Beranjak dari sana, aku mengirimkan burung hantu berisi memo kepada mereka. Sambil menunggu, aku duduk di bawah salah satu pohon rindang di halaman Hogwarts dengan sebuah buku karangan Miranda Goshawk yang berjudul 'The Standard Book of Spells' untuk tahun kedua. Mataku hanyut dalam samudera kata dalam buku itu yang terdiri dari mantra Dancing Feet, Disarming Charm, Engorgement Charm, Freezing Charm, dan lain-lainnya sampai-sampai aku tidak menyadari ada seseorang yang datang.
"Sedang apa Julie?"
"Hagrid, Apa yang sedang kamu lakukan disini?" tanyaku sambil menenangkan jantungku yang telah copot.
"Aku sedang membawakan beberapa berkas untuk Prof. Dumbledore yang sangat penting. Salah satunya adalah berkas tentang kamu, Julie."
"Tentang aku? Kira-kira apa isinya?"
"Aku juga tidak tahu Julie. Namun yang bisa aku katakan ini mungkin bisa membuka sedikit jawaban dari masa lalumu. Beberapa hari yang lalu, aku mendapatkan informasi yang sangat mengerikan dari Knocktorn Alley. Seperti biasa, aku kesana ada keperluan yang sangat mendesak. Mungkin kamu tidak bisa membayangkan seperti apa tempat itu. Jika aku lukiskan, tempat itu sangat mengerikan dan kebalikan dari Diagon Alley. Lorong jalan yang sempit dan sangat gelap, kotor, dan orang-orang aneh disana tidak ada senyum sedikitpun. Matahari saja tidak ada menyinari tempat itu. Secara tidak sengaja, aku berpapasan dengan sejumlah penyihir hitam yang sedang bercakap dengan kelompoknya. Mereka mengenakan baju sihir yang dapat menutup kepala. Aku tidak bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah mereka hanya bibir saja yang nampak. Salah satu dari mereka membawa sebuah surat dan di dalamnya terdapat sebuah gambar muggle berjenis kelamin perempuan. Entah apa gerangan mereka membawa itu. Aku mengikuti mereka secara sembunyi dan membawa aku ke lorong buntu. Disana mereka bercerita tentang siapa munggle yang ada di gambar itu sementara aku bersembunyi di salah satu dinding. Aku sangat terkejut ketika mereka mengatakan bahwa muggle itu adalah ibu dari seorang anak cewek yang menerima surat misterius berwarna merah beberapa tahun yang lalu. Cewek itu telah menjadi viral di dunia muggle karena kejadian yang tidak dapat dijelaskan dalam dunia itu. Seketika aku mengingat kamu, Julie. Kamu mungkin masih ingat cewek yang dibunuh tahun kemarin. Mereka waktu itu mengira bahwa itu adalah kamu."
Aku membeku seribu bahasa saat mendengarnya. Aku tidak habis pikir ada seseorang yang mau membunuhku. Aku juga tidak mengerti apa maunya membunuh aku.
"Benarkah?" tanyaku seakan tidak percaya tentang apa saja yang baru aku dengar. "Aku tidak mengerti Hagrid. Mengapa ada yang mau membunuhku dan melakukan itu kepada keluarga aku yang hilang?"
Hagrid menghela nafas.
"Mungkin sudah saatnya aku menghabiskan cerita dari yang aku dengar Julie. Aku juga tidak tahu apakah ini memang benar adanya atau tidak. Aku hanya menyampaikan apa yang aku dengar. Jika memang benar ku harap kamu jangan menceritakan ini kepada siapapun karena ini mungkin dapat membahayakan nyawamu. Apabila tidak, setidaknya kamu sudah mendapatkan informasi ini. Tak lama setelah itu, aku mengikuti mereka masuk ke dalam toko kosong yang telah lama ditinggalkan. Disitulah aku mendapatkan sambungannya. 'Rencana itu sudah disiapkan matang-matang sejak itu. Tidak ada boleh satupun yang menyebarkan hal ini, apalagi membocorkannya. Terkait surat-surat yang telah dituliskan dengan tinta darah kepada gadis itu, jangan sampai dia tahu bahwa sumber darah untuk tinta itu adalah berasal dari ayahnya yang telah kita bunuh. Kalau sampai dia tahu, kita akan berada dalam bahaya. Untuk ibunya yang saat ini telah melarikan diri, kita akan mencari dia sampai ketemu. Setelah dapat, kita akan membunuhnya.' Aku tidak mengerti apa yang mereka inginkan darimu namun mendengar rencana mereka itu lebih mengerikan dari mendengarnya. Sehabis dari sana, aku langsung bertemu dengan Prof. McGonagall untuk menceritakan semuanya tentang apa saja yang aku ketahui. Dia kemudian membuat dan memberikan dokumen ini untuk aku memberikannya kepada Prof. Dumbledore. Dokumen ini bersifat rahasia jadi tidak mungkin kita membacanya."
"Ternyata surat yang aku terima selama ini berasal dari ayahku yang mereka bunuh. Tega banget mereka. Mereka jahat! Jangan-jangan mereka juga yang bunuh tanteku!"balasku sambil membiarkan air mata jatuh membasahi pipiku dengan sangat deras.
Hagrid mengambil tangannya dan melingkarinya pada diriku. "Aku sangat menyesal harus menceritakan ini kepadamu Julie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Julie Carter & The Cursed Vaults
FanfictionJulie Carter tidak menyangka bahwa tahun keduanya di Hogwarts akan terjadi tragedi yang sangat mengejutkan. Apalagi tahun kemarin yang masih menyimpan tanda tanya yang masih belum terpecahkan hingga sekarang. Bersama sahabatnya Rowan, Julie melakuka...