Hallo guys Lova disini
_______________________________________________-o0o-
Waktu menunjukkan pukul 4 pagi, dan Dewa sudah bangun dari tidur nya. Sudah menjadi kebiasaan baginya bangun jam segini.Dewa beranjak dari tempat tidur nya menuju kamar mandi. Ia membasuh muka untuk menghilangkan rasa kantuk.
Dewa bergegas pergi ke pasar. Tempat dimana dia mencari penghasilan tambahan.
Suasana pasar cukup ramai, padahal matahari saja belum muncul. Para pedagang mulai berbenah, menyiapkan barang dagangan nya.
"Wa bawa box yang oren cepat!!"
Dewa segara melaksanakan apa yang di perintah kan.
-o0o-
Dewa sampai dirumah pukul 6 pagi, masih ada waktu untuk bersiap ke sekolah.
Adik-adiknya sedang sarapan ketika Dewa akan mandi, ia harus cepat agar adik-adiknya tidak terlambat sekolah. Biarkan Dewa saja yang terlambat adiknya jangan.
Masih ada waktu sekitar 45 menit sebelum gerbang sekolah nya ditutup.
Dewa menyempatkan diri untuk sarapan terlebih dahulu, walaupun hanya dua sendok setidaknya harus sarapan.
"Aul Amel cepat pakai sepatu nya"
Setelah semua siap, mereka bertiga pergi menggunakan motor matic milik Dewa.
Mereka bonceng tiga, walaupun itu melanggar hukum tapi mau bagaimana lagi? Tidak mungkin Dewa bolak-balik untuk mengantarkan adiknya.
Beruntung Dewa hapal jalan-jalan tikus yang tidak ada polisinya, jika ada polisi sudah pasti Dewa ditilang.
"Mereka kenapa ga sekolah? Kenapa mereka malah main panas-panasan di pinggir jalan?" Amel bertanya saat melihat anak-anak seusia tidak sekolah, mereka malah panas-panasan di pinggir jalan.
"Karena mereka ga punya abang, mel. Coba aja mereka punya abang kayak bang Dewa, mereka pasti bakalan sekolah." Aulia memeluk Dewa dari belakang, melingkarkan tangannya ke perut Dewa dan bersandar di punggung Dewa. Punggung yang selalu menjadi pelindung nya.
"Berarti kalau Amel ga punya bang Dewa, Amel ga sekolah dong?"
"Amel dengerin abang ya, ga semua anak hidupnya beruntung. Mereka hidup nya ga seberuntung Amel"
Dewa menambah laju kecepatan motor saat disara jalan sudah tidak sepadat tadi.
-o0o-
Gerbang sekolah sudah ditutup saat dewa sampai.
Dewa pergi ke arah belakang sekolah, tembok belakang sekolah ada yang berlubang. Lubang nya tidak terlalu besar, tapi masih muat dimasuki siswa.
Area sekolah sepi, tidak ada siswa yang berkeliaran diluar kelas.
Dewa berjalan ke arah kelasnya.
Tanpa disadari sedari tadi ada yang mengikuti nya dari belakang
Suara bising terdengar hingga keluar dari dalam kelas Dewa. Itu artinya tidak ada guru yang mengajar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dewandra
Novela JuvenilIni bukan cerita seorang bad boy, dan juga bukan cerita anak geng motor atau anak orang kaya yang jatuh cinta pada gadis miskin. Tapi ini cerita Dewa. Dewa, remaja SMA. Dia rela melakukan apapun demi ibu dan adiknya. Dia rela bekerja siang dan ma...