🚨 WARNING [FTD]🚨
⚠CERITA GAY/HOMO/BXB
⚠YANG TIDAK SUKA HARAP DISKIP JANGAN SAMPAI ADA YG SALAH LAPAK
⚠MPREG❗
Cerita ini berawal dari Gulf kanawut pria berumur 19 tahun tidak sengaja mencelakai adik seorang mafia karena telah berani melecehkan kaka...
Gulf sangat sibuk dengan pekerjaannya karena cafe dekat dengan kampus membuat para pengunjung yang sebagian besar seorang mahasiswa itu.
"Tolong satu cappucinonya nong, untuk meja nomor 9," Ucap P'Sun selaku barista di cafe itu. Gulf mengangguk ia dengan cepat membawa baki berisi pesanan ke meja nomor sembilan.
"Selamat menikmati cappucino nya tuan, "
Saat Gulf akan menaruh gelas itu. Tiba-tiba salah satu pengunjung menyenggol lengannya sehingga membuat minuman itu tumpah terkena kemeja putih milik pria itu.
"M-maaf tuan saya tid--, "
"Cukup!!, " Suara lantang pria itu tadi yang membuat semua orang terkejut sekaligus Gulf. "Bawakan aku satu lagi, " Lanjutnya dengan nada rendah dan sambil membersihkan noda minuman di kemejanya.
Gulf dengan cepat membawakan 1 gelas cup lagi dan dermawannya pria itu malah membayar dua kali lipat Akibat kecerobohannya tadi. Setelah pria itu pergi Gulf membersihkan meja yang becek karena tumpahan minuman.
"Maafkan saya naa, " Ucap seseorang yang tadi menyenggol lengan Gulf.
"Tidak apa, " Gulf memberikan senyuman manisnya kepada orang itu, hati wanita itu menghangat melihat senyum Gulf yang begitu manis.
"Terimakasih phi, "
****
Kembali pada Grace bus mereka telah sampai ke wilayah perbatasan tempat wisata. Dirinya sedikit pusing karena menaiki bus dan jalanan yang naik turun berkelok kelok.
"Kau yakin kau baik baik saja?, " Tanya Baifern, Grace membalasnya dengan menganggukkan kepalanya.
Mereka pun mulai menelusuri jalan setapak yang sedikit licin karena tempatnya yang dingin dan lembab. Marc pun tak luput membantu Grace berjalan. Walau keduanya menjadi sorotan mahasiswa lain.
"Sudah cukup aku bisa berjalan sendiri, "
"Aku tidak yakin padamu, " Dengan cepat Marc menggendong tubuh ringan Grace yang membuat dirinya kaget.
"Ini berlebihan, " Ucap Grace yang sama sekali tidak direspon oleh Marc.
Ahirnya mereka sampai di puncak bukit itu dan mereka pun mendirikan sebuah tenda disana. Satu tenda diisi 3-4 orang, hari menjelang siang ahirnya mereka semua selesai membangun beberapa tenda.