Aku dan Ethan meninggalkan club malam , ia mempersilahkan ku masuk kedalam sebuah mobil mewah dengan warna hitam mengkilat dan elegan . Aku tidak banyak bicara dan mengikuti kemanapun ia membawaku , termasuk ke apartemen yang sekarang ini kami masuki .
Anyway , apartemen yang aku jejaki saat ini adalah apartemen mewah yang hanya bisa di tinggali oleh orang orang elite . wow! , Pria di depanku ini bukan orang sembarangan rupanya .....
Langkah Ethan terhenti di depan pintu apartemen di lantai lima . Begitu juga Langkah ku yang terhenti dengan pertanyaan kecil seputar apa yang terjadi pada kami setelah memasuki ruangan .
Begitu pintu terbuka , sontak keningku mengernyit melihat seorang wanita cantik yang tersenyum menyambut kedatangan kami . Orang ini ....... Bukankah dia adalah wanita yang di temui Evy untuk urusan bisnis 3 hari yang lalu ? Aku membatin dengan penuh keheranan .
Tanda tanya besar mulai memenuhi seisi otak ku . Terlebih lagi ketika Ethan mengecup mesra kening wanita itu . Dahiku semaki mengernyit . Aku butuh penjelasan dari mereka sekarang juga . Demi apapun , aku benar-benar bingung .
"Haii , Lina . Masih mengingat ku ?" Wanita itu menyapaku .
"Cindy ?" Aku memastikan ."Syukurlah kau masih mengingat ku . Selamat datang," ucapnya ramah .
Aku tersenyum dengan canggung . Belum reda rasa heran itu , ia langsung mengajak ku duduk di sofa . Aku mulai bisa membaca situasi ini . Jadi intinya , wanita ini memang mengincar ku dari awal , ketika aku menemani Evy . Pantas saja dia memandangku begitu lama ketika kami bertemu di restoran hotel tiga hari lalu .
Aku membenahi dudukku
"Kami sedang mencari seorang gadis yang........" Kalimat Cindy menggantung
Aku mengerutkan dahi "Yang ? Yang apa ?"
"Yang mau mengandung anak dari suami ku , Ethan," sambung wanita itu
"HAHHH?????"
Astagaaa ! Aku benar benar shock ! Baru kali ini kutemukan ada wanita cantik yang rela mencari gadis lain untuk di hamili oleh suaminya . Adakah hal yang lebih fanatik daripada ini ? Wanita ini sudah gila !!
"Aku mendengar kabar bahwa kau hanya melayani kencan saja tanpa layanan plus-plus . Uhm..... Kau pasti tahu maksudku kan ? Dan aku dengar , kau tidak merokok atau minum minuman beralkohol . Jadi kami pikir itu bagus," jelas Cindy
Apa apaan ini ? Aku merutuk dalam hati seraya berusaha menguasai diriku maju seorang teman kencan bayaran . Menjual jasa berarti harus tetap ramah pada orang . Termasuk untuk situasi yang menurut ku cukup gila seperti ini .
"Memangnya kau berani bayar berapa ?" Tanyaku berusaha berdiplomasi .
"Apartemen dan uang bulanan sepuluh juta won . Bagaimana ?" Penawaran Cindy membuat rahangku nyaris jatuh .
"Kau bercanda ?" Ucapku spontan yang membuat Cindy menggeleng .
"Kalau kau setuju , kau harus tinggal di sini . Tidak seorang pun boleh tau tentang hal ini . Kita tidak akan terikat dengan pernikahan . Tenang saja , aku tidak akan menyulitkan mu," ucap Ethan memastikan .
"Tidak menikah ? Aku tidak bisa . Sudah cukup bicaranya !"
Kedua alisku bertaut , enak sekali dia meminta bayi tanpa menikahiku , emangnya aku wanita tunasusila ? Aku tersenyum miring dengan menahan amarah ku .
Keduanya terkejut dengan penolakanku . Alih alih tertarik dengan tawaran mereka , perkataan Ethan tadi tadi malah membuat ku muak . Kutegasan sekali lagi , aku bukan wanita tunasusila . Harga diriku sangat tinggi meskipun aku hanyalah teman kencan bayaran .
********
KAMU SEDANG MEMBACA
viewpoint
Teen Fiction[KARANGAN SENDIRI !] [ORIGINAL!] Jika aku analogikan , ia seperti grand piano, hitam dan putih dalam satu tempat, aku terjebak di ambivalensi dan keindahannya memukauku. Tapi di sisi lain ia dingin, rumit, dan sulit kupahami dengan segala kebenciann...