Jaehyun menatap tidak percaya obyek di depannya. Wanita yang hampir 2 bulan tidak ditemuinya kini tepat berada di depannya. Jaehyun ingin mendekat tapi Jaehyun yakin Taeyong pasti akan memilih menghindarinya. Maka dari itu Jaehyun lebih baik diam, memperhatikan sosok ibu dari anaknya itu di kejauhan.
Di sinilah Taeyong sekarang, Seoul Heaven Columbarium. Tepat di depan kotak abu milik sang putra. Sebelum datang ke sini ada banyak rangkaian cerita yang ingin ia utarakan. Namun tak satupun keluar dari bibir cerinya. Taeyong masih terdiam. Setia memandangi foto sang anak yang memakai jaket tebal dengan pipi kemerahan karena menahan rendahnya suhu udara di antara boneka salju yang berhasil mereka buat. Itu saat Jisung masih berusia tiga tahun. Memaksa kedua orang tuanya diturunnya salju pertama untuk keluar dan bermain salju. Kemudian fokusnya bergulir ke foto sebelah. Foto masa kecil Jisung dalam gendongan Taeyong dan Jaehyun yang melingkarkan tangannya pada pinggang Taeyong. Sejenak nampak Taeyong tersenyum. Tersenyum miris.
"Jisungie, maaf Mama baru datang lagi.." Setelah sekian lama terdiam, akhirnya Taeyong bersuara. Lalu tanpa disuruh air matanya menetes dan ia segera menyekanya. Taeyong tidak boleh terlihat bersedih di hadapan putranya.
"Jisungie, selamat ulang tahun sayang. Maaf ya Mama telat mengucapkannya..." Sebenarnya Taeyong tidak lupa akan hari ulang tahun Jisung. Tapi Taeyong memang sengaja datang ke Seoul tepat di hari ini. Tanggal 13 Februari. Sehari sebelum ulang tahun Jaehyun. Taeyong yakin di hari ulang tahun Jisung beberapa hari yang lalu pasti ada keluarga yang juga datang. Taeyong memang masih ingin menjaga jarak dengan keluarga besar Jung. Dan untuk alasannya memilih hari ini adalah ia yakin, mungkin orang-orang kini tengah sibuk menyiapkan perayaan sederhana untuk hari kasih sayang sekaligus untuk hari ulang tahun Jaehyun.
"Besok Ayah ulang tahun, maaf ya Mama tidak bisa memberikan hadiah kita untuk Ayah, Mama bahkan masih menyimpannya di kamar Jisung." Jaehyun terhenyak, Taeyong dan Jisung bahkan sudah menyiapkan hadiah untuk ulang tahunnya besok. Ingin rasanya ia segera menuju rumah lamanya dan mencari hadiah yang dimaksud Taeyong untuknya. Tapi jika ia pergi, ia tidak akan pernah tau di mana sebenarnya kini Taeyong tinggal.
"Jisung, Mama sudah tidak bersama Ayah lagi, Nak. Maaf karena Mama tidak bisa mempertahankan Ayah untuk tetap bersama kita..Maaf, Nak !" Taeyong menyeka kembali air matanya yang mulai deras menetes.
"Mama janji Mama akan baik-baik saja dengan jalan yang Mama pilih."
"Ah iya, Mama lupa menceritakan satu hal..hasil lab adik Ruto sudah keluar..Jisung bilang sama Tuhan ya biar adik Ruto tetap sehat." Untuk yang satu ini, Jaehyun yang berada di kejauhan tidak paham akan maksud Taeyong mengenai 'adik Ruto'. Ia tidak punya waktu untuk berpikir siapa 'adik Ruto' saat dilihatnya Taeyong bersiap pergi meninggalkan area columbarium.
Jaehyun terus mengikuti Taeyong sampai berhenti pada salah satu stasiun kereta Seoul. Jaehyun tidak bisa membeli kereta secara mendadak, pun ia masih belum tahu tujuan Taeyong ke mana. Ia terus mengamati Taeyong sampai akhirnya ia melihat Taeyong menaiki salah satu kereta dengan tujuan kota Jeju. Paling tidak Jaehyun tahu bahwa Taeyong kini berada di Jeju. Jaehyun lalu memanfaatkan kekuasaan Ayahnya, menghubungi salah satu orang kepercayaan Ayahnya untuk melacak keberadaan Taeyong di Jeju.
~~~
Jaemin memasuki ruang kerja Mark di rumah mereka tanpa mengetuk pintu. Mark sama sekali tak menyadari kehadiran Jaemin. Jaemin terkadang merasa kasihan pada suaminya. Akhir-akhir ini Mark terlihat sangat sibuk. Oa terus menatap layar laptop dan berkali-kali mencorat-coret kertas.
"Sayang.." Panggil Jaemin lembut. Mark mengalihkan pandangan pada istrinya. Membalas senyum lembut wanita yang sudah resmi menyandang marganya.
"Kenapa bangun ?"
"Kakak belum selesai ya kerjanya ?" Alih-alih menjawab, Jaemin malah balik bertanya. Mencuri pandang pada apa yang tertera di layar laptop suaminya. Jaemin kemudian membolakan matanya ketika sadar bahwa apa yang tertera di layar laptop Mark adalah tempat di mana Jisung mengalami kecelakaan.
"Kak ?" Jaemin lalu menatap penuh tanya suaminya.
"Nana, kecelakaan Jisung sepertinya sudah direncanakan.." Sebelumnya Mark berniat menutupi penyelidikan yang ia lakukan terhadap kasus tabrak lari Jisung kepada Jaemin. Namun sang istri sudah terlanjut mengetahui jadi lebih baik ia menceritakan saja pada Jaemin.
"Apa maksud Kak Mark ?"
"Nana, beberapa hari yang lalu kakak datang ke lokasi kecelakaan Jisung dan memeriksa tiap sudut jalan. Beberapa rekaman CCTV berhasil kakak kumpulkan. Dan ada kejanggalan yang kakak temukan. Mobil yang menabrak Jisung sebelumnya terparkir di salah satu depan toko, mungkin sekitar 1500 meter dari jarak kecelakaan Jisung. Tepat di detik Jisung mulai menyebrang mobil itu mulai melaju. Dan yang lebih anehnya, kakak sudah menanyakan pada bapak pemilik toko bahwa ia yakin 100 % pengemudi dalam mobil tersebut memang hanya berdiam diri di dalam. Tidak sama sekali turun dari mobil."
Jaemin tidak tahu ia harus bereaksi apa. Ia sedikit banyak paham akan kecurigaan suaminya. Namun yang sangat disayangkannya adalah siapa orang yang tega melakukan ini. Keponakannya tidak mungkin memiliki musuh.
"Lalu siapa pengemudi itu Kak, Jisung masih kecil tidak ada yang menginginkan kematiannya.."
"Orang suruhan."
"Jadi, maksud kakak__"
"Ya, ada orang lain yang memberitahukan pada pengemudi ketika Jisung mulai menyebrang." Jaemin semakin membolakan matanya. Pikirannya melalang buana. Jika dari cerita Taeyong, saat itu Jisung pergi dengan ayahnya. Tapi tidak mungkin Jaehyun merencanakan semua ini. Mark kemudian menyadari arah pikiran istrinya ketika ia melihat Jaemin terus berusaha menggelengkan kepalanya.
"Tidak sayang, tentu saja bukan Kak Jaehyun !" Mark mempertegas itu pada istrinya.
"Wanita yang saat itu bersama Kak Jaehyun di rumah sakit, bukankah seharusnya ia tidak di sana ?" Ya. Jika benar Jisung hanya pergi dengan ayahnya harusnya wanita itu tidak ada saat Jaehyun membawa Jisung ke rumah sakit. Kecuali jika sebelumnya mereka memang berada di tempat yang sama.
"Park Chaeyoung ?"
~~~
Selamat ulang tahun Ayah !!
Dari Mama dan Jisung yang akan selalu menyayangi Ayah ❤❤To be continue
Sorry for typo !!
Vote & coment !!
Emang pendek sih, tapi semoga tetap suka ceritanya
KAMU SEDANG MEMBACA
EVEN NOW [JAEYONG] ✔️
FanfictionKita begitu dekat satu sama lain, mengapa di antara kita harus ada yang menderita Cast : (GS) Jaeyong Markmin Inspired of : Yang Yoseob - Even Now (Our Beloved Summer OST)