Hallo guys Lova disini
_______________________________________________-o0o-
Sepulang sekolah, Dewa pergi ke tempat bekerja. Hari ini ada barang masuk jadi dia dapat bekerja. Walaupun tidak besar upah yang di dapat, tapi lumayan lah buat bantu ibu mengurangi pengeluaran yang semakin hari semakin banyak pengeluaran nya.
Sebenarnya Dewa sedang tidak sehat, tapi dia memaksakan bekerja.
Dewa memanggul karung-karung beras yang jumlahnya tidak sedikit. Awalnya semua berjalan lancar, tapi semakin lama kepala nya terasa pusing, tubuhnya lemas.
Burghh
Dewa jatuh tersungkur, karung beras yang sedang dibawa nya jatuh, beras nya berserakan di tanah.
Para pekerja lain membantu Dewa untuk bangkit.
"Aduh lo gimana sih, I bisa rugi kalau begini." Sang bos mengomeli Dewa saat melihat berasanya berceceran di tanah. "Lo kalau ga bisa kerja, ga usah kerja goblok!!" Lanjut nya.
Dewa meminta maaf kepada si bos, tapi Dewa malah dimaki.
"Goblok lo!, bikin rugi"
Padahal sekarung beras saja tidak akan membuatnya jatuh miskin.
"Maaf koh." Sekali lagi Dewa meminta maaf.
Bukan nya mendapatkan pemaafan, Dewa justru lo dilempar menggunakan buku catatan yang selalu di pagang oleh si bos.
Merasa dirinya direndahkan Dewa meradang, dia menendang karung beras yang berada di depan nya. Beras yang awalnya tersisa di dalam karung tersebut semakin berceceran.
"Anjing lo cina!!" Umpat Dewa.
Dewa juga mengambil buku catatan yang tadi di lempar ke arah nya, kemudian dilemparkan buku tersebut ke wajah sang bos.
Kang Asep rekan kerja Dewa, menarik Dewa menjauh.
"Udah Wa, jangan kepancing emosi" Kang Asep coba menenangkan Dewa. "Mending sekarang lo pulang aja." Lanjut nya
Dewa mengambil tas nya lalu pergi dari tempat itu.
-o0o-
Dewa duduk di kursi taman, dia sedang menenangkan dirinya. Sakit kepala belum juga reda ditambah dia harus mendapatkan uang segera. Memang susah terlahir dari keluarga miskin.
Dewa mengedarkan pandangannya, taman cukup ramai sore ini. Banyak pasangan muda-mudi yang menghabiskan waktu ditaman.
Pandangan Dewa tertuju pada seseorang yang menggunakan jaket hitam dan topi, gerak-gerik nya sangat mencurigakan.
Dia duduk di kursi taman, dibelakang nya ada sepasang muda-mudi yang sedang berpacaran. Kursi taman di design saling membelakangi.
Dewa melihat tangan orang tersebut mengambil dompet pemuda yang sedang berpacaran tersebut. Gerakan nya sangat cepat, Dewa pikir dia sudah ahli dalam mencopet. Tak lama orang tersebut pergi.
Dewa melihat itu dan dia tidak berniat untuk menghentikan ataupun menolong sang korban.
"Dompet aku ga ada sayang"
Terdengar suara pemuda tersebut berbicara kepada sang kekasih. Dia terlihat panik saat dompet itu hilang.
Dewa hanya diam memperhatikan pemuda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewandra
Novela JuvenilIni bukan cerita seorang bad boy, dan juga bukan cerita anak geng motor atau anak orang kaya yang jatuh cinta pada gadis miskin. Tapi ini cerita Dewa. Dewa, remaja SMA. Dia rela melakukan apapun demi ibu dan adiknya. Dia rela bekerja siang dan ma...