dua

46.9K 1.4K 80
                                    

Abi kalo lagi kumisan

Abi kalo lagi kumisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________

Kapan pertama kali kamu masturbasi?

Aku? Aku pertama kali pas aku kelas tiga SMP.

Apa yang nge-trigger kamu sehingga kepikiran masturbasi? Apa yang kalian pikirkan saat masturbasi?

Kalo aku jawabannya satu, Abi.

Tumbuh menjadi anak remaja, entahlah apa yang salah denganku. Aku selalu memikirkan hal-hal aneh ketika melihat Abi, apalagi pas ia telanjang dada, berkeringat, ia terlalu seksi untuk menjadi ayahku. Belum lagi ketika tidur, pikiran-pikiran aneh itu selalu terlintas di benakku.

Aku tidur bareng Abi, tidur di ranjang yang sama. Meski kami tak sedekat itu juga, tak ada pelukan ataupun kontak fisik saat kami berada di tempat tidur. Mungkin Abi ingin memberi aku privasi, ia tahu, aku bukan anak kecil yang bisa ia peluk semaunya. Ia memberi ruang meskipun kami di kamar yang sama. Tapi bagaimana dengan dia?

Abi seorang pria yang sehat, tentu saja punya hasrat seksual. Abi tidak menikah lagi. Entah karena apa alasannya, apakah karena aku atau memang ia belum ingin menikah lagi.

Hidup seorang diri tanpa pasangan, berarti ia harus memuaskan dirinya sendiri. Aku pernah dan kemudian sering mendapati dia bermasturbasi kala aku terbangun dari tidur atau aku sengaja menunggunya hingga ia selesai bermasturbasi. Tidak setiap malam, tapi paling tidak ia lakukan setidaknya dua sampai tiga kali sepekan. Malam jumat adalah malam wajib ia bermasturbasi. Tak pernah satu malam jumat pun terlewati dan itulah waktu yang selalu kutunggu untuk menyaksikan Abi bermasturbasi. Aku pura-pura terlelap tidur hingga kurasakan ada getaran dari ranjang yang kami tiduri. Aku memicingkan mata, melihat Abi di bawah cahaya remang-remang lampu tidur yang menyala. Aku bisa melihat Abi tanpa mengenakan baju, menurunkan celananya ke paha, hingga melihat ia mengocok kontolnya yang bisa kulihat di bawah cahaya remang-remang itu terlihat besar.

Aku sangat menikmati pemandangan itu, selayaknya aku menonton bokep tapi ini versi live actionnya. Aku bisa mendengar desahan nafas Abi yang tak beraturan, bisa mendengar suara gesekan antara tangan dan kontol Abi. Hingga aku bisa melihat cairan yang muncrat keluar dari ujung kontol Abi. Semua pemandangan itu telah membuatku menelan ludah, aku ingin melakukannya tapi takut ketahuan Abi.

Suatu hari, di kampung kami ada hajatan. Tak seperti di kota yang hajatannya hanya dalam beberapa waktu saja, hajatan di kampung berlakunya sepanjang hari di hari H atau bahkan beberapa hari menjelang hari H. Semua orang berkumpul di rumah pemilik hajatan, puncak acaranya tentu saja malam hari. Selain jamuan makan, warga desa di hibur dengan acara dangdutan yang sound sytemnya sangat mengganggu pendengaran, setidaknya bagi aku. Aku sangat tidak nyaman dengan acara hiburan itu, atau mungkin ada hal lain yang membuatku tak nyaman hingga buru-buru pulang ke rumah meski di rumah tak ada siapa-siapa.

Aku ini sebenarnya penakut, apalagi malam ini malam jumat. Di depan rumah tetangga aku, ada kuburan. Cuman satu sih, aku sempat heran, mengapa tak dikuburkan di tempat pemakaman umum. Tapi setelah lama tinggal disini, aku akhirnya tahu bahwa tak semua warga disini di kuburkan di tempat pemakaman umum. Banyak dari mereka menguburkan keluarga mereka,  dekat-dekat dari rumah mereka.

StepFatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang