Chapter 9 : Danger Candy

46 13 1
                                    

Hujan turun dengan deras yang mengguyur seluruh kota Nagon pada malam itu. Citra mengatakan kalau Putra bisa menginap di kostnya malam ini di karenakan hujan yang terus turun. Citra menyiapkan sofa yang akan menjadi tempat tidur Putra, pada awalnya Putra berniat hanya untuk kembali ke kost-nya. Citra melarangnya demi Kesehatan putra dan memaksa Putra untuk tinggal.

Karena paksaan Citra Putra pun menyetujuinya dan bersedia untuk tidur di kost Citra. Hari pun semakin gelap dan hujan juga belum reda, Citra membuat coklat panas untuk menemani mereka saat bermain Stacko. Putra mengatakan untuk mengganti permainan di karenakan dirinya sudah mulai bosan dengan permainan tersebut.

Dikarenakan banyak permainan yang tidak di sukai Putra, mereka pun bermain batu, gunting, kertas. Setiap orang yang menang bisa menanyakan apapun kepada orang yang kalah. Mereka pun memulai permainan tersebut dan Putra berhasil mengalahkan Citra. Putra pun bertanya kenapa Citra mau bersama dirinya.

Citra menjawab kalau Putra memang jauh dari tipenya tapi dalam dirinya ia memiliki jiwa seorang pemberani yang tidak akan meninggalkan orang yang ia sayangi. Dan Putra juga orang yang cerboh namun tidak akan mengulangi kecerobohan untuk kedua kalinya. Dan Citra sangat suka dengan orang yang seperti itu.

Pipi Putra memerah setelah mendengar perkataan Citra tentang dirinya. Permainan pun di lanjutkan dan Citra memenangkannya kali ini. Citra pun bertanya tentang wanita yang disukai Putra. Putra mengatakan kalau ia menyukai wanita yang tidak memiliki banyak teman pria.

Di karenakan ia tidak ingin Citra disukai banyak orang dan Putra juga mengatakan kalau sangat berbahaya jika banyak bermain dengan teman pria. Citra sangat terharu mendengar kepedulian Putra dan mencubit pipinya. Pada kali ini Citra kembali memenangkan permainan dan kembali bertanya kepada Putra tentang larangan untuk Citra.

Putra pun menjawab kalau ia sangat menghawatirkan Citra yang sering bergaul dengan banyak pria di OSIS. Jika ada kesempatan mungkin pria tersebut bisa melakukan sesuatu kepada Citra dan hal tersebut yang membuat Putra khawatir. Putra pun memegang pipi Putra dan mengatakan kalau ia akan baik-baik saja selama berada disisi Putra.

Putra pun bertanya tentang hal yang di inginkan Citra untuknya. Citra mengatakan kalau Putra harus mengurangi bermain bersama Bima dan yang lain, karena Citra beranggapan mereka adalah orang-orang yang kasar. Dan Citra juga melarang Putra untuk berkelahi dengan siapa pun.

Tidak lama lampu pun mati yang membuat Citra menjerit dan langsung memeluk Putra.

"Aaaaaa..." teriak Citra sambil memeluk Putra.

"Jangan berisik, Cuma mati lampu doang" ujar Putra kepada Citra.

"Sayang aku takut....heumm" sahut Citra yang ketakutan.

"Yauda ayo kita cari lilin" jawab Putra sambil berdiri mencari lilin.

Citra terus memeluk Putra karena ketakutan yang membuat pergerakan ia sangat terganggu. Putra pun melepaskan pelukan Citra dan mencari lilin itu sendirian, Citra yang ditinggal sendirian segera berteriak. Putra yang mendengarnya segera kembali dan menggandeng tangan Citra.

Pada akhirnya mereka menemukan lilin dan segera menyalakannya, suasana pun mulai membaik dan Putra mengatakan untuk tidur saja. Namun Citra yang masih takut sendiri mengatakan untuk tidur bersama di kamarnya. Putra yang mendengarnya langsung menelan ludahnya dan membuat kakinya tremor.

Ia mengatakan akan berperilaku lembut kepada Citra dan tidak akan menyakitinya. Citra yang tak paham maksud Putra segera memegang kedua pipinya dan mengatakan kalau belakang ini ia sangat aneh. Lalu Citra membawa ia ke kamarnya yang membuat Putra menjadi gugup, lalu Putra menanyakan apakah ia dan Citra satu ranjang.

High School Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang