Chapter 19 : Falling Down (Part 3)

26 5 4
                                    


Bima, Teguh dan Rio pun bergegas untuk mencari keberadaan Putra, disela-sela pencarian mereka banyak murid Mulia Bakti dan anggota Red Viver yang menghalangi mereka. Merekan bertiga pun menghajar mereka dengan brutal, Rio dengan tubuh tingginya dengan mudah menghajar beberapa murid Mulia Bakti yang lebih rendah darinya.

Bima dan Teguh pun kompak menghajar beberapa anggota Red Viver, Teguh dengan mudah menangkis serangan salah satu anggota tersebut dan balik menendangnya sampai tersungkur. Bima pun melakukan tendangan melompat yang tepat mengenai leher salah satu anggota tersebut.

Namun anggota yang dilawan Bima masih bisa bangun dan kembali menyerang, Teguh pun mengangkat tubuh anggota tersebut dan menyuruh Bima untuk menyerang kepalanya. Bima pun mengatakan kepada Rio untuk memberikan tumpuan agar ia bisa melompat dengan tinggi, Rio pun merapatkan tangannya dan Bima bergegas melompat.

Bima pun melompat dan melakukan salto kedepan, hal itu di saksikan oleh Tara dan Vino dari kejauhan. Bagian kaki belakang Bima mampu mengenai kepala belakang anggota tersebut, seketia mulut anggota tersebut mengeluarkan darah dan jatuh. Bima pun ikut terjatuh karena lompatannya sangat tinggi, Teguh merangkulnya dan berkata untuk cepat menemukan Putra.

Pertarungan pun makin kacau dimana kelompok murid terdesak dan kehilangan banyak anggota. Hal itu membuat beberapa murid kehilangan harapan dan mulai bertarung tanpa arah. Pukulan Bagas tepat mengenai dada salah satu murid Arkham, yang membuatnya sedikit tersungkur. Risky pun datang dan menendang wajahnya yang membuat murid tersebut tumbang.

"Huuu... ini sangat merepotkan" ujar Bagas kepada Risky.

"Benar sekali, aku sudah mulai merasa kelelahan" sahut Risky yang meregangkan tubuhnya.

"Sepertinya pasukan aliansi SMA sudah banyak berkurang" kata Bagas kepada Risky.

"Yap kau benar sekali, dan kita harus memanfaatkan moment ini dengan baik" perkataan Risky yang kembali bertarung.

Hari pun mulai sore dan Citra sangat cemas dengan Putra yang belum juga membalas pesannya, Citra pun berharap Putra segera kembali. Bel pintu kost Citra berbunyi dan ia segera membukakannya, ia melihat Ade dan Cindy yang sudah sampai. Ade pun menanyakan kenapa Putra tidak berada disini.

Citra pun mengatakan kalau sejak pulang sekolah ia tak melihat Putra, bahkan pesan dan panggilannya juga tidak dibalas. Ade yang mengingat jika Putra berhadapan dengan Red Viver merasa sedikit panik. Ade pun berkata mungkin Putra sedang melakukan kegiatan yang tidak bisa di ganggu.

Ade pun menyarankan untuk menunggunya di kost Citra dan pada malam harinya mereka akan berangkat ke taman kota. Cindy yang melihat wajah cemas Citra mengatakan mungkin Putra sedang sibuk saat ini. Cindy pun pergi ke dapur dan membuatkan coklat panas untuk mereka nikmati sembari menunggu Putra.

Di stadion Bima, Teguh dan Rio masih berusaha mencari keberadaan Putra, Teguh yang melihat beberapa anggota Red Viver yang menghalangi segera memukulnya sampai terpental. Rio pun tampak cemas dengan keberadaan Putra, Bima pun berkata untuk lekas mencarinya dan menyuruh Teguh untuk berhenti menghajar anggota tersebut.

Alan dan pria besar tersebut bertarung sangat sengit karena mereka berdua sama-sama memiliki tubuh yang besar. Alan pun merasa kesulitan karena pria tersebut juga memiliki gaya bertarung yang sama dengannya. Pada awalnya Alan pun tak yakin ia memiliki gaya bertarung Wrestling dan ia berfikir akan mudah untuk mengalahkannya.

Mereka pun saling banting-membanting saat itu, pukulan terus melayang kearah tubuh mereka berdua. Mereka berdua memiliki daya tahan tubuh yang sama-sama kuat, Pria tersebut berusaha mengangkat Alan. Namun Alan segera menahan tubuhnya dan melakukan kuncian di kepalanya.

High School: Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang