"I warn you. Don't you dare to touch my lil sister. Or I'll never forgive you."
Somi terdiam, ia membalas tatapan Kak Mark dengan tajam. "Harusnya gue yang tanya ke lo kak. Are you okay? Bisa-bisanya belain si pembunuh itu! Sadar Kak, dia udah bunuh orang!!" Teriak Somi.
"EH LO DIEM YA!!" Suara kak Mark tidak kalah lantang dengan Somi.
Bukannya takut, Somi malah mendengus dan tertawa keras.
Kerumunan semakin ramai hingga sepersekon kemudian, tanpa kusadari Somi mengambil langkah besar dan menyeretku yang bersembunyi dibalik tubuh Kak Mark. Kak Mark hendak mencengahnya namun ia kalah cepat dengan Somi.
Somi menjegal kakiku hingga aku jatuh tersimpuh, kemudian menjambak rambutku dengan kasar. Sakit sekali. Aku menangis karena saking sakitnya.
Somi mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dan menodongkannya ke wajahku.
Aku meringis kesakitan saat pisau itu berhasil menggores pipiku.
"JEON SOMI! LEPASIN ATAU GUE PANGGIL POLISI." Kak Mark dengan sigap mengeluarkan ponselnya, namun Somi tetap tidak melepaskan tangannya dari rambutku. Bahkan ia menekan pisau itu semakin kuat. Aku berdarah.
Ia tertawa lagi.
Anak-anak yang lain hanya menonton kami. Tidak ada yang berniat melerai maupun memanggil bantuan guru. Ya, sudah kuduga tidak ada yang berani mengusik Somi.
Samar-samar dapat kudengar pembicaraan Kak Mark di telepon. Ia benar-benar melapor ke polisi.
Kepalaku sakit. Saking kerasnya jambakan Somi hingga membuat kepalaku sangat pening. Luka di pipiku sepertinya cukup dalam hingga darahnya mengalir membasahi kerah seragamku. Rasanya aku akan pingsan sebentar lagi.
Aku mengatur pernafasanku dengan susah payah, hingga kurasakan cengkraman Somi mengendor dan tubuhnya terpental agak jauh dariku.
"Sekali lagi lo nyentuh dia, gue habisin lo. Gue ga peduli mau lo anak yang punya sekolah ini atau yang punya negara ini. You're just a disgusting murderer."
Kak Jaehyun. Aku yakin itu suaranya. Perlahan aku membuka mataku untuk melihat apa yang terjadi.
Benar saja. Kak Jaehyun kini sudah berjongkok di depanku, melindungiku dari Somi yang saat ini telah berada beberapa meter dariku.
Somi berdiri dan membersihkan debu yang ada di seragamnya akibat terhempas ke lantai.
"Kak Jaehyun, gue turut berduka cita atas meninggalnya Hyeri." Somi tiba-tiba membungkuk dengan sopan. "But sorry, I'm not the person that killed your girlfriend. Orang yang bunuh pacar Kak Jaehyun itu si jalang Aiko. Trust me." Lanjutnya.
"SHUT UP!"
"Hahahahahaha. Sedih banget deh pacarnya mati."
Kak Jaehyun mengepalkan tangannya. Ia bersiap untuk mendaratkan pukulannya ke Somi sampai Kak Mark menahan lengannya. Nafasnya terdengar tak teratur. Aku yakin ia sedang menahan amarahnya sekarang.
Suara sirine polisi menggema dari halaman sekolah, membuat anak-anak yang mengerumuni kami panik dan berhamburan meninggalkan lorong.
"Anyway, jampi-jampi lo sakti juga ya, bisa bikin Kak Mark dan Kak Jaehyun luluh sekaligus." Ujar Somi sambil bertepuk tangan dan tersenyum miring ke arahku. Ia kemudian melarikan diri bersamaan dengan anak-anak lain.
Aku hampir kehilangan kesadaranku saat Kak Mark menggondongku menuju UKS. Kepalaku pusing dan pipiku perih sekali.
"I'm sorry."
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You「Na Jaemin」
Fanfiction❝ Namaku Aiko Kim. Bulan Juli tahun ini aku memasuki umur 17. Hidupku tidak se-menyenangkan anak-anak SMA lainnya. Setidaknya sebelum 'kejadian itu', hidupku tidak serumit sekarang.❞ »Kebanyakan cast 99L keatas, mostly NCT, bahasa semi baku« ©fluffy...