11. Who is Akuma?

487 62 5
                                    

"View dipanggil dokter Off di ruangannya," seru Jimmy mendekati View dan Pim yang tengah panik.

"O-oke, Pim duluan ya," ucap View mengambil nafas berusaha menenangkan diri.

"P'Jimmy seseorang membawa P'Gun kembali, hiks." Pim terisak membuat Jimmy langsung memeluknya untuk menenangkannya.

"Tenang Pim P'Gun pasti selamat," ujarnya mengusap rambut Pim yang terurai.

"Bagaimana kalau P'Gun mengalami hal-hal buruk lagi," ucapnya membuat Jimmy terdiam.

"Jangan berpikiran buruk seperti itu, aku yakin P'Gun pasti akan kembali dengan selamat, oke." Jimmy mengusap puncak kepala Pim untuk menenangkannya.

Tok tok tok
"Masuk," seru Off dari dalam ruangannya.

View memutar kenop pintu berwarna putih itu perlahan. Ia melangkah memasuki ruangan Off sesantai mungkin.

"View katakan sejujurnya apa yang telah kamu lakukan selama ini?" tanya Off menatap View tajam.

View terdiam, tangannya saling bertautan tidak beraturan kemudian tersenyum kikuk. Keringat dingin mulai mengucur membasahi tangan dan dahinya. "Memangnya apa yang salah dok?"

Off mengernyitkan dahinya. "Kenapa malah balik bertanya?" tanya Off kemudian beranjak dan mendekati View yang mulai gelisah.

"Maaf dok, saya tidak paham." View menunduk sembari memainkan jari-jemarinya yang mulai terasa dingin.

"View semuanya sudah jelas, kamu tidak perlu menutupinya atau-" Off mendekati wajah View kemudian berbisik, "-akan ku jadikan gelar dokter mu ini tidak berguna?" tanya Off kemudian menatap wajah View yang masih tertunduk.

"Dokter saya mohon jangan," rintihnya menatap Off memelas.

Off menatap lengannya yang ditarik oleh View. "Maka dari itu katakan sekarang juga."

View segera melepaskan lengan Off kemudian berdiri tegap menatap Off. "Maafkan saya Dok, saya terpaksa melakukannya-"

/Flashback/

"Hai," sapa seorang pria menghampiri View yang sudah setengah mabuk.

View tersenyum kikuk menatap pria di sampingnya. "Ada apa phi?"

"Sejujurnya aku tidak suka berbasa-basi," ujarnya, "jadi langsung saja, aku mau hutang-hutang ayahmu dibayar sekarang juga," bisiknya membuat View tersadar.

"Phi Joss tolong beri aku waktu beberapa Minggu lagi, aku berjanji akan melunasinya secepat mungkin," ucap View memohon.

Joss tersenyum kemudian mengusap lembut rambut View. "Aku punya ide," cetusnya tersenyum, "aku akan membuat hutang ayahmu terlunasi dengan mudah, kamu mau?" tanya Joss membuat View mengangguk cepat.

"Katakan saja phi, aku akan melakukan apa saja untukmu."

Joss menyeringai kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga View. "Kamu hanya perlu melakukan apa yang kuperintahkan."

Saat itu View tidak pernah berpikir akan di perintah untuk melakukan hal-hal yang melawan profesinya. Alhasil View mengangguk menyetujui permintaan Joss.

"Baiklah, bisa diterima alasanmu," ujar Off kembali menjatuhkan dirinya di kursi.

"Te-terima kasih dok," sahutnya lemah. Kini ia dapat bernafas lega.

"Lalu-" Off mengeluarkan selembar kertas dari loker mejanya, "-siapa yang memberi pavulon di infus Gun waktu itu?" tanya Off menyodorkan kertas yang sudah lusuh pada View.

"I-itu..."

/Flashback/

"Phi Joss apa yang membuatmu kemari?" tanya View yang baru saja kembali setelah melakukan pemeriksaan pada pasiennya.

Limited Edition (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang