Part 3

369 24 4
                                    

Hallo semuanya, seneng banget karena ternyata banyak yang baca dan nungguin Paint Me Naked. Thankyouu buat kamu kamu yang udah komen dan vote. Serius, itu bikin aku semangat banget buat lanjutin. So here we are, part 3 nya. Semoga suka :)

.

.

.

Suara bising memekakkan telinga mulai terdengar kala sebuah kaki panjang tegas itu memasuki sebuah klub malam ternama di kota metropolitan. Wajahnya yang dingin nan penuh ke angkuhan menunjukkan betapa tingginya kasta yang ia miliki. Tidak seperti biasanya, malam ini pria itu secara eksklusif datang sendiri membuat temannya di seberang sana seketika tercengang mendapati sosoknya itu datang dengan kakinya sendiri ke tempat yang kotor ini.

"Wah wah wah apa aku tidak salah lihat? Siapa ini? Jung Jaehyun? Aku bahkan belum meminum minumanku, tapi kedatanganmu ke rumah kotor ku ini membuatku seperti orang mabuk," sambut seorang pria jepang berkacamata dengan rambut gelap yang dinaikan, menjilat bibirnya sarkastis.

"Wah wah wah apa aku tidak salah lihat? Siapa ini? Jung Jaehyun? Aku bahkan belum meminum minumanku, tapi kedatanganmu ke rumah kotor ku ini membuatku seperti orang mabuk," sambut seorang pria jepang berkacamata dengan rambut gelap yang dinaikan, ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diam kau, Yuta" desis Jaehyun mengambil duduk di samping pria yang kini tengah tertawa terbahak tak percaya. Jaehyun dengan kasar meraih botol memabukkan yang berada di meja dan meminumnya secara langsung. Dalam setiap tegukannya pikiran Jaehyun tidak bisa lepas dari ingatannya beberapa jam lalu dimana sebuah kalimat bak lonceng kematiannya itu keluar dari mulut jalang—sialan bermarga Han, sialnya sampai kini kalimat toxic itu terus menerus mengalun dalam pikirannya.

Kau pikir pria mandul sepertimu bisa membuatku puas?

Kau pikir pria mandul......

Pria mandul......

"Sialan! Bagaimana bisa dia mengetahuinya!?" amuk Jaehyun sedetik kemudian melemparkan botol memabukkan itu sampai pecah, membuat Yuta yang sedari tadi tertawa seketika terdiam, menahan diri untuk bertahan di tengah aura mencekam yang mulai terasa intens. Napas Jaehyun nampak memburu, rahangnya terkatup rapat membuat giginya bergemerutuk dengan keras bersamaan dengan ia yang mengepalkan tangannya keras membuat setiap buku jarinya memutih.

"Aku akan siapkan wanita terbaik di sini. Aku yakin kau ke sini bukan untuk bercerita," cetus Yuta, beranjak dari posisinya untuk keluar dari tempat semi beruangan itu. Alih-alih menjawab, Jaehyun kini mulai mengedarkan pandangannya. Posisinya yang kini tengah duduk di ruangan VIP di lantai dua membuat Jaehyun dengan mudah menelusuri setiap penjuru klub malam ini. Dalam posisinya ia dapat menemukan beberapa penemuan yang bisa ia lihat hanya di sini. Penari telanjang, para penjahat kelamin, sampai-sampai hal menjijikan—setidaknya baginya—seperti para homo pun dengan jelasnya tertangkap oleh retinanya. Kembali kepalan tangan pria itu terbentuk bersamaan dengan satu sudut bibirnya terangkat membentuk seringaian saat pria itu menyadari satu hal, tersenyum begitu miris saat kenyataan menamparnya dengan telak.

"Bahkan di tempat seperti ini tidak ada satupun yang bisa membuatku terangsang."

oOo

PAINT ME NAKEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang