DUA PULUH SATU

6.2K 298 9
                                    

Dav langsung menepis tangan Hernan yang masih memegang kunci. Ia mengambil alih memutar kunci  dan membuka pintu. Kemudian mendorong Hernan masuk ke dalam.

Brak!

Pintu ditutupnya dengan keras.

"Seneng loe ya bisa tinggal deketan ama si Jelek itu.. !" Dav mengeluarkan kekesalan yang sudah ditahannya sejak awal.

Apa?!

"Tadi juga seneng kan karena Si Jelek itu nempel- nempel terus ama Om!" seru Dav lagi. "Kalau gitu, sana---"

Hernan terbahak mendengar 'kemarahan' Dav.

"Kenapa ketawa?" Dav terlihat tak senang, "Emangnya lucu---!"

"Iya, kamu memang lucu," sahut Hernan santai. "kalau sedang cemburu---"

"Siapa yang cemburu?!" seru Dav sewot, "Gue cuma nggak suka aja ngeliat---"

"Melihat Cantika nempel-nempel pada saya?" Hernan menyela kata-kata Dav dengan tenang, "Kalau begitu sini," Ia merentangkan tangannya, bersikap siap memeluk. "kamu juga boleh nempel-nempel---"

"Om…!" Wajah Dav memerah. Percampuran antara marah dan mau eh malu…

"Ayo sini…" Hernan maju selangkah mendekati Dav.

Tapi Dav malah mundur menjauhi Hernan.

"Princess..?"

"Jangan deketin gue!" seru Dav keras, "Gue nggak mau---"

"Tidak mau?" Hernan mengangkat sebelah alisnya. "Ya sudah…" Ia pun membalikkan badan dan melangkah menjauhi Dav.

Eh?

Ya udah?

Jadi HerDer rese itu nyerah gitu aja?

Entah mengapa, Dav merasa sedikit kecewa.

"Om…!" panggil Dav sehingga membuat Hernan menoleh.

"Kenapa?" Hernan mengulum senyum, "Kamu merasa menyesal karena tidak mau--"

"Si--siapa bilang?!" seru Dav sebal, "Gue…gue manggil Om karena mau minta kunci!"

"Kunci?" Hernan mengerutkan kening. "Kunci apa?"

"Kunci kamar!" sahut Dav tegas, "Bukan kunci hati loe!"

"Apa?"

Tadi gue bilang apa?! Dav terkejut sendiri. Dasar mulut asal nyeplos! Ia memukul mulutnya sendiri.

"Princess?" Hernan menatapnya geli.

"Ehm, Om kan bilang udah booking dua kamar," ucap Dav bersikap masa bodo, "jadi mana--"

"Kapan saya bilang begitu?" tanya Hernan menyela ucapan Dav.

Eh? Kapan? Dav mengerutkan kening, Kapan ya? Ketika tahu Hernan akan mengajaknya bulan madu, ia bilang akan ikut kalau Hernan mem-booking dua kamar. Dan HerDer rese itu menjawab...Eh?! Dia menjawab apa ya?! Ia berusaha mengingat, Kayanya Ia menghela napas pendek. Kayanya dia nggak jawab apa-apa deh...

"Kapan, Princessa?" tanya Hernan lagi karena Dav diam saja.

"Itu…" Dav mencoba menjawab, "Ehm, itu…Om nggak pernah bilang begitu." Ia terpaksa mengakui, "Tapi," lanjutnya, "Seenggaknya Om kan bisa minta kamar yang ranjangnya dua bukan yang hanya seranjang kaya gini…!"

Bratty Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang