42. Tertidur

88 69 407
                                    

~•••***•••~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•••***•••~


Berlari dengan cepat menyusuri koridor rumah sakit, Levi juga tak lupa menelpon seseorang yang menurutnya harus tau keadaannya saat ini.

"Angkat!!" kesalnya.

Levi berlari dengan cepat, tak peduli beberapa kali dirinya menabrak orang yang lalu lalang.

"Halo? Kenapa Lo nel--"

"Lo ke rumah sakit, gue sharelock! Buruan!"

"Hah ngapain?"

Enggan untuk menjawab lagi, Levi langsung mematikan telepon itu dan memberi alamat rumah sakit pada orang yang diteleponnya tadi.

Levi berhenti ketika ia melihat satu orang dewasa yang berdiri didepan sebuah pintu ruangan rumah sakit, dengan wajah yang nampak cemas.

"Hera, enggak baik-baik aja Levi... Aku takut."

"Dia pasti baik-baik aja, dia adik gue, Dia kuat kok." ucap Levi menenangkan sesosok gadis yang menghampiri nya.

Gadis yang merupakan sahabat Levi dan Hera, namun sudah jarang bertemu karena anak itu pindah kota.

"Hera semalam baik-baik aja, tapi tadi dia tiba-tiba sesak dan Hera pingsan Levi...."

"Percaya sama gue, Hera akan baik-baik... Tenangin kak Alora dulu ya." ucap Levi pada gadis itu, dirinya pun mengangguk dan menghampiri Alora yang panik didepan pintu UGD.

Jehan melajukan motor dengan kecepatan sedang, dia berpikir kenapa Levi memintanya ke rumah sakit? Apa lelaki itu kecelakaan, tapi sepertinya tidak. Begitu banyak pertanyaan bersarang di otaknya.

"Gue baru nyampe rumah, udah disuruh pergi lagi aja... Untung mama gak nanya aneh-aneh." gumamnya.

Jehan memarkirkan motornya setiba di rumah sakit, dia menuju ruang UGD seperti yang Levi bilang. Belum sampai didepan UGD, Jehan sudah bertemu Levi dan ditarik begitu saja oleh Levi.

"Eh Lo ngapain narik gue??" ucap Jehan memberontak.

"Ikut gue Jehan."

"Iya tau, tapi gausah narik dan bisa biasa aja gak??"

Levi tak mendengarkan dan menarik Jehan pada suatu ruangan, namun bukan UGD Melainkan ruang rawat inap sesungguhnya.

"Ngapain bego Lo bawa gue kesini??" tanya Jehan.

"Lo bisa liat itu siapa?" Jehan mengarahkan pandangannya pada orang yang tengah tertidur diatas ranjang rumah sakit tersebut.

"Hera? Hera!!"

"Hera kenapa Vi??" tanya Jehan panik.

Dirinya buru-buru mengahampiri Hera, dan mengelus tangan Hera yang terpasang selang infus.

1. PASSING BY✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang