10 - 1st Warning

50 11 7
                                    

"Minggu depan pakai kaos kembaran yok." Seru Ryujin sambil memasukkan sesuap pangsit ke mulutnya.

Ya, sekarang jam istirahat dan kami sedang makan di kantin. Tidak seperti biasanya, hari ini kami hanya makan bertiga. Tidak ada Haechan, Renjun dan yang lain.

Yeji bilang mereka sedang mengerjakan tugas tambahan dari Pak Yunho, jadi jam istirahat mereka diundur ke jam pelajaran berikutnya.

Suasana kantin pun auto tenang dan tidak berisik, tidak seperti saat para cowok itu makan bersama kami. Tau kan betapa populernya anggota tim basket itu?

"Lah ngapain?" Bingung Yeji.

"Festival olahraga oon!! Kan seharian pake baju bebas."

"Oiya lupaaaa." Yeji menepuk jidatnya. "Hari apa dah? Selasa depan kan?" Lanjutnya.

"Hooh, selasa depan." Jawab Ryujin.

"Pakai warna apa yak."

"Ijo?"

"Kayak lumut."

"Abu aja gimana?. Kimmy ada kaos warna abu nggak?"

"......."

"Kim?"

"......."

"Kim!!"

"Eh, i-iya?" Ujarku agak kaget saat Yeji meneriakkan namaku.

"Kim hari ini aneh deh, ngapa sih diem terus?" Tanya Ryujin penasaran.

Aku baru sadar kalau daritadi aku melamun. Entahlah, sejak tadi malam perasaanku tidak enak. Apalagi setelah mendapat pesan anonim dari orang yang sepertinya menguntitku.

Aku curiga dia dari sekolah lamaku.

Atau mungkin Somi?

Aku segera menyingkirkan prasangka itu. Aku tahu Somi membenciku, tapi menurutku tidak ada alasan dia masih mengusikku, mengingat aku juga sudah berusaha berkorban dan mengalah dengan cara pindah ke sekolah lain.

Tapi mengingat tindakannya saat kami tidak sengaja bertemu di rumah di rumah sakit... membuatku agak takut.

Tapi entahlah, siapa yang tahu.

"Enggak kok, nggak kenapa-kenapa." Jawabku dengan tersenyum kecil, meyakinkan mereka bahwa aku memang baik-baik saja. Aku tidak mau mereka khawatir.

Aku berusaha meyakinkan diri bahwa pesan semalam hanyalah pesan spam/ orang iseng.

"Lo dijahatin Jaemin semalem?" Selidik Yeji dengan raut wajah agak shock.

"Wah gila tu bocah. Bilang gue Kim biar gue hajar doi." Ryujin mengepalkan kedua tangannya, seakan siap menghajar Jaemin saat ini juga.

Aku hanya tertawa dan menggeleng. Aku menjelaskan ke mereka bahwa Jaemin langsung pulang setelah mengantarku, dan tentunya tidak melakukan sesuatu padaku semalam.

Oh, tentu saja aku melewatkan bagian melepaskan jepit jemuran dari rambut Jaemin.

Bisa-bisa mereka salah paham. Hehe

"Weh tapi tumben banget nggak sih Ryu, biasanya tu anak paling nggak mau kalo ditebengin. Tapi kemaren mau-mau aja nganterin Kimmy pulang." Celetuk Yeji.

"Iya juga ya, pas dari mall juga!!" Seru Ryujin agak heboh.

"Woh jangan-jangan..." Yeji menggantungkan kalimatnya kemudian melirikku dengan tatapan usilnya.

Aku seakan tahu apa yang mereka maksud. "Apaan sih, nggak mungkin lah." Ujarku memalingkan muka.

"Yeeee siapa tahu yakann. Gue yang selama ini temenan sama itu bocah baru kali ini ngerasa ada yang aneh tau nggak." Jelas Yeji. Sepertinya ia sangat yakin kalau Jaemin benar-benar menaruh rasa padaku.

Me After You「Na Jaemin」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang