Aku tengah menikmati makanan sejuta manusia yang bernama mie instant saat ada derap langkah yang mendekatiku.
"Kakak!"
"Uhuk-uhuk"Angel mengguncang bahuku yang sontak membuatku tersedak hingga kebingungan mencari minum. Dengan cepat, aku menenggak segelas air dingin di hadapanku. Setelah menuntaskan sensasi tersedak, aku memelototi pemuda itu hingga ia menciut.
"Kau tidak lihat aku sedang makan ?" Makiku sebal.
"Kakak! Aku mendapatkan beasiswa itu!" Angel mengoceh senang tanpa peduli makianku.
"Iya , aku sudah tahu!" Balasku cepat
"Hah? Tahu dari mana ? Pengumumanya kan baru saja," tanyanya heran.
"Nilaimu sempurna. Kalau kau sampai tidak mendapatkan beasiswa itu , aku akan menyeret tim penyeleksi itu ke dalam dokter mata!"
Angel tersenyum dan mengangguk.
"Tapi , kak...."
Ia mendadak murung ."ada yang aneh. Aku memilih universitas Yonsei, tapi di email-ku tertulis universitas Kyoto. Sepertinya ada kesalahan. Aku harus menghubungi mereka," ucap Angel menjauh.
Aku tersenyum kecut. Tentu saja aku tahu alasanya semua telah diatur Cindy dengan rapi. Itulah enaknya memiliki kekuasaan. Kita bisa menjatuhkan hidup seseoran semudah mengaplikasikan teori tentang gravitasi bumi pada sebutir apel. Andai suatu hari nanti aku memiliki kekuasaan, aku akan melindungi setiap orang - orang yang tidak mampu itu.
Ah, lupakan bualanku barusan. Jangankan memiliki kekuasaan z kuliah saja aku kekurangan uang sampai akhirnya cuti. Entah sampai kapan aku memperpanjang cuti sepertinya aku tidak akan melanjutkan studiku.
Sayup-sayup suara angel yang sedang menghubungi pihak pemberi beasiswa terdengar olehku. Hampir lima menit sudah ia berbicara di telepon, sampai akhirnya ia keluar kamar dengan wajah kusut yang membuatku ingin menyemprotkan cairan pelicin pakaian ke wajahnya.
"Mereka bilang tidak ada kesalahan. Aku sengaja dipindahkan ke universitas Kyoto karena kuota universitas Yonsei sudah penuh. Memangnya bisa seperti itu?"
"Angel, apa pun hasilnya terimalah dengan ikhlas. Menjadi awardee saja sudah beruntung. Setidaknya kau tidak akan berakhir seperti aku," senyumku berusaha menghibur hatinya.
"Tapi kak, siapa yang akan menjagamu ? Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian di sini ," ucap Angel yang membuat hatiku ngilu.
"Aku bisa menjaga diri. Lagipula ada Oliv dan Evy. Mereka sangat baik. Kau tahu itu , kan ? Jangan hancurkan mimpimu. Percayalah , aku baik-baik saja. Oke"
"Tapi, kak...."
Aku memotong kalimatnya. "Angel, kau satu-satunya harapanku! Ambil kesempatan ini. Tidak ada kompromi. Kau harus pergi kuliah ke Jepang."
Angel merenung sesaat melihat ketegasanku yang tak terbantahkan. Akhirnya ia menyerah. "Baiklah. Aku akan pergi kuliah ke Jepang."
*************
"setiap pagi kita punya dua pilihan , lanjut tidur dan tetap bermimpi atau bangun dan kejar mimpimu"
《ukiran tinta - Cleopatrax 🌊》
KAMU SEDANG MEMBACA
viewpoint
Teen Fiction[KARANGAN SENDIRI !] [ORIGINAL!] Jika aku analogikan , ia seperti grand piano, hitam dan putih dalam satu tempat, aku terjebak di ambivalensi dan keindahannya memukauku. Tapi di sisi lain ia dingin, rumit, dan sulit kupahami dengan segala kebenciann...