18. End

807 62 13
                                    

💚🔞🔞🔞💚

Gak terlalu hard sii tapi alangkah baiknya yang masih dibawah umur skip aja 🙏🙏

...

Gun menerawang jauh, menatap langit-langit kamar yang sangat luas baginya. Kakinya mengambang kala ia duduk di pinggiran ranjang yang besar dan cukup tinggi. Rambutnya yang masih basah ia biarkan sesekali meneteskan sisa-sisa air yang sedikit membasahi bathrobe-nya. Ia tidak mendapati Off setelah menyelesaikan mandinya. Alhasil dia hanya duduk, diam di pinggiran ranjang sembari memainkan kaki polosnya.

"Gun."

Gun tersentak mendengar suara yang memanggilnya. Ia menoleh dan mendapati Off sudah berada di dalam kamarnya. Ia sama sekali tidak menyadari kehadirannya. "Phi Off di mana baju Gun?" Ia berdiri menghadap Off yang berjalan menghampirinya.

Bukannya menjawab, Off justru terdiam saat melihat Gun dengan bathrobe yang mengekspos dadanya sedikit. Matanya menyorot ke bawah, menatap bibir Gun yang terlihat basah.

"Phi Off." Gun sedikit mengguncang tubuh jangkung Off yang mematung dihadapannya.

Hening. Tidak ada jawaban dari Off. Ia akhirnya memberanikan diri untuk mendongak dan menatap sepasang mata yang tengah menyorot tajam padanya. Gun tergelak menatap bola mata yang berubah menjadi lebih gelap dari biasanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum Off meraih rahangnya.

"Gun... I love you more than any word can say. " Off menangkup rahang Gun kemudian mengusap pipinya lembut dengan ibu jarinya.

Gun mulai gelisah, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Off memajukan kepalanya kemudian perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Gun.

Gun mematung ketika merasakan bibir tipis Off mendarat di dahinya.

"Rasakan detak jantungku Gun." Off membawa telapak tangan kanan Gun ke dadanya. Dapat ia rasakan debaran yang tak kalah cepat dengan miliknya. "Apa itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa aku mencintaimu, Gun?" Off menyorot ke bawah menatap pria yang lebih pendek darinya.

Gun mengerjapkan matanya kemudian mengangguk. "Sudah cukup phi." Ia mengangkat wajahnya memberanikan diri menatap mata Off yang terpaku padanya.

Dengan gerakan sangat lambat Off mengikis jarak wajahnya dengan wajah Gun yang mulai gelisah. Ia hanya mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menghilangkan kegugupannya sampai sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya. Sesaat Gun mematung merasakan bibir dingin Off yang menempel sekilas. Wajahnya memerah sampai telinga. Off yang masih menempelkan dahinya kemudian memberikan ciuman sekali lagi pada bibir Gun yang terasa lembut. Tidak hanya menempel, kini Off mulai melumat bibir bawah Gun yang lebih berisi. Ia menyesap bibir Cherry Gun yang sudah membuatnya candu. Rasanya ia tidak mau melepas barang sedetik saja kalau Gun tidak kehabisan nafas. Gun menepuk pundaknya, memberi isyarat bahwa ia mulai kehabisan oksigen. Off melepas pagutannya lalu mendorong tubuh Gun pelan untuk duduk di pinggiran ranjang.

Off berjongkok kemudian meraih salah satu kaki polos Gun dan mengecup pergelangan kakinya.

"Phi apa yang kamu lakukan." Gun memekik merasakan bibir tipis Off di salah satu bagian sensitifnya.

"Gun sejujurnya aku membawamu ke tempat ini bukan hanya untuk melarikan diri dari kekacauan yang kubuat hari ini atau menunjukkan birunya air laut di bawah bulan purnama tapi..." Off memberikan senyum simpul pada Gun yang menatapnya penuh tanya. "...kamu tahu kan?" Gun mengerjapkan matanya kemudian berdehem.

Off kembali mengecup kaki polos Gun dari bawah ke atas. Gun yang menerima perlakukan Off mulai gelisah. Ada sesuatu yang mulanya tertidur perlahan bangkit. Tubuhnya memanas saat merasakan ciuman Off semakin naik dan kini Off berhenti tepat di depan selangkangannya. Gun menarik nafasnya panjang, berusaha menetralkan debaran jantungnya. Ia pikir Off sudah berhenti karena ia terdiam cukup lama sampai akhirnya ia menyingkap bathrobe Gun yang menutupi pahanya.

Limited Edition (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang