"Serius loe pilih yang ini?" tanya Luvi tak yakin. Ia sangat tahu selera sahabatnya. Jadi, merasa sangat-sangat ragu dengan gambar yang ditunjuk Dav.
Sebuah gaun putih berpotongan leher sabrina dengan bawahan ball gown lebar yang dipenuhi taburan kristal, dan ekor menjuntai menyapu lantai.
Model gaun yang pasti tak akan dipilih oleh gadis tomboy seperti Dav karena terlihat 'princess' banget.
"Emangnya kenapa?" Dav balik bertanya.
Luvi menatapnya lekat. "Beneran loe mau pake gaun model itu?" tanyanya lagi memastikan.
"Gaun?" Dav mengernyit, "Bukan yang gaun, Luvi!" ucapnya gemas, "Tapi ini nih!" Ia menunjuk pada gambar di samping gambar pengantin wanita. Gambar model pria yang memakai jas pengantin berwarna abu-abu tua.
Hah?!
"Yang benar saja, Cessa!" seru Selina gemas, padahal tadi ia sudah merasa senang ketika putrinya, akhirnya menjatuhkan pilihan, "Masa kamu memakai jas pengantin?"
"Emangnya kenapa sih, mama?" tanya Dav, "Itu kan untuk pengantin juga--"
"Iya untuk pengantin....Pengantin pria!" Selina berdecak kesal, "Karena kamu pengantin wanitanya, jadi kamu harus memakai gaun!"
Dav mengerucutkan bibir. "Curang!" gerutunya, "Kenapa harus dibeda-bedain? Mau pengantin pria atau wanita kan harusnya boleh pake yang mana aja!"
"Cessa...!" Selina menghela napas panjang, "Bener-bener deh ini anak!"
"Mami," panggil Dav pada Kathreen, berharap dalam hati maminya Hernan tak 'sekolot' pikiran mamanya, "Aku boleh pake jas ya?"
Kathreen tersenyum kecil. "Tidak boleh dong, sayang." ucapnya lembut, "Kamu itu harus tampil cantik di hari istimewamu. Jadi, ya harus memakai gaun---"
Bibir Dav semakin mengerucut mendengar ucapan Kathreen. "Ah! Ternyata kalian sama saja! Sama-sama kuno!"
"Jangan bicara tidak sopan, Cessa!" tegur Selina.
Dav kembali cemberut. Lalu, ia melihat Hernan dan Cantika, yang entah dari mana, masuk ke dalam ruangan dan menghampiri mereka. "Om...!" panggilnya, "Tukeran yuk!"
Hernan mengerutkan kening. "Tu-keran?"
"Iya!" Dav mengangguk mantap, "Gue jadi pengantin pria, Om jadi pengantin wanitanya..."
A-pa?!
"Ya Om? Ya?" bujuk Dav, "Kapan lagi coba Om pake gaun pengantin?"
"Tunangan kakak udah gila," celetuk Cantika yang berada di samping Hernan dan juga mendengarkan perkataan Dav, "Udah Kak, jangan jadi menikah dengannya. Entar kakak jadi ikut-ikutan...." Ia membuat garis di keningnya. "Apa loe?" lanjutnya pada Dav ketika melihat Dav sedang menatap ke arahnya.
"Coba aja loe terus bujukin kakak kesayangan loe itu buat batalin pernikahannya," ucap Dav santai, "Kalau berhasil, gue bener-bener bakal berterima kasih ama loe!"
Eh? Cantika termangu sesaat, tak menyangka Dav akan berbicara begitu, ia pun menatap Hernan, berharap ada penjelasan, "Kak?"
Hernan menggeleng kecil. "Jangan banyak berharap, Princessa!" ucapnya pada Dav, "Itu tidak akan terjadi."
"Denger tuh kata-kata kakak kesayangan loe itu. " ucap Dav pada Cantika, "Jadi, mulai sekarang belajarlah jadi adik ipar yang baik. Jangan coba macem-macem ama gue!"
Huh! Cantika langsung membuang muka.
"Wee....!" Dav menjulurkan lidah, penuh kemenangan kemudian kembali memanggil Hernan, "Om!" serunya, "Setuju kan?" tanyanya kembali ke tujuan semula. "Om yang memakai gaun--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratty Little Bride
RomanceDav, -Princessa Davenia Ardhiana-, gadis tomboy berusia hampir 18 tahun, sama sekali tak menyangka kalau ia sudah bertunangan dan akan segera menikah dengan Hernando Dervin Seanan, lelaki yang usianya lebih tua 12 tahun darinya. Tidak! Jelas tidak...