Aku mendengus pelan . Aku mengambil buku dan pulpen lalu menuliskan sesuatu di sana .
"Sesuai kesepakatan , transfer tarif mengobrol nya di rekening ku ," kataku menyodorkan kertas bertuliskan nomor rekening pada Ethan . Tanpa berkata-kata lagi , aku berlalu dari hadapan keduanya
Ya ampun , mereka pikir aku wanita tunasusila yang seenaknya saja bisa dimintai untuk membuat , mengandung , dan melahirkan seorang bayi ? Aku menggerutu dalam hati sambil mengayunkan langkahku menuju ke lift .
Aku memang menggeluti dunia kencan . Sebenarnya itu tidak terlalu buruk karena aku diam diam menjaga diriku . Aku hanya kencan , kencan dalam artian denotatif : bertemu , mengobrol , makan , pelukan , dan ciuman . Hanya begitu saja siklus nya .
Baiklah , mungkin itu terdengar sedikit nakal . Tapi sungguh , aku tidak melakukan hal nista itu . Namun aku tidak akan mengabaikan fakta bahwa aku bukanlah gadis suci. Bukan sama sekali . Ada satu kejadian di masa lalu yang membuat harga diriku jatuh , hatiku sakit tiap mengingat pemuda brengsek bernama damar Winata .
Aku mematung dengan pikiran kacau . Aku masih menunggu lift . Namun dari kejauhan , terlihat sosok Ethan yang memanggil namaku sembari mempercepat langkahnya . Aku menyeringai .
Hei man , aku tidak semudah itu ! Aku tersenyum licik seraya melambaikan tanganku , sebelum memasuki lift .
"HEII !!" Ethan menjerit kesal .
Aku berani bertaruh bahwa pria itu tengah menyusuri tangga demi menyusul ku . Dan satu lagi ! Aku yakin jika ia tidak akan tiba di lantai bawah mendahului ku . Ayolah , lihat saja wajah tampannya yang terlihat manja itu . Aku yakin dia bukan tipikal pria atletis yang mampu berlari secepat kilat menuruni tangga .
Pintu lift terbuka . Seperti dugaan ku , pria itu tidak akan mungkin sanggup menandingi kecepatan lift . Memangnya dia dewa ? Aku melangkah keluar dengan hati yang masih cukup dongkol . Baru saja akan meninggalkan gedung itu , tiba tiba seseorang menarikku dan memaksaku masuk ke dalam lift . Dia adalah Ethan .
"Heh !! Apa-apaan ?" Makiku jengkel .
Pria itu tidak peduli , ia menarikku masuk kedalam lift , kemudian menutup pintu .
"Kau berubah pikiran ?" Selidikkh setengah mengejek .
Ia diam saja dengan nafasnya yang terengah-engah.
"Jadi kita akan menikah , kan ? Godaku sambil mencolek-colek tanganya .
"Kau gila." Dengusan sinis terdengar darinya
"Kurasa kau yang lebih gila di sini , dulu kau bilang , jangan mengganggu karena kau sudah punya pasangan . Wohoho.... Lalu apa yang terjadi sekarang ?
"Kau menyindir ku ?"
"Aku berbicara fakta.""Terserah . Kalau bukan karena terpaksa , aku tidak ingin berurusan dengan gadis tidak menarik seperti mu"
Mataku membulat . Licin sekali mulut pria ini sampai berani mengatakanku tidak menarik . Bukanya terlalu percaya diri , tapi faktanya aku memang sangat cantik ! Kurasa mata pria di sampingku ini perlu di oprasi agar bisa melihat kecantikanku .
"Kau yakin aku tidak menarik ?" Ucapku nekat merangsek hingga membuatnya tersudut di pojok lift . Perlahan aku mendekati wajahnya yang mulai terlihat masam .
"Jangan menggodaku !"
"Kalau aku tidak menarik , seharusnya kau tidak perlu merasa tergoda bukan ?" Tukasku tersenyum menggoda dengan jari yang nyaris menyentuh bibirnya .
Brakkk !!
"Awwww!"
Aku memekik sembari memegangi kepalaku yang terbentur cukup keras akibat dorongan Ethan . Pandanganku terasa berat dan berkunang-kunang . Aku menunduk dan mematung beberapa saat untuk menstabilkan tubuh . Aku sadar jika pria ini ternyata benar benar menyebalkan . Namun perlakuannya padaku tadi benar benar diluar dugaan .Ethan yang tadinya kesal menjadi terbalik khawatir saat melihat kondisiku
"Maaf , aku tidak bermaksud....."
"Lima ratus ribu won untuk biaya pengobatan," selaku cepat
"Dasar gadis materialistis," dengus Ethan pelan
"Memang itu pekerjaan ku . Berhati-hatilah," sahutku mengingatkanya .
*********
KAMU SEDANG MEMBACA
viewpoint
Подростковая литература[KARANGAN SENDIRI !] [ORIGINAL!] Jika aku analogikan , ia seperti grand piano, hitam dan putih dalam satu tempat, aku terjebak di ambivalensi dan keindahannya memukauku. Tapi di sisi lain ia dingin, rumit, dan sulit kupahami dengan segala kebenciann...