19 - (Past) Lost

12 2 0
                                    

Polisi itu menatapku sejenak kemudian menyuruhku untuk ikut ke kantor polisi untuk kepentingan penyelidikan. Sora bersikeras untuk ikut denganku. Ia menungguku di sana hingga penyelidikanku selesai.

Aku diinterogasi sekitar 12 jam sebelum dinyatakan bersih dari tuduhan tersangka. Anehnya, semua CCTV di lantai 3 disabotase dan memerlukan waktu untuk mengambil alih datanya. Untungnya ada beberapa saksi lain yang membelaku. Sehingga setelah kurang lebih 7 jam menunggu rekaman CCTV dipulihkan, kami dapat melihat bahwa ada orang lain yang keluar dari kelas itu sebelum aku masuk.

Orang yang menabrakku dan langsung pergi.

Meskipun wajah orang itu tertutup masker dan tudung jaket, aku dapat melihat sekilas matanya yang nampak agak familiar.

Entah di mana aku melihat orang itu tapi yang jelas aku pernah melihatnya. Aku yakin.

Hari berganti malam. Aku dan Sora berencana ke krematorium Hyeri. Kak Jaehyun dan kak Mark akan menjemput kami sebentar lagi.

Ya, Hyeri meninggalkan kami. Ia tidak terselamatkan karena pendarahan hebat di otak akibat benturan keras. Hal itu membuatku sangat terpukul. Buakn hanya aku tentunya, keluarga Hyeri, Sora dan Kak Jaehyun, aku yakin sama terpukulnya denganku.

Beberapa menit berlalu, kulihat mobil Kak Mark memasuki area kantor polisi. Kak Mark langsung memelukku begitu ia turun dari mobilnya.

"Are you okay?" Tanyanya.

"No... I'm... not okay." Jawabku. Aku menangis di pelukan Kak Mark. Ia menepuk pundakku pelan, menenangkanku.

 Ia menepuk pundakku pelan, menenangkanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam perjalanan kami semua diam. Hanya terdengar suara kendaraan dari luar jendela mobil. Kak Jaehyun duduk di depan, sementara aku dan Sora di belakang. Dapat kulihat matanya yang sembab. Sepertinya ia banyak menangis juga. Aku tak bisa membayangkan sehancur apa hatinya sekarang.

Kami sampai.

Di tempat peristirahatan terakhir Hyeri.

Kami berdiri di depan etalase kaca yang di dalamnya terdapat guci abu Hyeri, foto dirinya yang sedang tersenyum lebar, foto orang tuanya, dan foto kami bertiga (Aku, Sora, Hyeri).

Tanpa sadar air mataku kembali mengalir. Masih teringat jelas raut wajah Hyeri yang senang karena kami akan makan ramen bersama, tapi kemudian dia pergi, dengan cara yang sangat tidak adil.

Nagyung

Somi

Nama dua orang itu terus terngiang-ngiang dalam pikiranku. Aku tidak bisa menyimpulkan sepihak tapi aku yakin ini ada hubungannya dengan mereka berdua. Tidak ada yang membenci Hyeri melebihi mereka.

Jika memang benar, mereka memang benar-benar gila.

Bagaiamana bisa mereka membunuh... bagaimana mereka... kenapa mereka sejahat itu.

Me After You「Na Jaemin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang