Pemegang Kunci

257 23 4
                                    

Taeyong terbiasa bangun di jam lima pagi. Lalu menuju kamar mandi, mencuci muka, dan menggosok gigi. Mengamati sejenak wajah tertidur sang suami. Persis Jisung. Seperti bayi kecil yang masih suci. Taeyong seolah lupa akan bentakan Jaehyun semalam. Jika bisa, ia berharap kemarin hanyalah mimpi buruk yang terlalu nyata.

Puas mengamati wajah Jaehyun, Taeyong bergegas ke dapur untuk mempersiapkan sarapan mereka. Hari ini ia masak dengan tenang, tidak terkesan terburu-buru karena Jisung masih di rumah mertuanya. Biasanya ia harus repot memasak sembari membantu Jisung untuk bersiap ke sekolah. Meskipun begitu, Taeyong merasa senang menjalani kesibukannya mengurus Jisung. Taeyong yakin, sekarang Jisung pasti sedang bermanja dengan bibi kesayangannya, Jung Jaemin.

Melupakan tentang Jisung, ia kembali dengan urusan dapur. Membuka kulkas dan memandangi berbagai jenis masakannya semalam yang tidak tersentuh sama sekali. Miris, ia membuatnya penuh semangat, namun apa boleh buat semuanya kini berakhir di tong sampah. Ia lantas memutuskan membuat nasi goreng sosis. Jaehyun juga suka yang satu ini. Jika dipikir kembali, Jaehyun selalu suka apapun masakan yang ia buat. Selama hampir tujuh tahun pernikahan mereka, Jaehyun adalah orang yang merasakan perkembangan kemampuan memasak Taeyong. Dan setiap harinya, Jaehyun selalu berkata bahwa cita rasa masakannya semakin membaik. Lagi, mengingat kenangan indah dalam kehidupan pernikahan mereka membuat Taeyong percaya bahwa yang semalam hanyalah mimpi buruk yang terlalu nyata.

Tidak. Berhenti Taeyong. Mari fokus dengan masakanmu. Begitulah Taeyong mensugesti dirinya sendiri.

Setelah masakannya selesai, Taeyong menuju kamar mandi hendak mandi dan mempersiapkan keperluan Jaehyun. Selesai dengan urusannya, kini taeyong membangunkan Jaehyun perlahan. Jaehyun tampak menggeliat pelan, "aku sudah mempersiapkan air untuk mandi dan juga baju, ayo bangun, hari ini kamu shift pagi.." Ucap Taeyong lembut.

Jaehyun lalu bangun dan segera menuju kamar mandi tanpa menjawab perkataan Taeyong. Di kamar mandi, Jaehyun menatap cermin sejenak. Mengingat kembali kejadian tadi malam dan pagi ini. Jaehyun ingat betul bagaimana semalam ia membentak Taeyong. Dan pagi ini, istrinya tetap melayaninya dengan baik seolah semalam tidak terjadi apa-apa. Jaehyun tidak bisa menjamin jika saja Taeyong tahu yang sebenarnya terjadi, istrinya itu mungkin akan mulai mengabaikannya. Jaehyun sadar diri dan memang harus menerima konsekuensinya. Karena ia sudah mengambil keputusan, maka ia akan mengatakan semuanya pada Taeyong. Jika Taeyong mengetahui hal ini dari orang lain, ia justru menganggap dirinya jauh lebih brengsek dari seorang bajingan.

Selesai bersiap, Jaehyun turun ke ruang makan. Di sana ia melihat Taeyong tengah sibuk menata makanannya. Jaehyun mengambil tempat duduk. Taeyong tersenyum menyambut, dan segera mengambilkan nasi untuk Jaehyun.

"Mau pakai telur ?"

"Hm." Jaehyun hanya berdehem. Taeyong lalu mengambil teh yang tadi sudah disiapkan untuk Jaehyun. Jaehyun mulai menyadari satu hal. Putranya tidak ada, segelas susu untuk si kecil yang selalu tersedia di atas meja juga tidak ada.

"Jisung berada di rumah ayah, kemarin Nana berkunjung dan Jisung ikut untuk menginap."

Jisung sedang tidak ada di rumah. Jaehyun pikir ini waktu yang tepat untuk memberitahu Taeyong apa yang sebenarnya terjadi. Selesai makan mereka memang harus bicara.

"Tae ?"

Taeyong yang tengah mencuci piring bekas mereka makan menoleh, mematikan kran air terlebih dahulu "Ya ? Kamu butuh sesuatu ?"

"Aku tunggu kamu di ruang tengah, ada yang ingin kubicarakan." Jaehyun pergi tanpa menunggu jawaban Taeyong.

Taeyong menemui Jaehyun setelah mencuci piring. Entahlah perasaannya mendadak tidak nyaman. Menyadari keberadaan Taeyong, Jaehyun lalu berdiri. Seolah mengisyaratkan bahwa mereka tidak perlu duduk untuk bicara.

EVEN NOW [JAEYONG] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang