Dav langsung membalikkan badan dan melangkahkan kaki, hendak kembali masuk ke dalam gedung kampus.
"Dav, elo mau ke---?"
"PRINCESS...!" Panggilan itu terdengar sangat kencang. Membuat belasan mahasiswa dan mahasiswi yang ada di sekitar halaman kampus menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah suara.
Dav memejamkan mata sambil meringis sebal.
"Princess?" Luvi menatap sahabatnya tak percaya, "Dia memanggil loe Princess?" Ia pun terkikik geli.
Dav melotot kesal pada Luvi.
"PRINCESSA!" Panggilan itu kembali membahana, "KE SINI KAMU!"
Dav mencibir. Dasar HerDer rese! Apa nggak kurang kenceng teriakan loe itu? Kenapa nggak sekalian pake toa mesjid biar kedengeran sampe kecamatan sekalian?
Sementara Luvi disampingnya, semakin tertawa ngakak sampai mengeluarkan air mata.
"Diem loe, Luv!" seru Dav semakin kesal pada sahabatnya, "Seneng loe ya..."
"PRIN--"
Dav berdecak sebal. "IYA....SEBENTAR...!" serunya menanggapi panggilan Hernan. "Nggak sabaran banget sih jadi orang!" Cepat-cepat ia pun meninggalkan Luvi, yang masih tertawa-tawa dan menghampiri Hernan. Tidak mau membuat sekumpulan mahasiswa/i dan lain-lain yang berada di sekitar kampus, terusik rasa keingintahuannya, sehingga mendekat dan menjadikannya tontonan.
"Ada apa sih, Om?"Dav menatap Hernan dengan berani, "Kenapa menggonggong terus dari tadi? Nggak cape apa?"
Apa katanya? Menggonggong? Hernan menggertakkan rahang, Gadis ini benar-benar kurang ajar dan harus diberi pelajaran!
Dan sebelum Dav sadar apa yang terjadi, Hernan sudah mencengkram kedua bahunya dengan erat, lalu memutarnya setengah lingkaran dan mendorongnya sehingga tubuhnya menempel ketat pada sisi mobil.
Mengurungnya.
"Om, ma...mau a--" Dav kehilangan kata-kata, ketika matanya beradu pandang dengan mata Hernan yang menatapnya tajam.
Deg!
Dav merasa jantungnya berdebar kencang, Dan semakin bertambah kencang, ketika kepala Hernan menunduk dan perlahan mendekat. Bibir mereka kini hanya terpaut beberapa senti...
Dav memalingkan wajah dan memejamkan matanya rapat-rapat.
"Jangan coba macam-macam dengan saya, Princess..." bisik Hernan tepat di depan telinganya, "Atau kamu tanggung sendiri akibatnya."
Lalu, Dav merasa Hernan menjauh darinya. Perlahan, ia membuka mata dan merasa lega karena Hernan sudah tidak ada di hadapannya. Ia pun mengatur napas, berusaha me'normal'kan detak jantungnya yang masih berdebar tak karuan.
"Princessa...!"
Panggilan itu membuat Dav menoleh ke arah Hernan yang berada di sisi lain mobil.
"Cepat ke sini dan masuk ke dalam mobil!" perintah Hernan tegas sambil membukakan pintu penumpang untuknya.
***
Jaguar hitam milik Hernan membelah jalanan ibu kota yang ramai. Di dalam mobil, keduanya diam. Tidak ada yang berbicara.Tring!
Tiba-tiba ponsel Dav berbunyi, pertanda ada pesan whatsapp yang masuk.
Dav pun melihatnya.
Dari Luvi.
Itu tunangan loe? Ih~ ganteng! Beneran deh. Kalo hati gue blom kepincut ma Om Pong, pasti udah gue embat :p
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratty Little Bride
RomanceDav, -Princessa Davenia Ardhiana-, gadis tomboy berusia hampir 18 tahun, sama sekali tak menyangka kalau ia sudah bertunangan dan akan segera menikah dengan Hernando Dervin Seanan, lelaki yang usianya lebih tua 12 tahun darinya. Tidak! Jelas tidak...