Dijajanin Abi di warung tetangga
__________
Aku menatap perlengkapan softballku yang hanya terpajang rapih di samping meja belajar. Semenjak dibeliin Abi, baru sekali aku menggunakannya. Mau gimana lagi, waktuku sekarang tak banyak untuk bermain, ini sudah dekat dengan ujian kenaikan kelas dan aku harus mengikuti serangkaian les tambahan sepulang sekolah.Di kampung tak ada tempat bimbel tentu saja, tak ada lembaga juga yang menawarkan pembelajaran di rumah, tetapi Abi secara pribadi mencarikan aku guru privat yang bisa mengajariku saat pulang sekolah.
Bukan tanpa alasan Abi mencarikan guru les untukku, nilaiku semester lalu tak sesuai harapan Abi, padahal sebenarnya tak buruk-buruk juga, aku peringkat 11 dari 36 siswa. Lumayan kan, udah ngalahin 25 siswa. Tetapi bagi Abi, aku paling tidak minimal harus masuk sepuluh besar.
Abi tak yakin dengan model pembelajaran bimbel online, baginya tidak efektif. Menurutnya, belajar tatap muka lebih efektif dan mungkin, Abi juga tahu karakter aku, makanya ia lebih memilih bersusah-susah mencarikan aku guru privat. Dari pencarian Abi, aku memiliki tiga guru privat dari matematika, bahasa inggris hingga fisika yang juga merangkap sebagai guru privat kimiaku.
Dan tau gak, siapa guru privat bahasa inggrisku? Yah dia lagi, ibu Yana. Entah emang Abi yang meminta atau dia yang menawarkan. Aneh aja gitu kalo dipikir, dia guruku disekolah, diluar jam sekolah pun, dia menjadi guru privatku lagi. Kalo nilaiku tiba-tiba dapat 100, kan teman-temanku bisa salah paham. Mereka pikirnya, aku dikasih bocoran soal.
Kedua guru privatku yang lainnya masih muda, sarjana yang baru lulus kuliah yang sekarang masih berstatus sebagai guru honorer. Guru matematikaku namanya kak Ayu. Ia memintaku memanggilnya kak ketimbang dipanggil ibu. Dia cantik tetapi sedikit pemalu, atau mungkin insecure-an kali yah, apalagi kalo berhadapan sama Abi. Satunya lagi namanya kak Seno, seharusnya laki-laki, tetapi kalo kuliat-liat dia selalu merhatiin Abi. Bisa kusimpulkan dia laki-laki tidak beres.
Hari ini, aku les bahasa inggris. Les biasanya dimulai jam 4 sore. Ibu Yana datangnya selalu ontime atau bahkan datangnya kecepatan. Taulah kenapa datangnya kecepatan. Padahal kalo dipikir-pikir, rumahnya lumayan jauh dari rumah kami.
Seperti biasa, ibu Yana datang tidak dengan tangan kosong. Ia selalu membawa masakan ibunya yang random. Yah random, kadang enak pake banget, kadang ancurcurcurcur. Aku les bahasa inggris, tiga kali dalam sepekan dengan durasi kurang lebih 90 menit. Lama kan? Aku juga udah mulai bosan. Untungnya hanya sebulan saja, sampai aku ujian kenaikan kelas.
"Gimana Yan, bahasa inggrisnya Alden?" Tanya Abi saat ia selesai mengajarku. Sedang Abi sendiri baru balik dari kebun.
"Bahasa inggrisnya Alden sebenarnya bagus, cuman masalahnya dia di grammar." Jawab ibu Yana. Ia sih, itu masalah aku. Aku paling malas menghafal grammar yang menurutku gak efektif juga, kadang gak kepake dalam percakapan sehari-hari.
"Tolong ajarin Alden baik-baik yah. Semoga saja ia bisa kuliah di luar negeri." Ucap Abi yang membuatku mengerutkan bibirku keatas. Lagi-lagi kuliah di luar negeri. Apa Abi gak tau apa, Alden gak mau jauh-jauh dari Abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
StepFather
RomanceSetelah ibunya meninggal, Alden memilih mengikuti Abi, ayah tirinya, untuk pindah ke kampung. Hidup Alden berubah setelah ia pindah ke kampung halaman Abi. Ia yang dulunya tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu apalagi ayah kini ia bisa dapat...