Off memilih untuk kembali ke rumahnya setelah kedatangan Pim dan Tay. Ia menutup pintu ruangan dengan begitu lembut.
"Selamat sore Dokter Off."
"Dokter Off."
Berbagai jenis sapaan sering terdengar di telinga Off. Dia hanya melemparkan senyum yang membuat matanya makin menyipit.
"Selamat sore Dokter Jumpol."
Off mendengar panggilan yang berbeda, ia menatap View yang tengah tersenyum memandangnya. "View?"
"Sudah mau pulang Dok?" tanya View basa-basi.
Off kembali tersenyum. "Sebaiknya kamu segera kembali pada pekerjaanmu," ujar Off tidak menghiraukan pertanyaan View.
View menghela nafas malas kemudian memaksakan diri untuk tersenyum. "Ba-baik Dok, hati-hati di jalan."
Off melanjutkan langkahnya menuju area parkir dan membuka kunci mobilnya.
Ia menghela nafas panjang setelah menempatkan dirinya di kursi kemudi. Sejenak melepaskan stress yang akhir-akhir ini melanda dirinya. Sebelum ia melajukan mobilnya tiba-tiba matanya menangkap sticky note yang tertempel di spion kirinya. Tanpa pikir panjang ia mengambil sticky note tersebut.
"Berhenti ikut campur atau dirimu yang akan kuhabisi." Off mengernyitkan dahinya mengedarkan pandangannya. "Siapa yang mengirim pesan ini?" gumamnya masih memperhatikan sekelilingnya, berharap melihat gelagat seseorang yang mencurigakan. Off teringat akan sesuatu, ia langsung turun dari mobilnya dan mengecek rem yang barangkali dibuat blong oleh seseorang yang mengirim sticky note ini.
"Ahhh shit," umpatnya, "sudah kuduga ini akan terjadi." Off menendang ban mobilnya melampiaskan emosinya, namun dalam hati ia masih bersyukur karena belum melajukan mobilnya di jalanan kota yang ramai orang-orang berkendara.
"Halo."
"Iya Tuan ada yang bisa saya bantu," sahut suara di sebrang telefon sopan.
"Tolong bawakan mobil untukku dan panggilkan seseorang untuk membenarkan mobilku di rumah sakit, cepat," ucapnya tidak sabar.
.....
"P'Gun kapan P' akan sadar, Pim kangen sama P'. Pim janji bakal jadi anak penurut setelah P'Gun sadar." Pim memeluk Gun lembut. Kepalanya ia sandarkan di pinggiran ranjang. "Pim tidak mau sesuatu yang buruk terjadi pada P', maka dari itu segeralah sadar P." Pim mulai terisak.
Tay yang melihatnya langsung mendekati Pim dan mencoba menenangkannya.
Drrrt drrrt drrrt
Tiba-tiba Tay merasakan getaran di saku celananya, Tay segera mengeluarkan ponselnya."Tay to-long a-ku-"
"Arm ada apa? Apa yang terjadi," teriak Tay panik.
"-se-se-orang se-ngaja menabrak mo-torku." Suara Arm di sebrang telefon terdengar terputus-putus.
"Siaaal apalagi ini," umpat Tay emosi, "katakan di mana sekarang kamu terjatuh."
"P'Tay ada apa dengan P'Arm?"
"Oke aku akan segera ke sana," Tay menutup telfonnya, "Pim sepertinya ada yang berniat mencelakai Arm, aku akan menyuslnya. Kamu tolong jaga Gun baik-baik, jangan sampai ada orang yang boleh masuk ke sini selain Off, oke," jelas Tay buru-buru. Ia kemudian berlari keluar meninggalkan Pim sendirian.
Pim masih berdiri di ambang pintu menatap kepergian Tay yang begitu buru-buru.
"Pim?" sapa Jimmy tiba-tiba.
"P'Jimmy? Di sini juga?" tanya Pim terkejut melihat Jimmy.
"Iya masih baru," ungkapnya malu, "oiya bagaimana kabar P'Gun, apa dia baik-baik saja?" Jimmy mencoba melongok ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limited Edition (END)
FanfictionKisah seorang Jumpol Adulkittiporn dengan profesinya sebagai dokter. Secara tidak sengaja ia dipertemukan dengan Gun Atthaphan yang tengah di ambang kematiannya.