Mengantar Ayah

538 28 0
                                    

Pagi ini setelah menyelesaikan sarapannya, Jisung tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih pada mamanya. Table manner yang diajarkan orang tuanya benar-benar diterapkan dengan baik oleh Jisung.

"Terima kasih mama, makanannya enak." Ucapnya sembari mengacungkan jempol, Taeyong yang duduk di sebelah putranya merespon dengan mengusak pelan surai Jisung. Jaehyun lalu turut mencubit pelan pipi Jisung. Merasa gemas akan tingkahnya sekalipun hampir setiap hari ia melihat Jisung seperti itu. Bagi Jaehyun, tidak ada kata membosankan jika itu menyangkut Jisung dan Taeyong. Ya, sejauh ini tidak ada. Dan semoga selamanya tetap seperti itu.

Melepas perhatian dari Jisung, Jaehyun beralih fokus pada secangkir teh yang sudah disediakan Taeyong di mejanya. Teh buatan Taeyong merupakan minuman yang wajib ia minum di setiap harinya. Tidak ada yang istimewa dari teh ini, tapi Jaehyun bisa merasakan perbedaan teh buatan Taeyong dan teh buatan orang lain.

"Your tea is delicious, thank you.."

"You're welcome.." Kecupan di kening diberikan Jaehyun sebagai hadiah. Taeyong memejamkan matanya, menikmati setiap afeksi lembut Jaehyun.

"Ayah, mama..ayo Jisung tidak mau terlambat !" Teriakan Jisung yang sudah berada di teras rumah berhasil membuyarkan kegiatan mereka. Taeyong lalu mengambil jarak dan tersenyum sejenak.

"Baiklah ayah, putramu sudah menunggu." Ucap Taeyong lalu meyusul putranya.

Hari ini sebelum menuju rumah sakit, pasangan suami istri itu mengantarkan putra mereka terlebih dahulu menuju sekolah.

~~~

Pukul delapan pagi, rumah sakit belum terlalu ramai. Namun beberapa dokter dan suster sudah terlihat berlalu lalang memenuhi lantai rumah sakit. Baru saja keluar dari pintu lift, Jaehyun sudah disambut oleh Choi Soobin, dokter residen yang berada di bawah bimbingannya.

"Dokter Jung, Carat Hospital mengabarkan bahwa ada donor jantung yang tersedia, saya sempat memeriksa datanya, sepertinya cocok dengan pasien kita Lee Sooman."

"Kau sudah memberitahu pihak keluarga ?"

"Belum dokter."

"Bagus, kirim datanya padaku, aku akan memeriksanya dulu."

Bagus. Soobin sepertinya telah belajar dari pengalaman, dan Jaehyun cukup bangga akan perubahan Soobin ini. Dia belajar dengan cukup cepat.

Soobin mengekori Jaehyun ke ruangannya dan memberikan data yang diminta Jaehyun, di mana tadi ia sempat mencetaknya agar Jaehyun lebih mudah membacanya dibanding hanya melihat soft file nya saja. Ia lalu berpamitan karena masih harus membuat laporan dan mengunjungi pasien bersama dokter Ji.

Selepas kepergian Soobin, Jaehyun melakukan dengan teliti pekerjaannya. Ia lalu segera merogoh ponsel di sakunya dan menelepon seseorang. Terdengar nada sambung di sana.

"Ya, halo dokter Jung, apa kabarmu teman ?"

"Kim Mingyu berhenti main-main..ada hal penting yang harus kutanyakan." Begitulah Jaehyun, selalu profesional dalam bekerja.

"Iya, aku sudah paham. Residenmu sudah memberitahu dan kau sekarang menghubungiku. Sudah sangat jelas, pihak kami akan mengirimkan organnya segera. Pasienmu terdaftar dalam daftar pertama jadi aku segera menghubungi rumah sakitmu."

"Terima kasih Mingyu, tidak sia-sia aku berteman denganmu."

"Ya, Dasar !! Ngomong-ngomong bagaimana kabar keluargamu ? Mari bertemu, Wonwoo pasti senang bertemu Jisung."

EVEN NOW [JAEYONG] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang