empat belas

33.3K 1.1K 47
                                        

"ABI, ABI SAYANG, I'M COMING"

Aku langsung berlari keluar saat mendengar suara wanita yang memanggil Abi dari luar. Siapa sih? Diakah pacar yang dirahasiakan Abi? Seperti apa rupanya?

Wanita itu? No, tentu saja dia bukan pacar yang dirahasiakan Abi. Dia adalah tante Lala, kerabat jauh Abi yang selalu nempel ke Abi. Dia adalah alasan mengapa Abi sampai merantau ke ibukota. Dulunya, Abi ingin dijodohkan dengan tante Lala, namun Abi menolak yang akhirnya ia lari meninggalkan kampung ini. Meski bertahun-tahun telah berlalu, sepertinya tante Lala belum menyerah dengan Abi.

"Halo Alden calon anak akuhh." Wanita itu menyapaku. Ia terlihat centil seperti biasa.

"Abi kamu manah?" Tanyanya yang entah selalu terdengar ada huruf H disetiap akhir kalimatnya.

"Gak ada." Jawabku malas. Aku berdiri sambil menolak tangan ke ambang pintu,  seakan tak memberinya jalan untuk masuk.

"Ih bohong. Gak boleh bohong loh, apalagi sama mama sendirih." Ia menerobos masuk ke dalam rumah. Aku hanya bisa kesel memandangnya dari belakang yang sama sekali tak menarik untuk dilihat. Ia terlihat tak lebihnya hanya setumpuk lemak. Idih siapa juga yang mau jadi anak kamu.

"Hi, Abi." Sapanya mendekati Abi yang masih berada di depan tivi.

"Weh, ngapain kamu kamu kemari?" Abi terlihat kaget dengan kehadiran tante Lala. Ia berusaha menghindari tante Lala yang ingin dekat-dekat dari Abi.

"Ih Abi, aku kangen tau sama kamuh." Ucapnya sok manja yang terus mendekati Abi.

"Hehe." Abi hanya nyengir kemudian beranjak dari sofa dan masuk ke kamarnya. Tante Lala ingin mengikuti Abi, tetapi aku dengan sigapnya berdiri di depan pintu menghalangi tante Lala. Ia menatapku tajam, seolah ingin berkata, ngapain sih kamu?

"Tante gak boleh masuk yah." Ucapku terdengar lembut, aku kemudian menuntunnya kembali duduk di sofa. "Tante duduk manis di sini aja."

"Alden, aku kangen Abi kamuh." Rajutnya sekarang malah memelukku. Peluk aja aku, asal jangan Abi.

"Tapi Abi kayaknya gak kangen deh sama tante. Gimana dong tante?" Balasku mematahkan semangat dia.

"Ih kamu ih, bukannya ngehibur jugah." Ia melepaskan pelukannya dari tubuhku. Aku kemudian duduk di sampingnya. Tante Lala sebenarnya tak semenjengkelkan itu sih, menjengkelkannya hanya karena dia ingin banget jadi istri Abi, walaupun aku tahu juga, itu tak mungkin pernah terjadi. Selebihnya dia orangnysuper kocak dan menyenangkan, enak diajakin bercanda.

"Alden, Abi kamu punya pacar gak?" Tanyanya dengan lagak serius.

"Punya tante. Katanya besok dia mau kenalin aku sama pacarnya." Jawabku ngarang cerita yang membuat wanita bertubuh subur itu tak bernafas hingga beberapa detik.

"Abi, kamu selingkuhin akuhhh." Teriaknya dengan ekspresi lebaynya.

Tak lama, Abi keluar dari kamarnya, hanya mengenakan handuk yang terlilit di pinggulnya. Mata tante Lala langsung terbelalak sambil menggigit jari melihat Abi. Abi terlalu seksi, apalagi V-shapenya itu hingga membuat liur tante Lala meleleh.

"Awas tante, nanti ngeces." Ucapku menghalangi pandangnya dengan telapak tanganku.

"Ih kamu." Tante Lala mengenyahkan tanganku dari depan matanya, ujung bibirnya terangkat keatas sambil memandangiku kesal.

Tante Lala masih di rumah sampai Abi selesai mandi. "Kamu masih disini? Pulang sana." Abi mengusir tante Lala, bukannya tersinggung, wanita itu malah memperlihatkan ekspresi yang makin terpesona. Tante Lala makin membelalakkan mata. Abi lebih seksi setelah mandi, tubuhnya yang basah, rambutnya berantakan, aroma tubuhnya yang semerbak telah sukses membius tante Lala. Aku juga pun terbius, meski sudah sering melihat Abi dalam mode ini, aku tak pernah merasa puas dan selalu mengaguminya.

StepFatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang