Dav terbangun karena merasa tubuhnya berguncang.
Ada gempakah?
Dia pun mengucek-ngucek kemudian membuka matanya. Dan....
"AAAAA.......!" teriaknya kencang. Ternyata tubuhnya berguncang bukan karena gempa, melainkan diguncang-guncangkan oleh...siapa lagi...tidak lain dan tidak bukan oleh Hernan.
"Bangun!" perintah Hernan pendek.
Dav berdecak sebal. Bukankah kemarin, HerDer rese itu pulang ke rumah orang tuanya, -ia yakin Hernan tidak balik lagi karena sampai larut malam ia menonton film, ia tidak mendengar pagar dibuka, suara mobil masuk ke halaman ataupun tanda-tanda ada orang datang- lalu mengapa sekarang HerDer rese itu sudah ada dalam rumahnya, dalam kamarnya pagi-pagi begini? –Pasti sekarang hari masih sangat pagi dan untuk benar-benar memastikan, ia melirik jam berbentuk bola di dinding.
Waktu menunjukkan setengah enam.
Benar kan baru setengah enam! Masih sangat pagi! Dan HerDer rese itu sudah membangunkannya? Aaargh......!
"OMMM.....!"sungut Dav, "Om benar-benar nggak sopan deh!"lanjutnya kesal, "Gue kan udah bilang, Om nggak boleh masuk-masuk ke kamar--"
"Kenapa sudah berantakan lagi, Princessa?" Dengan tak sabar, Hernan menyela perkataan Dav.
"Hah? Apa?" Dav berlagak bego.
"Kamarmu!"sahut Hernan gemas, "Baru kemarin kamu membereskannya dan sekarang barang-barangmu sudah bertebaran di mana-mana lagi." Ia pun menghela napas lelah. "Kamu itu seorang gadis, Princess. Jadi--"
"STOP!..."teriak Dav cepat, "Stooop, Om! Stop....! Om nggak usah ngomentarin apapun tentang kamar gue ataupun coba-coba nyeramahin gue, oke?"
"Prin--"
"Gue nggak mau denger, Om!" Dav menutup kedua telinganya, "Dan sebaiknya Om keluar!" lanjutnya sambil menarik selimut, "Jangan ganggu gue terus! Gue mau ngelanjutin tidur gue. Oke? Bubye!" Ia pun menutupi kepalanya dengan selimut dan bergelung membelakangi Hernan.
Tapi Hernan keras kepala. Ia tidak membiarkan Dav tidur lagi. Ia pun menarik selimut yang menutupi Dav dan mengguncang-guncangnya. "Bangun, Princessa!"serunya, "Cepat bangun!"
"Astaga, Om!" pekik Dav frustasi. Ia pun membalikkan badan dan menatap kesal pada Hernan. "Kenapa sih Om terus aja ngangguin gue? Nggak ada kerjaan lain apa?"
"Memang tidak ada." sahut Hernan santai.
Erghhh......! Rasanya Dav ingin mencincang HerDer rese satu ini!
***
"Om....! Udahan yuk Om..." ucap Dav dengan napas ngos-ngosan. "Kita pulang yuk, Om. Gue udah cape."
"Belum,"sahut Hernan. "Kita kan baru sebentar."
Dav mencebik. Astaga! Keluhnya dalam hatinya. Udah setengah jam lebih masih dibilang sebentar? Memangnya ini joggingnya mau berapa lama? Sampai sore?
Ya! Inilah alasan mengapa Hernan membangunkan Dav pagi-pagi. Ingin ditemani jogging! Dan dengan terpaksa, karena Hernan tidak berhenti mengganggunya sehingga ia tidak dapat tidur lagi, Dav pun menemani jogging keliling komplek perumahan.
"Ayo," ajak Hernan, "kita lari lagi."
Huaaa.....! Dav langsung duduk menjeplok di trotoar. "Nggak mau, Om...! Gue cape! Gue udah nggak kuat. Jadi kita jangan lari lagi. Ya Om? Ya?" ucapnya memelas.
Hernan bergeming.
"Om....." Rengek Dav. "Udahan ya? Jangan gini dong ama gue. Om koq kaya ibu tiri sih? Kejam......! Kasihanilah gue, Om. Kasihanilah perut gue yang udah keroncongan ini...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bratty Little Bride
RomanceDav, -Princessa Davenia Ardhiana-, gadis tomboy berusia hampir 18 tahun, sama sekali tak menyangka kalau ia sudah bertunangan dan akan segera menikah dengan Hernando Dervin Seanan, lelaki yang usianya lebih tua 12 tahun darinya. Tidak! Jelas tidak...