3

42 11 0
                                    

Hallo guys Lova disini
_______________________________________________

-o0o-

Saat ini mereka berada di cafe yang terletak tak jauh dari sekolah. Mereka adalah Aiyla, Cinta, Aura, Agas, Riki, Satrio dan beberapa teman sekelasnya.

Bukan hanya mereka yang berada di cafe itu, tapi banyak anak sekolah lainnya. Cafe itu mayoritas diisi oleh anak sekolah.

Soalnya design cafe sangat instagramable, lumayan lah buat feed instagram.

"Dewa ga pernah ikut nongkrong tah?" Aiyla bertanya sembari mengaduk minumannya yang baru saja datang.

"Dewa mah ga bakal pernah mau nongkrong kek gini." Cantik yang sedang melihat hasil fotonya bersama Aura untuk story instagram pun menjawab. Anak-anak yang lain pun menganggukkan kepala mendengar ucapan Cantik.

"Dia mah sibuk orang nya" Anak-anak yang lain pun menganggukkan kepala nya lagi setelah mendengar perkataan Cantik.

Pada angguk doang ga pada ngomong.

"Eh, tapi selama ini kita temenan sama dia kayaknya jarang banget ga sih dia ikut nongkrong?" Ok, acara gosip dimulai.

Waktu nongkrong gini tuh acara intinya pasti gosip. Mau cewek mau cowok waktu nongkrong pasti pada gosip.

Biasanya yang digosipin orang yang ga ikut nongkrong. Terus merembet gosipin semua hal.

"Iya juga sih ya, bisa dihitung jari kali si Dewa ikut nongkrong sama kita" Riki menghitung jari-jari nya untuk menghitung berapa kali Dewa ikut nongkrong.

"Dia kenapa ya ga pernah mau ikutan nongkrong?" Kali ini giliran Eci yang bertanya. Eci teman satu kelas dengan Dewa.

"Ga punya duit kali" Satrio yang sedang memakan kentang goreng menyahut dengan enteng. Ga punya filter mulut nya.

"Mulut lo!" Cantik dan Riki kompak memukul mulut Satrio. Posisi Cantik dan Riki yang paling dekat dengan Satrio.

"Anjing!" Satrio membalas dengan melempari Cantik dan Riki dengan kentang goreng.

"Apa sih, emang gua salah ngomong gitu?" Satrio mendengus.

"Gak salah, cuma ga enak aja di dengar." Agas yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.

"Dengerin tuh kata cowok gua, lagian lo ngomong ga disaring dulu. Gimana coba kalau orang nya dengar terus sakit hati?" Aura tentu saja sepemikiran dengan Agas.

Dia menyenderkan kepala nya ke bahu Agas dan tangan Agas membelai rambut Aura. Mereka mesra-mesraan tanpa memperdulikan sekitar. Benar kata orang dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak.

"Waktu hari minggu kemarin gua liat dia ada di pasar, kayaknya sih dia kerja." Riki menceritakan apa yang dia lihat di pasar saat mengantarkan si mboknya ke pasar.

"Serius lo?" Cantik bertanya untuk memastikan kebeneran nya kepada Riki.

"Serius gua, pas mau gua samperin dia keburu pergi."

"Dia kenapa harus kerja dipasar?" Sebenarnya Aiyla cukup penasaran dengan sosok Dewa. Dia seperti memiliki daya tarik tersendiri.

"Kan cuma dia laki-laki dirumah nya." Diantara semuanya yang cukup dekat dengan Dewa hanya Agas, dia pernah beberapa kali berkunjung ke rumah Dewa. "Dia cuma tinggal sama ibu dan kedua adiknya, adiknya pun  cewek semua. Bapaknya udah lama ga ada." Agas menjelaskan yang dia tahu tentang Dewa tanpa diminta.

Tidak banyak informasi tentang Dewa, dia orang tertutup tentang masalah pribadi, terutama masalah keluarga.

Mendengar hal itu Aiyla semakin penasaran dengan kepribadian Dewa. Aiyla tersenyum penuh arti.

DewandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang