakan pesawat kita buat terbang. Burungnya kejebit dibaling-baling bagian kiri pesawat dan rusak. Perbaikannya lama, sekitar 4 hari.” Daisuke memijat pelipis. “Gimana dong.”

Baik (y/n) dan Daisuke, engga ada yang mau rencana liburan mereka batal. Karena bekerja di departeman detektif dan kepolisian, jarang sekali bisa dapat cuti. Daisuke mati-matian menyelesaikan semua tugasnya dan mencari pangganti baru sementara.

“Yaudah, kita pakai pesawat regular aja.” (y/n) menaruh telapak tangan di dagu. “Kita kan bisa beli kursi first class sesuai selera kamu Dai.”

Daisuke mengedipkan mata. Benar juga. Senyum langka Daisuke merekah, ia langsung menyambar laptop.