"Menikahlah denganku, Seo Dal Mi."
"Hmm? Kau melamarku sekarang?"
"Belum secara resmi, Nona Seo, aku ingin menanyakan dulu kesediaanmu." jawab Ji Pyeong sambil memegang kedua tangan Dal Mi.
"Hmm.. Bagaimana yaa.. Apa aku harus menerimamu? Apa kita harus menikah dalam waktu dekat? Wahh sepertinya tidak, aku sedang ada proyek besar. Atau nanti saja menikahnya saat Tarzan sudah launching ya" goda Dal Mi
"Dal Mi ya......." Ji Pyeong merajuk
"Hahahaha iiihhh aku gemas jika kau sudah menunjukkan ekspresi itu. Tak sesuai dengan jabatanmu tau!"
"Jangan mengubah pembicaraan.. Apa kau sudah memikirkan masa depan?"
"Tentu saja. Aku memikirkan akan seperti apa jika aku menikah, punya anak, tapi juga tetap mengejar mimpi-mimpiku."
"Apa aku ada di dalam rencana-rencana itu?"
"Hmm.. Bagaimana yaa.."
Kali ini Ji Pyeong mengerutkan wajahnya, ekspresinya terlihat sangat sedih.
"Hahahah sayaang kau ini kenapa.. Malam ini kau aneh sekali.. Tentu saja aku memikirkan semua itu dengan dirimu sebagai pasanganku. Bagaimana bisa aku memikirkan akan menikah dengan orang lain?"
Ji Pyeong tersenyum lagi.
"Entahlah, malam ini rasanya aku tak ingin berpisah denganmu.""Kan tadi sudah kuajak untuk ke apartemenmu saja. Tidak perlu jauh-jauh ke Gapyeong. Aku bisa memelukmu sampai kau tertidur."
"Jika tadi aku mengajakmu ke apartemenku, aku tidak yakin bisa menahan diri seperti sebelumnya." ujar Ji Pyeong setengah berbisik sambil menundukkan wajahnya.
Dal Mi tersenyum. Ternyata itu alasannya. Ji Pyeong lebih memilih mengajaknya jauh-jauh ke Gapyeong hanya untuk menguasai diri agar tidak melawan prinsipnya untuk tidak melewati batas.
"Ji Pyeong ssi, ayo kita menikah"
Ji Pyeong terhenyak, lalu memandang wajah Dal Mi.
"Kau serius?"
Dal Mi mengangguk yakin, lalu berkata
"Tapi, bukankah kau pernah bilang akan melamarku dengan cara yang tidak bisa aku lupakan? Apakah cara ini yang kau maksud?""Bukan. Tentu saja bukan. Kau tunggu saja ya. Sebentar lagi, hanya sebentar lagi hari itu akan datang." jawab Ji Pyeong sambil menarik Dal Mi ke pelukannya.
"Baiklah. Aku akan menunggu hari itu datang."
🐰
Ji Pyeong membuka kegiatan seleksi akhir Start Up pagi ini. Tidak akan ada peserta yang tidak mendapatkan tim, semua sudah diperhitungkan oleh Ji Pyeong dan tim juri. Akan ada 10 kelompok perusahaan yang terbentuk, untuk kemudian dipilih 5 terbaik diantaranya.
Menjelang jam istirahat makan siang, Min Jae tiba-tiba mendekati Ji Pyeong yang sedari tadi berdiri di belakang aula, memperhatikan para peserta dari jauh. Tadi sebenarnya Ji Pyeong ditemani oleh direktur Yoon, tapi kemudian beliau pamit untuk kembali ke ruangannya lebih dulu. Kini Ji Pyeong sendirian.
"Pak Han, anda tidak istirahat?" tanya Min Jae serasa mendekatinya
"Sebentar lagi."
"Aku sudah punya tim yang hebat. Aku akan membuktikan pada anda bahwa aku layak masuk ke Sandbox."
"Ya. Selamat berjuang"
"Apa anda selalu bersikap sedingin ini pada orang yang tidak akrab dengan anda?"
Ji Pyeong akhirnya melirik gadis itu,
"Apa anda selalu setidaksopan ini pada orang yang baru anda temui beberapa kali saja, Park Min Jae daepyonim?" jawab Ji Pyeong tajam. Tapi sepertinya gadis itu tidak ingin menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku, Untuknya? Atau Untukmu? (Start Up FanFiction, JiDal Version)
RomanceSebagai tim #jidal yg gagal move on sampai sekarang, aku mau coba bikin FF cerita jidal sesuai imajinasiku yaa.. yang masih setia jadi tim #hanjipyeong garis keras, boleh sini ngumpul baca FFku, semoga suka.. yang pasti, jidal akan happyend di FF ku...