fragment 1.9 : beautiful sparkling eyes

9 6 0
                                    

Apa yang bisa ku ceritakan tentang pernikahan? Tidak ada karena bukan aku yang mempersiapkan. Aku hanya menjalani hari-hariku seperti biasanya. Sebuah kehidupan membosankan yang sederhana. Tapi sepertinya, mulai hari ini semua akan berubah.

Aku berdiri termangu di dekat jendela. Aku berusaha meredam gemuruh di dadaku karena menantikan detik-detik pemberkatan. Sungguh, aku tidak percaya kalau aku akan menikah. Tidak ada cerita tentang fitting pakaian pengantin, Memesan gedung, menyebar undangan, hingga drama penolakan pernikahan karena ini bukan perjodohan. Cukup satu kata: menikah. Sesederhana itu saja. Klasik dan membosankan.

Cindy menghampiriku. Ia membenahi mahkota bunga di kepalaku.

"Kau cantik sekali, Lina," pujinya lembut

"Terima kasih," jawabku singkat. Meskipun yang mengajak berbicara adalah Cindy, tapi fokusku terarah pada Ethan yang terlihat enggan menatapku. Hatiku sedikit nyeri menyadari fakta ini.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, seorang lelaki separuh baya muncul dari balik pintu dengan wajah bersahaja.

"Pemberkatan akan dimulai."

Cindy tersenyum dan mengangguk sebelum menatapku lagi dengan lembut.

"Kau siap ?"

Aku membisu. Aku tidak siap dan tidak akan pernah siap. Tapi ketika keadaan memaksa, aku bisa apa ?

_____

Tiga hari berlalu setelah pernikahan diam-diam. Saat ini aku sedang sibuk mengemasi pakaian. Di tengah kegiatanku, angel muncul tiba tiba.

"Kakak, mau kemana ? Tanyanya.

"Angel, kau bisa kan tinggal sendirian selama tiga hari ? Aku harus pergi ke pulau Nami. Ada rombongan tamu dari Spanyol yang harus aku pandu ke sana," jawabku.

"Kakak belum pernah pergi sejauh itu selama jadi tour guide."

"Bagus, kan ? Akhirnya aku bisa kesana, gratis pula," senyumku senang.

Aku bohong. Aku akan menginap di apartemen bersama Ethan. Pakaian di koper itu hanyalah formalitas agar aku terlihat benar-benar pergi pulau nami. Aku punya satu lemari pakaian baru dari hasil perjanjian dengan Ethan.

"Hummm. Selamat bersenang-senang," ucap Angel akan beranjak.

"Angel !" Tahanku sambil menyambar dompet. Aku mengeluarkan beberapa lembar uang.

"Pegang uang ini. Makan yang betul Jangan makan mie instan terus selama aku tidak ada. Jaga kesehatanmu oke?"

Angel mengerjap. "Ini tidak kebanyakan ?"

"Tidak. Aku sedang banyak uang. Tamuku memberikan uang di muka," bualku dengan wajah meyakinkan yang membuatnya mengangguk paham.

"Ya sudah. Aku mau tidur dulu," senyum angel lalu meninggalkanku.

Dua puluh dua menit berlalu. Aku melangkah keluar dengan terengah-engah karena Ethan bilang ia sudah menunggu di depan rumah sejak dua menit yang lalu. Boleh aku jujur ? Jantungku rasanya mau meledak. Setelah berkali-kali menarik napas panjang, aku pun menghampiri tuan Ethan yang duduk angkuh di kursi kemudinya.

"Masuklah," ucapnya singkat tanpa membuka pintu

"Hummm," gumamku berusaha terlihat datar

"Wajahmu merah," komentarnya yang membuatku ingin menampar mulutnya.

"Shut up."
"I don't need your command." Aku mendengus. Oh, ya tuhan! Ada apa dengan pria ini?!

Aku tidak percaya hal ini terjadi padaku. Ini gila! Aku tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi. tiga hari bersama pria menyebalkan ini adalah ide yang buruk. Sangat buruk. Rasanya aku mendadak pening. Semoga kesabaranku cukup untuk menghadapinya.

**************

"Kamu bukan takut akan cinta , tapi kamu takut dengan luka lama"
《ukiran tinta - Cleopatrax 🌊》

viewpointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang