23. Morning Sickness

128 10 1
                                    

Dal Mi duduk tegak menyenderkan kepalanya ke bantal yang ia berdirikan dengan Ji Pyeong yang tertidur di pahanya. Ji Pyeong masih menangis haru saat melihat foto USG itu. Dia masih tak percaya Dal Mi akhirnya hamil dan bahkan janin yang dikandungnya calon anak kembar.

"Kapan kau ke dokter sayang?"

"Tadi saat dirumah Nenek, aku masih saja memuntahkan semua makanan yang aku makan. Awalnya aku tidak curiga apa-apa tapi saat Ibu menanyakan kapan terakhir kali aku datang bulan baru aku merasa curiga. Datang bulan terakhirku sekitar 3 minggu sebelum kita berangkat ke Kanada."

"Ah kau benar. Bahkan selama di Kanada kita terus melakukannya jika ada kesempatan. Aku juga tidak fokus pada jadwal datang bulanmu karena jadwal kita sangat padat beberapa minggu ke belakang."

"Kau benar sayang,"

Ji Pyeong lalu menoleh dan mencium perut Dal Mi. Tangan kirinya mengelus lembut perut istrinya.

"Aigoo.. Anak-anak kuat. Kalian bahkan sudah ada disana saat kami terbang ke Kanada dan saat Ibu kalian sangat sibuk kesana kesini. Tumbuhlah dengan sehat dan baik anak-anakku.." ujarnya.

Dal Mi tersenyum haru.

🐰

Ji Pyeong terbangun kaget saat mendengar suara orang muntah-muntah. Dia segera berlari ke kamar mandi untuk melihat istrinya. Dal Mi sedang berjongkok di depan toilet sambil terus muntah-muntah. Ji Pyeong mendekatinya dengan sangat khawatir,

"Sayang.." ujarnya, hanya kata itu yang mampu ia ucapkan.

Dal Mi menoleh padanya kemudian memberikan senyum tipis. Dia merasa rasa mualnya sudah membaik setelah mengeluarkan hampir seluruh isi perutnya. Ji Pyeong lalu membantunya berdiri dan memapahnya ke ranjang.

"Maafkan aku, semalam aku malah ketiduran." kata Ji Pyeong

"Tidak apa-apa. Aku juga semalam langsung tidur. Tapi kemudian tadi saat terbangun rasanya aku ingin minum susu hangat, tapi baru saja meneguk satu kali, rasa mual itu datang lagi."

"Aigoo.. Sayang.. Wajahmu pucat sekali.. Apa yang harus aku lakukan? Ku buatkan madu hangat ya?"

Dal Mi mengangguk. Ji Pyeong segera ke dapur dan membuatkan madu hangat untuk Dal Mi. Ia lalu segera kembali ke kamar. Beruntung segelas madu hangat itu berhasil masuk ke perut Dal Mi tanpa mual mengiringi.

"Kau harus sarapan dulu sebelum kita pergi."

"Hmm? Kita mau pergi kemana memangnya sayang?"

"Aku sudah membuat reservasi dokter kandungan di RS, kita akan memeriksa kandunganmu lagi. Aku ingin mendengar detak jantung mereka, aku ingin berkonsultasi penuh kepada dokter untuk menjagamu selama proses kehamilan ini."

Dal Mi tiba-tiba tersenyum,

"Kenapa kau tersenyum?"

"Kemarin saat Ibu mau membawaku ke klinik, Ibu sempat bilang bahwa nanti jika kau tahu, kau pasti akan langsung membawaku ke dokter kandungan terbaik di rumah sakit terbaik. Dan omongan Ibu terbukti benar hari ini hahah."

Ji Pyeong tersenyum. Ibu dan Nenek Mertuanya sudah sangat mengenalnya.

"Jadi, kau mau makan apa sayang?"

"Hmm.. Tiba-tiba aku ingin roti krim."

"Roti krim?" tanya Ji Pyeong heran

Dal Mi mengangguk,

"Baiklah, tunggu ya, aku keluar sebentar untuk membelikannya untukmu."

"Aku ikut. Kalau tidak pesan antar saja. Aku tidak mau berpisah denganmu."

Cintaku, Untuknya? Atau Untukmu? (Start Up FanFiction, JiDal Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang