Enjoy guys! Makasih yang udah selalu nunggu update an PMN :) This is for you guys
.
Allona tak bisa menyembunyikan senyumnya melihat bagaimana Mark sangat menikmati makanan yang ia buatkan. Jika melihat pria itu terangsang adalah kenikmatan untuknya, maka melihat Mark makan dengan lahap adalah kepuasannya. Hari ini seperti sebelum-sebelumnya, menepis segala kesenangan yang bisa mereka lakukan hanya berdua di kamar tersembunyinya, Allona sebenarnya merasa bersalah karena seolah menjadikan Mark tawanan dan budak seks selama sebulan ini, tapi dia tak bisa berbuat lebih, siapapun tak boleh ada yang tahu Mark ada di sini, bahkan penjaga dan maidnya. Maka, untuk membayarnya dalam seminggu sekali Allona akan membersihkan area rumah dari penjagaan dan maid, hanya Hendery dan beberapa penjaga serta maid terpilih yang tetap berada di rumah, itupun ditempatkan hanya di depan dan sayap rumah dengan pengawasan penuh dari Hendery. Hari itu hari pelepasan namainya, hari dimana ia akan membawa Mark keluar dari kamar tersembunyinya untuk menikmati udara luar, hari dimana ia akan menikmati waktu hanya berduaan dengan Mark di area rumahnya yang nyaman.
"Maaf aku hanya bisa membawamu keluar sejauh ini,"
Mark menggeleng, "Ini sudah lebih dari cukup, Han. Dengan tidak mengurungku di lemari saja aku sudah sangat bersyukur,"
Nada bicara Mark yang datar membuat Allona terdiam, sementara Mark kembali makan. Allona perlahan mengatupkan rahangnya rapat, merasa dendam pada bajingan egois yang membuat prianya menderita.
"Mark..." Allona mengulurkan tangannya, menginterupsi acara makan Mark dengan menangkup pipi pria itu dengan tangan kananya, mengelusnya dengan sayang. "You are not my slave. You are my lover"
oOo
Hendery menatap satu persatu monitor cctv yang menunjukan seluruh bagian rumah kediaman Allona Han. Mungkin tidak benar-benar seluruhnya, karena ia akan mematikan cctv yang terdapat nona mudanya. Ia berfokus mengawasi setiap penjaga dan maid untuk memastikan tidak ada yang mengusik agenda nona mudanya.
Hendery melirik jam di tangannya, lalu menekan sesuatu di telinganya, "Dejun, Xiao De Jun," panggilnya ke seseorang di seberang sana."Kun, kau melihat Dejun?" tanya Hendery pada pria yang tengah mengawasi cctv bersamanya.
"Bukannya tadi kau tugaskan dia berjaga di depan dengan Lucas?"
"Iya, harusnya begitu. Tapi, aku tidak bisa menghubunginya," Hendery nampak berpikir, merasa ada yang tidak beres. "Periksa cctv gerbang depan" titah Hendery.
"Tidak ada masalah. Semuanya aman, mereka sedang stand by berjaga," tunjuk Kun pada layar monitor. Meski demikian, Hendery masih merasa ada yang tidak beres, instingnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah disini. Matanya terus menjelajahi layar monitor itu. "Bisa kau perbesar area pekarangan di samping mereka itu?"
"Harusnya area pekarangan ini hangus terbakar karena teror ular kemarin. Ada yang meretas cctv" analis Hendery merasa yakin.
"Dery..." panggil Kun, menunjukkan layar cctv lain yang menangkap area gerbang depan dari sudut lain. Hendery tertegun.
"Sial!" makinya saat melihat Lucas dan Dejun sudah tak sadarkan diri di layar tersebut.
oOo
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINT ME NAKED
Fanfiction[18+] "If you wanna be my slave, make me be your slave too."