7. Pengakuan

174 11 4
                                    

3 hari setelah kejadian menyebalkan di rooftop itu, Dal Mi benar-benar memutuskan komunikasinya dengan Pak Han. Sekali lagi dia ingin meyakinkan dirinya sebelum mengambil tindakan apapun. Tapi di sisi lain Dal Mi juga sangat kesal karena 3 hari ini Pak Han juga tidak menghubunginya sama sekali. Apakah dia benar-benar sesibuk itu, ataukah karena wanita itu selalu menempel padanya dan membuatnya melupakan Dal Mi.

"Seo Dal Mi, bukankah sudah sangat jelas kau mencintai siapa sekarang? Kenapa tak kau datangi dia dan nyatakan perasaanmu?!"
Batinnya menggumam.

"Seo Dal Mi, kau harus memikirkan dulu dengan sangat baik, apakah Do San sudah benar-benar tak berarti untukmu? Apakah Do San sudah benar-benar kau lupakan? Jika ya, bereskanlah dulu segala urusanmu dengan dia. Baru kau bisa melanjutkan langkahmu bersama Pak Han." sisi lain hatinya berkata seperti itu.

Huuuh baiklah, aku tidak bisa seperti ini terus.
"SEMANGAT SEO DAL MIII!!!" ucapku bersemangat.

"Hya Seo Dal Mi! Jangan teriak-teriak di dalam rumah! Kau mengagetkanku saja!" teriak Nenek dari dapur.

Dal Mi tersenyum sendiri karena teriakannya yang sudah mengagetkan neneknya.

Pagi ini Dal Mi sudah mantap mengambil keputusan. Dia bekerja dengan penuh semangat. Di kantor pun semangatnya meluap-luap sampai pegawai-pegawainya keheranan. Sa Ha yang sudah tahu alasan kenapa CEOnya bersikap seperti itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya.

Sore itu,
"Do San ah, tolong belikan aku kopi. Lalu temui aku. Aku tunggu di rooftop."

Do San kaget dan bingung kenapa Dal Mi tiba-tiba begitu. Tapi dia juga senang karena mereka sudah lama tidak menghabiskan waktu berdua.

"Ini kopimu."

"Terima kasih."

Do San mengambil tangan Dal Mi lalu menggenggamnya. Dal Mi membiarkan hal itu. Dia sangat yakin sudah mengambil keputusan yang tepat saat hatinya tidak bereaksi karena tindakan Do San.

"Minggu ini benar-benar melelahkan." ucap Do San membuka percakapan, walau dalam hatinya gundah karena genggaman tangannya tak dibalas oleh Dal Mi.

"Hmm.. Kau benar."

"Dal Mi ya, sudah lama bukan kita tidak berduaan seperti ini?"

Dal Mi hanya tersenyum mendengarnya.

"Do San na,"

Sebelum Dal Mi berhasil mengungkapkan kalimatnya tiba-tiba Do San menarik Dal Mi ke pelukannya.

"Aku benar-benar merindukanmu."

"Do San ah.."

Do San melepaskan pelukan itu, lalu tangan kanannya mengusap pipi Dal Mi, wajahnya perlahan-lahan mendekat ke wajah Dal Mi.

Sedangkan di pintu masuk rooftop ada seorang laki-laki yang sedari tadi berdiri mematung melihat pemandangan di depannya. Hingga saat Do San mengelus pipi Dal Mi, ia merasa tak sanggup lagi dan langsung berbalik meninggalkan tempat itu.

🐰

Tok tok tok

Dal Mi mengetuk pintu ruangan Ji Pyeong. Saat ia membukanya, ia tak melihat sosok yang ia cari di meja kerjanya. Park Dong Chun yang melihat ia datang langsung mengampiri.

"Seo Daepyo, apa kau mencari Pak Han?"

"Ah iya benar Dong Chun ssi, apa dia masih di kantor?"

"Tadi dia berangkat menuju Incheon, katanya ada hal yang harus dibereskan disana, dan dia bilang akan langsung pulang setelah urusannya selesai."

Cintaku, Untuknya? Atau Untukmu? (Start Up FanFiction, JiDal Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang