"AIKO KIM!!"
Aku terperanjat saat seseorang tiba-tiba meneriakkan namaku. Dengan spontan aku pun menoleh ke sumber suara. Dapat aku lihat seorang lelaki tinggi berusia 20 an itu membuka pintu ruanganku dengan tergesa-gesa dan langsung memelukku.
"Apa yang lo pikirin sih?! Udah gila ya?! Gue langsung ngebut ke bandara waktu dapet kabar dari Papa." Seru lelaki itu dengan nada cemas. Sementara aku yang diteriaki hanya terdiam dan memaki diriku sendiri dalam hati.
Ya, mungkin aku sudah gila.
"Kenapa lo nggak cerita selama ini? Kenapa lo pendem sendiri? Gue berasa nggak guna jadi abang lo tau nggak." Lanjutnya, dengan masih memelukku yang baru saja sadar beberapa jam yang lalu.
Di ruangan yang berbau obat-obatan itu aku terdiam, merasa sangat bersalah pada abangku, meskipun bukan abang kandungku, aku bersyukur karena dia sangat menyayangiku.
"......."
"Kalau terlalu berat, cerita. Itu gunanya keluarga. Ada abang, mama, papa yang selalu siap jagain Aiko Kim." Tukas Abangku.
"Aku.. nggak mau bikin kalian khawatir." Ujarku takut-takut.
"Terus dengan lo nyebur ke sungai han semuanya bakal baik-baik aja?!" Bentak pria itu.
Bahuku bergetar hebat. Cairan bening itu kembali membasahi pipiku. Aku baru tahu aku selemah ini. Tanganku beralih membalas pelukan lelaki yang ada di depanku. Kim Doyoung, abangku.
"Maaf, ini semua gara-gara abang nggak becus jagaain Aiko Kim. Maafin abang." Suara Bang Doy melembut. Ia merasa sangat menyesal karena meninggalkanku selama hampir 2 minggu ini. Ada sesuatu yang mengharuskan Bang Doy menyusul mama dan papa ke Jepang.
Bang Doy melepaskan pelukannya, melihat sekilas wajah pucatku. Mataku bengkak, bibir pucat, dan beberapa luka terlihat di beberapa bagian lengan dan rahangku. Aku yang menyadari pandangannya langsung menyembunyikan tanganku dibalik selimut.
"Aku yang salah.. Aiko cuma.. lelah sama semuanya.."
"Besok kamu pindah ke sekolah lain."
---
Suara derap kaki terdengar menggema di penjuru gedung olahraga. Ya, pagi ini Kelas 11-2 sedang mengikuti pelajaran olahraga. Terlihat beberapa cowok sedang bermain basket di lapangan, sementara anak-anak cewek bermain soft ball.
Teriakan-teriakan penyemangat terdengar riuh dari anak-anak yang sedang menonton para cowok itu dari tribun. Entah dari mana datangnya gadis-gadis itu, padahal saat ini waktunya jam pelajaran.
"Chan, kanan!"
Jeno memberikan aba-aba kepada Haechan agar mengoper bola yang ia bawa ke Renjun yang kini berada di sisi kanannya. Haechan mengoper bola itu ke Renjun kemudian renjun meneruskannya ke Jeno.
"Jen oper!"
Jeno yang merasa dipanggil itu pun segera mengoperkan bola yang ia bawa kepada seseorang yang baru saja meneriakinya, Jaemin. Tangan lincah Jaemin dengan sigap menangkap bola itu dan memasukkannya ke ring. 3 poin sekaligus yang langsung membuat tim mereka memenangkan sesi latihan ini.
"Weiisss makin jago aja ni bang Jaemin hahaha" Chenle melempar botol minuman itu ke arah Jaemin.
"B aja." Ujar Jaemin setelah meneguk setengah air dari botol itu.
"Eh habis ini Bu Yoona ya yang ngajar?" Tanya Haechan yang tiba-tiba datang sambil mengelap keringatnya.
Masih ada sekitar 30 menit sampai pelajaran selanjutnya. Mereka pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di bawah ring. Sementara mayoritas anak cewek sudah kembali ke kelas untuk berganti seragam. Tau sendiri kan se-lama apa cewek kalo dandan?
"Iya gue minggu kemaren dihukum masa sama ibuknya." Jawab Renjun sambil bergidik ngeri.
"Itu gara-gara lo kaga bikin pr bego." Sarkas Jeno.
"Enak aja, gue bikin." Bela Renjun.
"Lah terus?"
"Dia ke gep ibuknya pas chatting sama Yeji." Sambung Chenle.
"Hahahahaha mampus lo makannya jangan bucin mulu." Kini giliran Haechan yang mengejek Renjun. Yang lain pun ikut menertawakan nasib naas sang lelaki berdarah chinesse tersebut.
"Yeeee elo kali yang bucin sama Ryujin! Ups masih di friend zone in ya sama doi hahahah, kasian." Renjun membalas ejekan Haechan dengan pukulan telak.
Tak lama setelah itu mereka berdua pun bertengkar macam anak TK yang sedang berebut mainan. Bukan Renjun namanya kalau sehari saja tidak gelud dengan Haechan. Gedung olahraga sudah mulai sepi, hanya ada mereka dan beberapa teman mereka yang masih ada di sana.
"Ayo balik." Jaemin beranjak dari duduknya, menyudahi percakapan mereka dan kembali ke kelas, diikuti teman-temannya yang lain.
Kelas mereka cukup jauh dari gedung olahraga. Lorong kelas cukup sepi, mengingat jam pelajaran masih berlangsung. Hanya satu dua anak yang terlihat berjalan sambil membawa buku, mungkin dari perpustakaan, atau kantor guru.
Sementara itu di sisi lain....
Aku menatap pantulan diriku di cermin sambil menggigit kuku tanganku. Puluhan kali aku menghembuskan nafas panjang. Aku menyalakan kran, berharap suara percikan air dapat mengurangi sedikit rasa gugupku.
"Aiko bisa. Jangan takut. Semua bakal baik-baik aja." Gumamku.
Satu hembusan nafas panjang kemudian, aku pun mematikan kran air. Aku mengecek penampilanku sekali lagi dengan membetulkan kerah seragamku, kemudian meraih gagang pintu dan membukanya.
Brukk!
"Aishh."
Aku terkejut saat mendapati seseorang mengaduh kesakitan sepersekon saat mendorong pintu toilet cewek itu. Aku benar-benar tidak tahu kalau ada orang yang lewat. Segera saja aku meminta maaf pada orang itu.
"M...Maaf aku nggak sengaja. Maaf." Ujarku sambil membungkukkan badan berkali-kali. Sepertinya cowok. Aku menunduk, tidak berani menatap wajahnya saking takutnya.
Masih dengan menunduk aku pun meremas ujung seragamku, takut kalau-kalau cowok itu memarahiku. Setelah beberapa detik terpaku namun tidak ada balasan dari cowok itu. Aku pun memberanikan diri untuk mengangkat wajah.
Betapa terkejutnya diriku saat mendapati beberapa cowok yang kini sedang berdiri menatapku dengan tatapan aneh. Aku segera menundukkan wajahku lagi. Kejadian beberapa minggu lalu mulai berputar kembali di kepalaku. Tanpa sadar aku pun mengambil langkah mundur, tubuhku gemetar.
Tuhan, Aiko takut..
"Lo nggak papa?" Ujar salah seorang dari mereka. Suara bass yang terdengar menyeramkan itu semakin membuat nyaliku ciut.
.
.
.
.
Tbc-
Hayoo
Kira-kira siapa yg ditabrak Aiko?
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You「Na Jaemin」
Fanfiction❝ Namaku Aiko Kim. Bulan Juli tahun ini aku memasuki umur 17. Hidupku tidak se-menyenangkan anak-anak SMA lainnya. Setidaknya sebelum 'kejadian itu', hidupku tidak serumit sekarang.❞ »Kebanyakan cast 99L keatas, mostly NCT, bahasa semi baku« ©fluffy...