12. I Just Wanna Be With You

492 67 1
                                    

Keep Enjoying...
Happy Reading 🥰🥰🥰
.
.
.
.
.
Off kembali ke rumah setelah mengantarkan Gun ke rumahnya. Hatinya menghangat ketika teringat senyum Gun yang masih membekas di otaknya. Ia memasuki pintu rumahnya yang terbuka.

"OFF JUMPOOOL," teriak seorang wanita mengejutkan Off yang baru saja menginjakkan kakinya di ambang pintu.

"Mah, Pah," ucap Off menatap keduanya bergantian, "ada ap-"

"Apa yang kamu lakukan pada Namtan, hah?" tanya Gam penuh amarah.

Off mengernyitkan dahinya. "Apa yang kulakukan?"

"Off duduk dulu, sini," ujar Rain lembut. "Coba jelaskan apa yang sudah kamu lakukan." Rain menyodorkan amplop coklat yang segera diterima oleh Off.

Off segera membuka amplop yang diberikan ayahnya kemudian meraba beberapa foto di dalamnya. Ia menarik beberapa foto kemudian melihat nya. "Ap- apa ini?" Off melempar beberapa lembar foto yang membuat matanya membulat.

"Apa ini?" ucap Gam tak kalah heran."Seharusnya mamah yang tanya, Off," ujar Gam kemudian menunjukan kertas pipih kecil yang memperlihatkan dua garis biru. "Apa yang sudah kamu lakukan, Off? Jujurlah."

Off menerima testpack dengan raut wajah semakin bingung."Hah?" Off bertanya-tanya apa hubungannya dengan testpack yang Gam sodorkan padanya. "Ini apa Mah, Pah?" tanya Off menatap Gam dan Rain bergantian.

"Jujurlah, Off!" Rain berusaha berkata selembut mungkin.

"Kek bisakah kakek menjelaskan apa yang sudah kulakukan selama ini. Off bahkan tidak memiliki waktu untuk bermain-main, dan Off tidak tertarik dengan Namtan sedikitpun, bagaimana bisa Off melakukannya dengan orang yang tidak Off cintai, hah?" Off menatap kakeknya berharap bisa membantunya. Tapi kakeknya hanya menunduk tampak memikirkan solusi terbaik untuk cucu kesayangannya.

"Off semua ini sudah jelas, bukan?" tanya Rain pelan. Tangannya meraih punggung Off kemudian mengusapnya lembut.

"Pah," sergahnya, "Off tidak melakukan apapun pada Namtan." Off menggenggam kedua tangan Rain berharap ia mempercayai putra satu-satunya.

"Bagaimana kalau kita cek dulu kebenarannya," celetuk kakeknya membuat Gam menatapnya penuh tanya.

"Apa maksudmu Yah?"

"Mungkin benar bahwa Namtan hamil, tapi tidak menutup kemungkinan dia melakukannya dengan orang lain, bukan?" jelas kakeknya membuat Off menarik nafas lega.

"Dengar itu Mah, Pah," sambung Off mulai menenangkan dirinya.

"Aow kenapa harus mengeceknya ulang, sudah jelas Off meniduriku saat dia mabuk dan semua ini sudah ada buktinya," sergah seorang wanita membuat seisi rumah menatap kedatangan tamu tak diundang yang terus berjalan mendekati perseteruan kecil di ruang tamu keluarga Adulkittiporn.

"Namtan," ucap Gam beranjak dari duduknya kemudian memeluk gadis kesayangannya. "Apa yang membawamu kemari, hm?"

Cih.
Decih Off memutar bola matanya sebal menatap kedatangan wanita yang begitu ia benci. Tanpa berkata-kata Off segera bangkit dan meninggalkan ruangan yang membuatnya jengah.

"Off mau ke mana?" teriak Gam tidak Off hiraukan, "sayang cepat kejar Off." Gam menggandeng lengan Namtan dan membawanya duduk bersamanya. "Namtan sayang jangan khawatirkan Off, pokoknya tante bakal bujuk Off buat nikahin kamu secepatnya-," ujarnya sembari mengelus perut Namtan yang mulai buncit.

"Iya tante, maafkan Namtan yang tidak bisa mencegah Off malam itu."

Gam menggeleng. "Namtan sayang semuanya sudah terjadi, dan ini semua disebabkan karena kelalaian Off sendiri jadi kamu tidak perlu merasa bersalah."

Limited Edition (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang