Hallo guys Lova disini
_______________________________________________-o0o-
Begitu bel pulang berbunyi semua siswa-siswi langsung berhamburan untuk pulang.
Saat murid lain berbondong-bondong ke arah gerbang, Dewa malah ke arah belakang sekolah. Tentu saja untuk keluar lewat jalan rahasia, yang sebenarnya tidak rahasia karena murid-murid lain pun tahu jalan tersebut.
Dewa memilih keluar lewat jalan rahasia karena tadi pagi dia masuk lewat jalan itu, dan juga motor kesayangan nya ada di belakang sekolah.
Saat Dewa berjalan di Koridor ada yang memanggilnya.
"Dewaa"
Dewa menoleh, ternyata Aiyla yang memanggilnya.
"Mau kemana lo?" Aiyla menghampiri Dewa.
"Mau umrah" Jawab Dewa sembari memasukkan kedua tangannya kedalam kantung celana. Cool bat badah.
"Gua serius"
"Gua juga serius Sayang"
"A-ah, jangan dipanggil sayang dong" Aiyla tersenyum malu-malu sambil memainkan poninya.
"Kenapa?"
"Nanti gua baper kalau lo panggil sayang"
Dewa menggaruk kepala nya yang tidak gatal. "Kenapa harus baper? Kan nama lo emang Sayang. Jadi wajar dong gua panggil sayang."
"Eh, iya ya nama gua Sayang." Malu banget Aiyla.
"Kenapa sih bapak gua ngasih nama aneh banget." Gumam Aiyla.
"Jadi ada urusan apa? Kalau mau minjem duit gua ga punya."
"Emm itu gua mau minta ajarin matematika"
Dewa terlihat berpikir.
"Gimana boleh ga?"
"Kalau minta ajarin ga bisa, tapi kalau mau belajar bareng boleh. Gua ga se pinter itu buat ngajarin lo."
Aiyla tersenyum mendengar jawaban dari Dewa.
"Jadi kapan kita bisa belajar bareng?"
"Bentar ya, gua cek jadwal dulu." Dewa kemudian mengeluarkan ponsel nya dari saku celana dan mengotak-atik ponsel tersebut.
"Hari sabtu sore, gimana mau ga?"
"Bisa banget." Aiyla menjawab dengan semangat empat lima. "Mau belajar bareng dimana?"
"Nanti gua kabarin, gua cabut duluan" Dewa kemudian melenggang pergi meninggalkan Aiyla sendiri.
Semetara Aiyla merasa sangat senang karena bisa belajar bersama Dewa.
"Asik juga sabtu sore, bisa sekalian malem mingguan. Malem minggu gua ga cuma rebahan doang sambil main handphone."
Aiyla berjalan ke arah parkiran dengan senyum menghiasi wajahnya.
Di parkiran nyatanya masih banyak siswa maupun siswi. Mereka nongkrong di parkiran, jika langsung pulang pun pasti akan berdesakan dengan anak lainnya di gerbang masuk. Jadi mereka memilih untuk menunggu agar tidak terlalu berdesakan saat keluar.
Diparkiran ada Agas, Aura, Cantik, Satrio dan Bowo. Mereka duduk di bawah pohon beringin, di dekat pohon tersebut di buat kursi beton yang mengelilingi pohon tersebut.
Katanya pohon itu sudah ada sebelum sekolah ini di buat. Daun pohon yang sangat lebat membuat nya terasa sejuk.
"Kalian belum pulang?" Aiyla menghampiri mereka berlima.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dewandra
Novela JuvenilIni bukan cerita seorang bad boy, dan juga bukan cerita anak geng motor atau anak orang kaya yang jatuh cinta pada gadis miskin. Tapi ini cerita Dewa. Dewa, remaja SMA. Dia rela melakukan apapun demi ibu dan adiknya. Dia rela bekerja siang dan ma...