Serangan Incendio yang kami terus serang kepada pintu itu akhirnya membuat kepingan salju yang menutupi pintu itu meleleh seperti air. Awalnya kami merasa berbunga-bunga bisa melewati pertahanan pertama itu dengan utuh. Namun apa yang terjadi selanjutnya tidak seperti yang kami bayangkan. Pada saat kami membuka pintu itu, tiba-tiba kami disambut oleh kabut es putih yang tebal dan dibalik itu muncul bayangan hitam yang mengerikan. Bayangan itu berjalan mendekati kami dan ternyata dia adalah kesatria hitam dengan pedang di tangannya.
"Aku baru menyadari satu hal, Julie. Selama ini aku mengira pintu ini membuat kita tidak bisa masuk ke dalamnya. Ternyata ada sesuatu di dalamnya yang menginginkan tiada satupun masuk di dalamnya" berkata Bill.
Ksatria itu semakin mendekati kami dan seketika kami perlahan mulai panik ketika ia mengayunkan pedangnya.
"Awas!" seruku dengan nada keras.
Ujung pedang itu mengeluarkan butiran salju dengan sangat cepat. Aku, Bill, dan Penny dengan penuh ketakutan menjauh dari serangan itu. Namun, terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
"Ahhh!"teriak Bill dengan penuh kesakitan.
"Bill!" teriak kami bersamaan.
Kami berlari mendekati Bill sambil melihat serangan es itu pada tubuhnya.
"Apakah kamu baik-baik saja, Bill?"tanyaku dengan penuh kekhawatiran.
"A-aku -tidak apa-apa,Julie. K-kamu b-bantu P-penny" balasnya dengan gemetaran.
Penny melihatnya dengan penuh keyakinan.
"Tidak, aku akan membantumu. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba ramuan Erumpent pertama aku."
Penny mengambil ramuan yang telah dia ramu sebelumnya dari dalam kantong seragamnya dan melemparkannya ke arah kesatria itu. Seketika, kesatria itu terjatuh ke tanah dengan sangat keras membuat kristal yang berada di langit ruangan itu jatuh seperti bintang jatuh.
"Aku berhasil!" teriak Penny dengan bangga. Dia tidak pernah menyangka bisa menyerang ksatria itu hingga terjatuh. Ini merupakan pengalaman pertama baginya melawan seorang kesatria. Kami lalu berlari menuju Bill dan berusaha membebaskannya dari kedinginan itu sebelum terlambat.
"Julie, kita harus cepat menyelamatkan Bill dengan cepat! Apa yang harus kita lakukan? Aku belum bisa mantra Hot Air Charm."
"Hmm, Apakah kamu ada buat Peeperup Potion, Penny? Dulu waktu Rowan terkena serangan itu, Madam Pomfrey pernah memberikan ramuan itu kepadanya. Kalau tidak bisa, solusi terakhir adalah menggunakan Incendio dengan penuh hati-hati kepada Bill."
"Sepertinya aku ada buat ramuan itu, Julie" sambil melihat kumpulan ramuan dalam botol kecil itu satu per satu.
Dia langsung melayang ke udara ketika menemukan jarum dibalik kumpulan jerami itu di tangannya.
"Ini dia. Ini dia!" seru Penny bagaikan Archimedes mengatakan Eureka dari dalam bak mandi.
Dia langsung memberikan itu kepada Bill yang berdiri membeku seperti patung es. Entah mengapa, aku semakin khawatir dengan kondisi Bill yang semakin dingin.
"Sepertinya ini membutuhkan waktu yang lama. Setidaknya, ini sudah cukup untuk sementara ini."
Ketika Penny selesai dari sana, kami tiba-tiba mendengar suara. Kami membalik muka dan apa yang kami lihat membuat kami ingin lari dari sana.
"Oh, Tidak! Ksatria itu telah bangkit kembali dari kuburnya!" teriak Penny.
"Dia masih hidup! Serang!" balasku smabil mengeluarkan tongkat sihir ku dari dalam kantong.
"Incendio!"seru kami bersamaan.
Tiba-tiba gelombang salju tebal keluar dari pedangnya membuat kami harus menghindar secepat kilat.
"Penny, Awasss!"
"Aaaahh!"teriak Penny ketika kena serangan itu.
"Pennyyy!"
"A-aku t-tidak a-apa-apa Julie, Cepat selesaikan dia!" balas Penny dengan es yang menyelimuti tubuhnya dari kaki hingga ke lehernya.
Kali ini aku terpaksa harus melawan ksatria itu seorang diri tanpa Bill maupun Penny. Rasanya aku adalah harapan terakhir mereka untuk bisa selamat dari ruangan yang benar-benar terkutuk ini. Jika aku gagal, aku tidak tahu siapa yang akan menyelamatkan kami bertiga dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Julie Carter & The Cursed Vaults
FanfictionJulie Carter tidak menyangka bahwa tahun keduanya di Hogwarts akan terjadi tragedi yang sangat mengejutkan. Apalagi tahun kemarin yang masih menyimpan tanda tanya yang masih belum terpecahkan hingga sekarang. Bersama sahabatnya Rowan, Julie melakuka...