-- sebelumnya.
Mendengar pintu tertutup. Jieun menyibak selimut yang menutupi kepalanya dan terlihat bahwa kakak Kim Taehyung itu kini tengah menangis. Air mata mengalir dengan deras di matanya, membasahi pipi dan berakhir menetes di bantal di bawah kepalanya.
Tak ada isakan, wanita itu menangis dalam diam. Menyimpan sendiri semua sakit dan kecewanya. Hanya malam yang sunyi yang menjadi saksi betapa kesakitannya seorang Jieun.
****
"Bagaimana keadaanmu, Taehyung-ah?"
Jieun datang berkunjung keesokan paginya, wanita itu menyempatkan waktunya untuk mengunjungi sang adik sebelum berangkat ke kantor, untung Taehyung sudah bangun.
"Kau habis menangis?"
Bukannya menjawab pertanyaan Jieun, Taehyung malah berbalik bertanya. Jieun tersentak mendengar pertanyaan adiknya, padahal Jieun sudah mengompres matanya dengan es sedari subuh dan Taehyung masih menyadarinya, kenapa mata adiknya ini begitu jeli.
Jieun menghela nafas, wanita muda itu melirik Jungkook yang masih tertidur di sofa dekat pintu masuk. "Aku tengah patah hati, tolong maklumi ya, Taehyungie ku sayang." ujar Jieun sambil tersenyum kecil.
Taehyung menatap sang kakak, ada sedikit rasa kasihan melihat sang kakak saat ini begitu menyedihkan. "Aku akan mencarikan seseorang untukmu, Noona"
Jieun terkekeh. Wanita itu bangkit dari duduknya untuk mengusap rambut hitam berantakan sang adik. "Terus panggil aku noona ya, tak sopan kau selalu memanggilku hanya dengan nama." ujar Jieun dengan senyum kecil di bibirnya.
"Habis kau menyebalkan."
Jieun menggeleng, Ia berbalik dan hendak pergi namun panggilan Taehyung kembali menghentikan langkahnya.
"Noona--
"Ya?"
"Terimakasih"
Jieun tersenyum lirih, wanita itu kembali melangkahkan kakinya dan sosoknya akhirnya hilang tertelan pintu ruangan Taehyung.
Taehyung menolehkan wajahnya ke samping, menatap pemandangan kota di balik jendela. Tiba-tiba otaknya memutar kenangan-kenangan manis dirinya dan Jieun sewaktu masih akur. Terlepas dari Jieun yang ingin merebut Jungkook dari Taehyung, kakaknya itu sangat sayang pada Taehyung, Taehyung selalu mementingkan sang adik ketimbang dirinya sendiri, mengorbankan banyak hal agar sang adik selalu tersenyum.
Taehyung tersenyum kecut, "Maaf, noona."
****
Kali ini yang berkunjung adalah Mrs. Park dan Jimin. Keduanya datang bersama dengan hadiah yang begitu banyak dan itu semua dibawa oleh Jimin. Tangan pemuda Park itu penuh dengan bungkusan kado berbagai ukuran.
Jungkook yang melihatnya hanya tersenyum mengejek, pemuda itu tak ingin repot membantu Jimin dan malah memilih menghampiri sang Ibu untuk meminta pelukan.
Jimin yang melihatnya hanya bisa mengumpati sang adik di hatinya dan dengan sedikit kesusahan menaruh semua hadiah di sofa. Pemuda Park itu mengelap keringat yang membasahi dahinya dengan lengan bajunya, kemudian mengibas-ngibaskan kedua tangannya di lehernya, jelas merasa gerah karena memang pemuda itu membawa kado dari basement hingga ke kamar inap Taehyung yang berada di lantai 3 rumah sakit.
"Lebay" komentar Jungkook saat melihat tingkah sang kakak.
Jimin mendelik pada Jungkook. "Taehyung-ah apa bagusnya sih Jungkook ini, kelebihan dia itu cuma wajah dan badannya. Mending kau denganku saja bagaimana?" tanya Jimin pada Taehyung, sengaja ingin membuat kesal Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HATE YOU |Kookv|
FanfictionMeskipun bibir dan otaknya mengatakan Ia membenci Jungkook, nyatanya hatinya tidak pernah menyetujui itu. #kookv #kv #kooktae ☆Happy Reading☆