fragment 1.6 : the agreement

13 7 4
                                    

    Kami berjalan keluar lift . Aku tau Cindy pasti Dengan harap-harap cemas di sana . Terlalu jelas di mataku jika ide gila itu berasal dari sang istri . Jika ide itu berasal dari Ethan , tentu saja ia tidak akan melakukan hal sekasar itu padaku.

    Cindy tersenyum lagi melihatku dan suaminya memasuki ruangan apartemen . Senyum itu malah membuatku merasa tidak enak . Aku duduk dengan canggung di hadapan mereka pasangan di depanku ini hanya diam membisu.

  "Berikan aku alasan agar aku menyetujui ini." Aku memecah keheningan.

    Ethan menarik nafas panjang.

  "Garis besarnya , cindy mengalami musibah . Dia tidak akan bisa memiliki anak lagi . Hanya itu yang perlu kau tahu . Detailnya cukup menjadi kisah hidup kami," jelasnya singkat.

  "Kenapa tidak progam bayi tabung saja ?"

  "Sudah , Tapi gagal . Jangan membahasnya lagi," jawabannya mendadak sensitif.

  "Oke ! Maaf , bagaimana dengan adopsi ?" Aku berusaha menawarkan solusi yang lebih rumah tanggawi.

  "Aku hanya ingin anak dari darah daging Ethan . Tidak masalah jika itu dari rahim wanita lain atau aku harus mengatakan bahwa itu anak adopsi . Aku akan merelakan jika itu terjadi . Aku sudah terlalu frustasi . Hanya itu satu-satunya solusi yang terpikirkan olehku." Kali ini Cindy yang menjawab.

    Perlahan ini menjadi rumit dalam persepsiku , bagiku ini bukan hanya soal bayi.

  "Jika kau setuju , kau akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kalau kau sehat dan siap untuk ini . Bagaimana ?" Tanya Cindy.

    Dahiku berkerut , sejalan dengan pikiranku yang mulai kusut . Ini adalah tawaran gila sekaligus menggiyurkan . Gila jika aku menerimanya . Itu sama saja dengan mereka membeli hidupku demi seorang bayi . Ini tidak masuk akale no dan terlalu berat sebelah . Namun di sisi lain , aku juga gila jika menolak tawaran dengan belasan materi yang luar biasa menyilaukan mata.

    Aku menghela nafas .

  "Sejujurnya aku sangat butuh uang . Jadi aku pikir , sepertinya aku akan menerima tawaran itu," ucapku pada akhirnya nya.

  "Kita buat kesepakatanya hitam di atas putih." Senyum Cindy terkembang.

  "Oke." Aku mengangguk.

    Hampir setengah jam kami membahas isi perjanjian yang akhirnya tertuang pada dua lembar kertas . Aku membaca ulang isi kesepakatan itu . Tawaran mereka memang sangat menggiurkan . Tapi ada satu hal yang mengganjal pikiranku . Siapa lagi kalau bukan angellina , aku menyesali kebodohanku yang baru saja mengingat eksistensi anak itu . Bagaimana aku bisa meninggalkan anak itu sendirian.

  "Angel......,"gumamku pelan
 

  "Angel ?" Tanya Cindy
 

  "Adikku , Angel . Aku tidak bisa meninggalkannya."
 

  "Kenapa tidak bisa ?" Selidik Cindy berhati-hati.
 

  "Dia satu-satunya keluarga yang aku punya."
 

  "Lina , perjanjianya sudah jelas," pungkas wanita itu.
 

  "Kelas perutku akan membesar . Lalu aku harus beralasan apa ?"

    Ia melipat tangan sambil bertanya , "berapa usianya ?"

  "Delapan belas , baru saja lulus SMA."

  "Aku ' kuliahan ke luar negeri , aku akan mengirimnya ke jepang." Cindy menawarkan solusi yang membuat mataku melotot.

  "Tidak !! Dia satu-satunya yang aku punya . Jika sesuatu terjadi padaku atau padanya , siapa yang akan bertanggung jawab ?" Tolak ku.

  "Biaya kuliah , biaya hidup , asuransi kesehatan , dan segala kebutuhannya akan menjadi urusan kami . Apa penawaran ini masih tidak cukup menarik bagimu ? , Pikirkan lagi." Tawarnya santai.

    Terus terang aku sangat tergiur . Aku sadar , sampai dunia kiamat pun aku tidak akan bisa membiayai kuliah angel . Tapi aku yakin , adikku bisa memperoleh beasiswa besar dari east star foundation yang aplikasinya telah ia persiapkan jauh-jauh hari.

    Setelah berfikir cukup lama , aku menghela nafas.

  "Tidak usah repot-repot karena aku yakin adikku akan mendapatkan beasiswa penuh dari east star foundation . Tawaran kalian sangat menarik . Tapi aku tidak bisa meninggal kan adikku."

  "Beasiswa east star foundation ? Pengumumannya seminggu lagi , bukan ?" Tanya Ethan cukup mengejutkan ku.

***********

"jangan pernah ambil keputusan ketika marah dan jangan pernah membuat janji ketika bahagia"
《ukiran tinta - Cleopatrax 🌊》


 

viewpointTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang