Chapter 36

850 57 1
                                    


Warning! Terdapat kata-kata kasar.

Happy Reading

Rahang Naruto mengeras, tangannya mengepal dengan kuat di setir mobil, tatapan membunuh dia berikan pada pengendara mobil di depannya.

Mengapa? Mengapa tadi pagi dirinya harus berangkat menggunakan mobil?!! Agrrhh! Jika saja tadi pagi dirinya menggunakan motor sekarang dirinya tidak akan terjebak macet seperti sekarang!

Sialan!

Kaki Naruto terasa sangat gatal dan ingin menginjak gas mobil sedalam mungkin dan menabrak semua mobil di depannya!

Kekasihnya sedang berjuang di rumah sakit demi hidupnya dan sekarang dirinya malah terjebak oleh macet bodoh ini! Brengsek!

Tes...tes...

Air mata jatuh melewati permukaan wajah Naruto dengan sendirinya, dirinya sungguh tidak bisa membayangkan jika harus kehilangan kekasih yang dicintainya selama ini....

Hentikan Naruto! Berpikirlah positif! Sasuke akan baik-baik saja! Benar...dia akan baik-baik saja...kuharap dia baik-baik saja...apa benar dia akan baik-baik saja...

Pikiran Naruto semain kalut, sinar dimata miliknya sudah sepenuhnya hilang, matanya terlihat sangat mati, sama sekali tidak ada kehidupan.

Apa yang harus dirinya lakukan sekarang... Apa dirinya harus turun dari mobil dan berlari menuju rumah sakit? Apakah dia harus melakukan itu? Sebuah ide yang patut untuk dicoba...mari kita lakukan itu...

Naruto membuka pintu mobil miliknya tanpa mencabut kunci mobil tersebut lalu berjalan dengan langkah gontai serta tanpa semangat kearah pinggir jalan.

Tentu saja tindakan Naruto membuat beberapa pengendara memberikan tatapan aneh serta penasaran padanya tetapi Naruto tidak peduli, dirinya sungguh tidak peduli.

Sampainya pada pinggir jalan kilauan di mata Naruto pun sedikit kembali, setidaknya masih ada harapan, dirinya tidak boleh berhenti disini.

Yang harus dirinya lalukan saat ini hanyalah berlari, jangan pedulikan hal lain.

Mulailah Naruto berlari dengan sekencang mungkin dengan muka datar serta pandangan dingin miliknya. Dirinya terus berlari dan berlari di pinggir jalan besar itu.

Dadanya terasa sangat sesak, dadanya terasa sakit dan matanya terasa panas. Dirinya merasa sangat hancur sekarang tetapi dirinya harus tetap kuat untuk sang kekasih.

Sampailah dirinya di Senju National Hospital, nafasnya yang sudah berat pun tidak di permasalahkan sama sekali oleh Naruto, dia tidak membutuhkan istirahat, yang dia butuhkan saat ini hanyalah melihat bagaimana kondisi kekasihnya.

Karena dirinya sudah tahu dimana letak ruang UGD berada Naruto tidak membuang waktu untuk bertanya pada resepsionis di depan.

Langkah kakinya terasa berat tetapi itu sama sekali tidak menghentikan laju larinya, rumah sakit ini besar dan ruang UGD berada di daerah samping gedung.

Hah...hah...

Deru nafas Naruto terdengar sangat jelas dan berat, keringat bercucuran di sekitar wajahnya karena panasnya matahari yang di tambah dirinya berlari. Mata tajam Naruto selalu melihat lurus ke depan, sangat tajam sampai membuat beberapa pasien serta suster yang berkeliaran tidak berani menatap langsung kearahnya.

Disana, dalam jarak beberapa meter di depannya dia melihat temannya yang sedang duduk di kursi tunggu ruang UGD dengan seseorang yang tidak dia kenal. Melihat itu dirinya pun mempercepat langkah larinya dan langsung berdiri di depan ruangan UGD tersebut dalam sekejap.

Sasuke Aishiteru [NaruSasu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang