8.DRAMA KECOA TERBANG

55.6K 4K 115
                                    

"Satu yang paling serem dari pada setan, yaitu kecoa terbang!"
- Adella Khaysahrani -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Adel memejamkan matanya berusaha untuk kembali tidur, namun nihil. Hampir dua puluh menit Adel mencoba tidur tapi tidak bisa, seolah mata dan otaknya tidak sikon.

Adel berdecak, ia berbaik kekanan dan kekiri namun tetap saja. Dirinya seolah tidak menemukan tempat yang nyaman untuk tidur.

Pergerakan kecil yang Adel timbulkan membuat sepasang mata terbuka kembali, ia adalah Alfaries. Alfaries merasakan tempat yang ia tiduri bergoyang.

"Belum tidur hm?" tanya Alfaries dengan suara serak khas bangun tidur.

Adel terkejut dengan suara itu, "Astaghfirullah,"

"Kenapa?" tanya Alfaries lagi.

"A-adel bangunin kamu ya? Maaf," cicit Adel.

Alfaries menggeleng, "Sini deketan," ucapnya.

Adel menatap Alfaries, lalu menggeleng.

"A-adel disini aja," tolak Adel halus.

"Ada anak kecil lari-lari disebelah lo," ucap Alfaries menakut-nakuti.

Adel menoleh kebelakang, "Gak ada! Adel gak takut ya! Nanti bocilnya Adel bacain Ayat Kursi," jawab Adel.

"Serah, kecoaknya otw terbang," Setelah mengatakan itu, Alfaries membalik membelakangi Adel.

Adel menoleh kesamping, dan benar saja. Terdapat satu kecoak yang sudah siap untuk meluncur, tanpa diduga kecoak tersebut terbang kearah Adel.

"Aaa Bunda! kecoaknya terbang!" Dapat Alfaries rasakan sebuah tangan mungil melingkar di perutnya.

"Bunda kecoaknya di kerudung Adel huaa!!" teriak Adel tertahan.

Alfaries membalikkan badannya menghadap Adel, dapat dilihat punggung gadis itu bergetar. Tangan kanan Alfaries menyentil kecoa yang dianggap di khimar hitam Adel.

"Udah pergi," ucap Alfaries.

Adel menggeleng sembari mengeratkan tangannya yang masih ada di perut Alfaries, "Gak gak! Kecoanya nempel hiks," jawab Adel.

"Udah gue sentil," balas Alfaries.

Adel tetap saja menggeleng, "Tidur," Tangan kekar Alfaries perlahan mengelus punggung Adel.

"T-tapi--"

"Sssttt, sekarang tidur," potong Alfaries.

Alfaries tetap setia mengelus punggung serta kepala Adel, hingga suara dengkuran halus terdengar. Alfaries tersenyum tipis, ia menundukkan kepalanya.

My Aisyah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang