6

33 11 0
                                    


Hallo guys Lova disini
_______________________________________________

-o0o-

Begitu bel istirahat berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas. Begitu juga dengan murid kelas Dewa, semuanya pergi meninggalkan kelas. Kebanyakan dari mereka saat jam istirahat pergi ke kantin.

Banyak juga para siswa yang memilih pergi kelapangan, untuk menonton atau ikut bermain bersama anak-anak lainnya.

Dewa ditantang bermain futsal oleh kakak kelasnya, yaitu geng Dani. Mereka taruhan, yang kalah harus mentraktir yang menang selama seminggu.

"Awas lo kalau curang, gua bilangin bapak gua ntar." Riki merebut bola yang di pegang oleh Dani kemudian memasukkan ke dalam baju seragamnya. Perut Riki terlihat seperti ibu hamil.

Dani menonjok perut Riki yang ada bolanya, sambil berkata "Bilangin aja, nanti gua bilangin juga ke bapak gua."

"Bapak gua ga bakal takut sama bapak lo, bapak gua mantan preman di Tanah Abang."

"Lo pikir bapak gua takut? Bapak gua mantan begal waktu di Lampung."

"Lo berdua kalau mau pamer bapak jangan di depan gua, bapak gua udah mati soalnya. Jadi ga bisa di banggain."

Ucapan Dewa menghentikan ajang pamer bapak antara Riki dan Dani.

Para pemain mengambil posisi masing-masing. Di tim Dewa ada Riki, Agas, Satrio, Bule, dan juga Dewa.

Bule yang berperan sebagai keeper. Jangan di ragukan kemampuan Bule sebagai penjaga gawang, jodoh orang aja di jagain apalagi cuma gawang.

Permainan dimulai, bola di kuasi oleh Riki. Ia melakukan operan satu dua dengan Dewa. Sedangkan Agas dan Satrio mencari celah agar bisa merusak pertahanan lawan.

Tim Dani di isi oleh anak-anak kelas dua belas.

Anak-anak kelas dua belas melakukan pressing. Mereka menutup ruang agar pemain-pemain lawan tidak bisa leluasa menguasai pertandingan.

"Buka yo!" Riki memberikan instruksi kepada Satrio agar membuka ruang.

Bola di oper ke arah Satrio, tapi belum sempat bola dikontrol oleh Satrio bola tersebut sudah di rebut oleh Dani.

Dani mengoper bola ke arah temannya yang berada di didepan. Bola berhasil dikuasai oleh teman Dani, bola di kontrol terlebih dahulu sebelum melakukan shoot ke arah gawang.

Bola yang di tendang cukup kuat, tapi bule masih berhasil mengamankan gawang nya. Bule mengoper bola ke arah Dewa. Bola di kontrol oleh Dewa, ia mencoba melewati pemain lawan, dan berhasil. Bola di oper ke Agas oleh Dewa. Kemudian Agas melakukan operan satu dua dengan Riki, bola di shoot oleh Riki dan gol pun tercipta.

Pertadingan terus berlanjut, jual beli serangan terjadi. Skor akhir 4-3 untuk kemenangan tim Dewa.

"Lo kalah dan lo harus tepatin perjanjian" Riki tersenyum mengejek. "Lo terlalu 1000 tahun untuk mengalahkan Riki sang maestro lapangan" Riki tertawa pongah.

"Iya, bacot banget lo pitak." Sebelum pergi Dani sempat memukul kepala Riki, sedangkan yang menjadi korban pemukulan hanya tertawa.

"Sayang ini minum buat kamu." Aura yang baru saja datang bersama Aiyla dan Cantik langsung menyodorkan minum kepada Agas.

Kedua sejoli itu pamer kemesraan di depan para jomblo.

"Cantik jelek rupa lo ga mau ngasih gua minum?" Riki menarik rambut Cantik dari belakang sehingga kepala Cantik tertarik ke belakang.

Cantik memukul tangan Riki yang berada di rambut nya dan menatap nya sinis. "Siapa lo? Kakek gua lo? Minta minum kok ke gua."

Riki hanya mendengus mendengar jawaban Cantik.

"Nih minum buat lo ki." Aiyla menyodorkan botol air mineral yang langsung diterima dengan semangat oleh Riki.

Riki air mineral tersebut hingga menyisakan sedikit di dalam botol.

"Makasih ya, Aiy." Aiyla hanya menganggukkan kepala nya. "Btw ini air dari mana?"

"Ohh itu, gua tadi dapat dari sana" Aiyla menunjuk kotak sampah yang tak jauh dari mereka duduk.

Riki melihat ke arah yang di tunjuk oleh Aiyla. Dia membelalakkan matanya saat melihat dari mana Aiyla mendapatkan air mineral.

"Gila lo Aiy" Muka Riki sudah terlihat merah padam. "Masa lo kasih gua minum dari tempat sampah"

"Sampah kok makan sampah" Agas yang sedang bermesraan dengan Aura mengejek Riki.

"Bukan makan sayang, tapi minum. Sampah minum sampah" Aura pun ikut ikutan membully Riki. Kedua sejoli itu tampak kompak.

"Bacod lo anjing"

Riki berdiri dari duduknya dan menendang botol yang berada di depannya. Ditendang botol itu sekuat mungkin guna melampiaskan rasa kesalnya.

Botol yang di tendang Riki tanpa sengaja mengenai kepala Satrio yang sedang mengipas-ngipasi wajahnya bersama Dewa dan Bule, untuk menghilangkan rasa gerah nya.

Semetara sang pelaku sudah pergi.

"Gua salah?" Aiyla bertanya pada dirinya sendiri. Tapi anak-anak yang lain mendengar suaranya.

"Lo keterlaluan sih, becanda juga ada batasnya." Setelah mengatakan itu Bule pergi.

"Terus gua harus gimana?" Kali ini Aiyla bertanya kepada teman-temannya.

"Ya lo harus minta maaf" Aiyla mengiyakan saran dari Dewa. "Santai aja Riki anaknya ga se-alay itu, besok juga udah biasa lagi."

Kemudian bel tanda masuk jam pelajaran berikut terdengar. Para murid kembali ke kelas masing-masing.

Jam pelajaran kali ini kelas Dewa mendapat jadwal Pendidikan Agama. Guru yang mengajar mata pelajaran Agama adalah Bu Sri.

Bu Sri guru sejuta umat. Setiap sekolah pasti punya guru yang bernama Bu Sri.

Jika Bu Sri mengajar para murid serasa mengikuti pengajian. Karena, cara mengajar Bu Sri seperti seorang ustadzah yang sedang berceramah di pengajian-pengajian.

"Masuk pelajaran Bu Sri berasa jadi orang yang paling sholehah gua."

"Kenapa begitu?"

"Berasa ikut pengajian gua, bukan sekolah. Gua rasa kalau ada non-Islam ngedenger ceramahnya Bu Sri langsung jadi mualaf saat itu juga dia."

Aiyla terkikik-kikik mendengar ucapan Cantik. Sedang Cantik memilih menelungkupkan kepalanya pada meja.

Bersambung...
_______________________________________________

Jangan lupa vote dan komen!

Oke Terima kasih

DewandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang