❝ Kamu dan segala kenangan yang tersisa ❞
⚠️TIDAK UNTUK DIPLAGIAT⚠️
Ini Cerita keduaku, cerita yang sangat ingin ku tulis sejak lama namun baru sekarang aku berani untuk mem publikasi-kannya.
Ini tentang cerita yang diangkat berdasarkan nyata dan ju...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Allo Selamat tahun baru semua💗
~•••***•••~
Levi duduk dibawah pohon, yang biasa Hera duduki saat istirahat. Disana tak banyak siswa yang datang, jadi nyaman. Saat ini Levi melakukan panggilan video bersama Hera, gadis itu masih dirumah sakit. Biasa, penyakitnya tiba-tiba Kambu, dan Hera keras kepala, tidak memakan obatnya.
"Gimana? Masih mau bandel lagi?" tanya Levi pada Hera, terlihat seperti meledek.
"Lebay Lo."
"Bikin panik orang aja Lo tuh ya Ra. Gue kesana entar pulang sekolah, Lo mau apa?"
"Enggak ada."
"Syukur deh, duit gue aman." Levi menyengir lebar tatkala mengucapkan itu, lain dengan Hera yang mendatarkan wajahnya seketika.
"Udah ya Vi. Ada mbak suster cantik mau periksa."
"Titip salam oke. Bye, ketemu sore lagi Hera."
Usai menutup panggilan video itu, Levi membaringkan tubuhnya, menatap langit. Masih ada sekitar beberapa menit lagi bel masuk, Levi pun memutuskan, memejamkan, matanya sekejap.
Satu sisi, Jehan tak sengaja lewat dan mendengar bahwa Levi baru saja teleponan dengan Hera. Dan Jehan, mendengar keduanya akan bertemu saat pulang sekolah nanti.
"Mereka ada hubungan apa?"
****
Dirumah sakit, Hera baru saja pindah. Entah kenapa tiba-tiba Alora memindahkan ruangannya lagi, padahal Hera sudah nyaman di UGD, dan lagi pun dia tak akan lama dirumah sakit.
"Di UGD banyak orang, saya enggak mau kalau kamu tambah sakit. Karena kita enggak, tau mereka sakit apa saja." seolah mengerti isi pikiran Hera, Alora pun mengatakan demikian.
Alora mendorong makanan untuk diletakkan di dekat Hera, kemudian membantu Hera bangun dan duduk.
"Makan, walau tidak enak atau tidak suka. Minimal habiskan setengahnya." Hera tersenyum lalu mengangguk.
"Mama...."
"Kenapa?" tanya Alora, dan menatap Hera.
"Mama enggak kerja? Hera gapapa kok kalau sendiri, kalau kerjaan mama selesai baru kesini. Hera gamau, karena Hera sakit, itu jadi ganggu kerjaan mama."