PROLOG

8.9K 284 26
                                    

Hi call me Timtam🌻okay?

Kalau mau plagiat jauh-jauh sana. Hush, iya anda diusir😏

Tidak menerima plagiat dalam bentuk apapun!

Saya sumpahin yang plagiat hidupnya gak akan bahagia tujuh turunan! Kmu mengambil hak orang lain. Dosanya dunia akhirat

_____________________________________

🚫 CERITA INI HANYA PUBLISH DI WATTPAD SELAIN ITU BERARTI PLAGIAT!

⚠️ DON'T COPY MY STORY

•••

DARK ROMANCE

⚠️ WARNING! 17+ CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN PSYCHOPATH. JADI TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA!
•••

[HAPPY READING]

[HAPPY READING]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DOR

DOR

"Oh shit!" Umpat kasar seorang pria yang tengah bersembunyi dibalik drum besi. Ia sedang terkepung oleh orang-orang berpakaian serba hitam yang hendak membunuhnya. Terhitung jumlah mereka sepuluh orang.

Sudut mata pria itu menelisik, otaknya berpikir keras bagaimana caranya kabur tanpa ketahuan. Bukan dia tak bisa melawan, hanya saja dia tidak membawa senjata apapun. Jika melawan itu sama saja dengan cari mati.

"WOI KELUAR! Jangan sembunyi!"

"Kemana pria itu kabur?"

"Ayo kita berpencar. Cari pria itu sampai dapat. Kita harus membunuhnya malam ini juga!"

"Baik bos." Mereka berpencar, mencari di setiap tempat. Melihat adanya peluang untuk kabur, pria itu melangkah pelan-pelan. Namun, sepatunya malah tidak sengaja menginjak botol bekas hingga mengeluarkan bunyi nyaring.

Krek

"Itu dia, cepat kejar!"

"Fuck!" Pria itu berlari dengan kaki terpincang-pincang, darah menetes di setiap jalan yang dilewatinya. Ia terkena dua tembakan, di kaki kanan dan lengan kirinya.

Larinya terhenti saat dua pria tiba-tiba menghadangnya dari depan. Ia terkepung, pergerakannya terkunci. Dia tak bisa melarikan diri, mereka semua mengepung nya dari depan, belakang, serta samping kiri dan kanan.

"Mau lari kemana lagi hah?" Bukannya takut, pria itu malah tertawa, menatap remeh semua lawan dihadapannya.

"Ayo duel, satu lawan satu." Ajaknya datar.

"Kenapa kita harus mengikuti permintaan kamu? Buang-buang waktu."

Pria itu berdecih, "Cih, dasar pengecut! Beraninya cuman keroyokan. Ditantang satu lawan satu aja gak berani. BANCI LO SEMUA!"

"Diam! tidak usah banyak bicara." Bentaknya.

"Bawa dia!"

Bugh!

Pria itu menendang perut salah satu diantara mereka yang hendak mendekatinya. Akhirnya terjadilah aksi saling memukul, tak ada yang mau mengalah. Pria itu melawan dengan segala kemampuan nya. Berkali-kali terkena pukulan, tidak membuatnya menyerah.

Bught

Tubuhnya terhuyung ke belakang, sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Pria itu lengah, satu tonjokan mengenai wajahnya.

"Heh, lumayan." Seringai tipis menghiasi bibirnya.

"Ayo kita akhiri ini secepatnya!"

Brugh!

Kepalanya terasa pusing, ada yang memukulnya dari belakang. Pandangannya mengabur, beribu kupu-kupu terasa berterbangan di depan matanya. Tidak! Ia tidak boleh pingsan di sini. Dia berusaha bangkit, kedua tangannya masih terkepal erat.

"Jangan bergerak!" Tubuh pria itu seketika kaku, ujung pistol berada tepat di samping kanan kepalanya. Nafasnya tercekat, tak bisa bergerak sedikitpun. Ia kalah telak kali ini. Pilihannya hanya ada dua, hidup atau mati.

"Bersiaplah, hari ini keturunan Holland akan mati." Bos itu tertawa bahagia di tengah kesunyian malam. Pria yang dibidiknya dengan pistol adalah Leano Holland. Sang pewaris perusahaan ternama di dunia yang menduduki peringkat pertama keluarga berpengaruh.

"Apa ada pesan terakhir yang ingin disampaikan?" Sudut bibir Leano terangkat, membentuk senyuman yang mengerikan. Iris matanya gelap, udara malam itu semakin dingin.

"Kasih tau paman Erickson, keturunan Holland nggak akan mati di tangannya!"

"Cih, masih bisa sombong rupanya." Bos itu berdecih, tak habis pikir disaat-saat terakhir seperti ini Leano masih bisa berkata sombong. Tapi sudahlah, tugasnya hanyalah membunuh. Tak peduli urusan keluarga itu.

Leano menggertakan gigi, bos itu menekan ujung pistol sangat dalam. Menggesek permukaan kulitnya yang putih, satu tarikan pelatuk saja dapat dipastikan kepalanya akan pecah.

Apakah dirinya akan mati hari ini? Shit! Membayangkan itu saja Leano tidak terima.

"Three."

"Two."

"One."

DOR!

••••

_TBC_

Gimana prolog nya?

Seruu gak?

Tertarik untuk baca??

Lanjut nggak??

Kalau mau liat Trailer cerita ini ada di ig aku @tamaradevina_

Silahkan di follow ya :)

__________________________

⚠️ DISCLAIMER ⚠️

Karya ini bersifat fiksi segala unsur didalamnya tidak ada di kehidupan nyata. Entah nama, karakter dan setiap peristiwa yang didalamnya hanyalah karangan penulis. Jadi jangan bawa-bawa ke kehidupan nyata ya gengs!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

NOTE📌

CERITA INI HANYA UNTUK DI BACA BUKAN DI PLAGIAT!📌


Tertanda Araa

Rabu, 11 Mei 2022. Kalimantan Selatan.

LEANNETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang