13.RAGU

42.5K 3.3K 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"ARGHHH! GAK ENGGAK!!" Adel menggeleng kuat sembari memegangi kepalanya. Air matanya mengalir deras.

"Heh, kenapa?" tanya Alfaries.

"Hiks enggak, pergi pergi," Adel memukuli kepalanya sendiri.

"Sssttt, Istighfar Del Istighfar," Alfaries memegang kedua tangan Adel dan memeluknya.

"Istighfar," ulang Alfaries.

"Hiks, hiks, enggak pergi," ucap Adel sesengguk.

"Sssttt, udah ya udah, udah gak ada, Istighfar sayang," ujar Alfaries.

"P-pergi hiks," Alfaries mengeratkan pelukannya, mengelus punggung Adel.

Alfaries menunduk saat tidak mendengar suara dari istrinya, Adel istri mungilnya itu tidak sadarkan diri. Alfaries mengangkatnya menuju kamar, meninggalkan kotak berukuran sedang itu.

Ia menaruh perlahan Adel diatas ranjang, "Maaf," Alfaries membuka khimar putih Adel.

Awalnya ragu, namun yasudahlah, itung-itung dapetin pahala. Gak canda.

Alfaries menarik selimut dan membenarkan bantal serta menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah pucat istrinya.

Alfaries menghela nafas, ia membalikkan badannya untuk kembali turun kebawah. Membiarkan Adel beristirahat.

Alfaries menghampiri kotak yang Adel temukan, ia mengambil boneka kelinci dan bolpoin yang masih ada bercak darah itu.

"Darimana dia dapet ini?" monolog Alfaries.

"Yakali mesen,"

Alfaries membuka kembali isi kotak tersebut, ia menemukan sebuah cutter didalamnya dan juga sebuah kertas.

"Dendam ini belum berakhir, dan mungkin tak akan pernah berakhir ataupun hilang."

Itulah kalimat yang tertulis di kertas usang itu. Alfaries meremas kertas itu, memasukkan semua benda kembali kedalam kotak tersebut.

Ia berjalan ke depan rumah, dan menaruh kotak itu di samping rumah. Alfaries menatap sekeliling, seolah mencari seseorang.

Bersamaan dengan itu, ponselnya berdering. Nama Gerry yang ada di sana.

"Hal--"

"Delvaroz nyerang markas!" potong Gerry.

"Shit, gue kesana sekarang," Alfaries mematikan panggilan sepihak.

Ia kemudian menghubungi seseorang, "Ke Perumahan Melati nomor 23 jalan Tamsis, sekarang." ujar Alfaries.

"Ck, ngapain?"

"Jagain Adel, Delvaroz nyerang. Buruan, ada taksi ntar jemput lo,"

"Adel pingsan Ci, sekarang!" tekan Alfaries lalu mematikan panggilan sepihak.

My Aisyah [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang